Kota Salatiga

kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia
Revisi sejak 13 Desember 2023 12.51 oleh Herryz (bicara | kontrib)



Kota Salatiga (bahasa Jawa: ꦯꦭꦠꦶꦒ, pengucapan bahasa Jawa: [sɔlɔˈt̪igɔ]) adalah salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Tengah, Indonesia, yang menjadi enklave dari Kabupaten Semarang. Kota Salatiga terletak 49 kilometer di sebelah Selatan Kota Semarang dan 52 kilometer di sebelah Utara Kota Surakarta, serta berada di jalan negara yang menghubungkan antara Kabupaten Semarang dengan kota Surakarta. Jumlah penduduk kota Salatiga hingga akhir tahun 2021 berjumlah 193.525 jiwa.[1]

Kota Salatiga
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦯꦭꦠꦶꦒ
Dari atas, kiri ke kanan: Gerbang Tol Salatiga, Tanda Salatiga di Tol Salatiga - Bawen Area Dukuh Plumpungan, Taman Tingkir Salatiga, UIN Salatiga, Klenteng Hok Tek Bio, GPIB Tamansari.
Bendera Kota Salatiga
Lambang resmi Kota Salatiga
Motto: 
श्रीर् अस्तु स्वस्ति प्रजाभ्यः
Śrīr astu svasti prajābhyaḥ
(Sanskerta) Semoga bahagia, selamatlah rakyat sekalian![a]
Peta
Peta
Kota Salatiga di Jawa
Kota Salatiga
Kota Salatiga
Peta
Kota Salatiga di Indonesia
Kota Salatiga
Kota Salatiga
Kota Salatiga (Indonesia)
Koordinat: 7°20′20″S 110°30′08″E / 7.3389°S 110.5022°E / -7.3389; 110.5022
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13/1950
Hari jadi24 Juli 750 (umur 1274)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 23
Pemerintahan
 • BupatiYasip Khasani (Pj.)
 • Wakil BupatiLowong
 • Sekretaris DaerahWuri Pujiastuti
Luas
 • Total54,98 km2 (21,23 sq mi)
Populasi
 • Total193.525
 • Kepadatan3.520/km2 (9,100/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 79,46% Islam
  • 0,35% Buddha
  • 0,04% Hindu
  • 0,01% Lainnya[2]
 • IPMKenaikan 84,35 (2022)
Sangat Tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3373 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 298
Pelat kendaraanH xxxx **B/*K/*T/*O
Kode Kemendagri33.73 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 475.828.296.000,- (2020)
Semboyan daerahHati Beriman
(Sehat, Tertib, Bersih, Indah, dan Aman)
Flora resmiRejasa
Fauna resmiAnis merah
Situs webwww.salatiga.go.id
  1. ^ Kalimat pertama dari prasasti Plumpungan.

Sejarah

Prasasti Plumpungan

 
Prasasti Plumpungan.

Pada masa Hindu-Buddha, Salatiga telah menjadi daerah istimewa sebagaimana tertera dalam prasasti Plumpungan atau prasasti Hampra. Prasasti yang berangka tahun 672 Saka atau 750 Masehi ini ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Menurut Soekarto Kartoatmadja, candrasengkala dalam prasasti Plumpungan menunjuk hari Jumat (Suk) rawâra tanggal 31 Asadha atau tanggal 24 Juli 750 Masehi. Tanggal tersebut merupakan peresmian Desa Hampra (Plumpungan) menjadi daerah perdikan. Berdasarkan prasasti ini, hari jadi Salatiga ditetapkan pada tanggal 24 Juli 750, yang dibakukan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor 15 tanggal 20 Juli 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.[4]

Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum tentang suatu tanah perdikan atau swatantra bagi Desa Hampra di wilayah Trigramyama yang diberikan Raja Bhanu untuk kesejahteraan rakyatnya. Tanah perdikan dikenal pula dengan sebutan sima. Tanah ini biasanya akan diberikan oleh para raja kepada daerah tertentu yang benar-benar berjasa kepada kerajaan atau secara sukarela mendirikan bangunan suci keagamaan. Daerah tersebut selanjutnya menjadi daerah otonom yang dibebaskan dari pajak. Daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan pada zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga saat ini. Untuk mengabadikan peristiwa itulah, Raja Bhanu menulis dalam prasasti Plumpungan kalimat Srir Astu Swasti Prajabhyah yang berarti “semoga bahagia, selamatlah rakyat sekalian”.

Melalui prasasti Plumpungan dapat diperkirakan bahwa daerah Salatiga dahulu berada di bawah otoritas Kerajaan Mataram. Di sisi lain, Raja Bhanu yang disebutkan dalam prasasti Plumpungan belum dapat diketahui hubungannya dengan Kerajaan Mataram, tetapi para peneliti menyatakan bahwa seseorang yang mendirikan bangunan suci merupakan seorang bangsawan. Informasi lain yang disampaikan melalui prasasti Plumpungan menunjukkan adanya komunitas Buddha di Salatiga. Lebih dari itu, masyarakat Salatiga juga telah mengenal organisasi kemasyarakatan dalam bentuk kerajaan, meskipun wilayah Salatiga bukan merupakan pusat kerajaan.

Nama Salatiga juga diperkirakan berasal dari perkembangan nama dewi yang disebutkan dalam prasasti Plumpungan, yaitu Siddhadewi. Siddhadewi dikenal dengan nama Dewi Trisala. Nama Trisala kemudian dilestarikan di tempat dewi ini dipuja. Lokasi tersebut dinamakan Tri-Sala, yang berdasarkan kaidah hukum bahasa bisa berbalik menjadi Sala-tri atau Salatiga.

Masa Hindia Belanda

 
Lukisan oleh Josias Cornelis Rappard yang menggambarkan gereja di Salatiga (tahun 1880-an).
 
Pemandangan salah satu ruas jalan di Salatiga, yaitu Toentangscheweg – jalan menuju ke arah Semarang (sekarang bernama Jalan Diponegoro) pada tahun 1918 (Tropenmuseum, de Toentangscheweg te Salatiga, Midden-Java).

Salatiga pada masa kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya perjanjian antara Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said (kelak menjadi K.G.P.A.A. Mangkunegara I) di satu pihak dan Kasunanan Surakarta dan VOC di pihak lain. Perjanjian ini menjadi dasar hukum berdirinya Kadipaten Mangkunegaran. Pada zaman penjajahan Belanda telah cukup jelas batas dan status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 mulai 1 Juli 1917 didirikan Stadsgemeente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8 desa.[5] Dikarenakan dukungan faktor geografis, udara sejuk dan letak yang sangat strategis, serta bangunan berarsitektur Indis yang mewah,[6] Kota Salatiga cukup dikenal keindahannya pada masa penjajahan Belanda, bahkan sempat memperoleh julukan De Schoonste Stad van Midden-Java (Kota Terindah di Jawa Tengah).[7]

Letak geografis

Wilayah Salatiga menempati letak posisi yang sangat strategis karena berada pada persilangan jalan raya dari lima jurusan, yaitu Semarang, Bringin, Surakarta, Magelang, dan Ambarawa. Pada saat ini, Salatiga terdiri atas empat kecamatan (Argomulyo, Sidomukti, Sidorejo, dan Tingkir) dan 23 kelurahan (Blotongan, Bugel, Cebongan, Dukuh, Gendongan, Kalibening, Kalicacing, Kauman Kidul, Kecandran, Kumpulrejo, Kutowinangun Kidul, Kutowinangun Lor, Ledok, Mangunsari, Noborejo, Pulutan, Randuacir, Salatiga, Sidorejo Kidul, Sidorejo Lor, Tegalrejo, Tingkir Lor, dan Tingkir Tengah).

Adapun batas-batas wilayah Salatiga adalah sebagai berikut.[8]

Utara Kecamatan Pabelan (Desa Pabelan dan Desa Pejaten) dan Kecamatan Tuntang (Desa Kesongo dan Desa Watu Agung).
Timur Kecamatan Pabelan (Desa Glawan, Desa Sukoharjo, dan Desa Ujung-Ujung) dan Kecamatan Tengaran (Desa Bener, Desa Nyamat, dan Desa Tegalwaton).
Selatan Kecamatan Getasan (Desa Jetak, Desa Samirono, dan Desa Sumogawe) dan Kecamatan Tengaran (Desa Karang Duren dan Desa Patemon).
Barat Kecamatan Getasan (Desa Polobogo) dan Kecamatan Tuntang (Desa Candirejo, Desa Gedangan, Desa Jombor, dan Desa Sraten).

Keadaan alam

Wilayah Salatiga terletak pada ketinggian antara 450-825 meter di atas permukaan air laut. Secara morfologi, Salatiga berada di daerah cekungan kaki Gunung Merbabu dan gunung-gunung kecil, yaitu Gunung Telomoyo, Gunung Ungaran, Gunung Payung, dan Gunung Rong. Morfologi pegunungan menyebabkan Salatiga beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata antara 230-240 C. Adanya kombinasi lereng dan kaki gunung tersebut juga menyebabkan Salatiga terletak pada dataran yang miring ke barat dengan tingkat kemiringannya berkisar antara 50-100, sehingga dapat dikatakan bahwa Salatiga merupakan dataran sekaligus lereng gunung dan pegunungan.

Secara terperinci, topografi atau bentuk permukaan tanah Salatiga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

  1. Daerah topografi bergelombang dengan persentase + 65%, yaitu Kelurahan Bugel, Kelurahan Dukuh, Kelurahan Kauman Kidul, Kelurahan Kumpulrejo, Kelurahan Kutowinangun Kidul, Kelurahan Kutowinangun Lor, Kelurahan Ledok, Kelurahan Salatiga, dan Kelurahan Sidorejo Lor.
  2. Daerah topografi miring dengan persentase + 25%, yaitu Kelurahan Cebongan, Kelurahan Gendongan, Kelurahan Kecandran, Kelurahan Mangunsari, Kelurahan Pulutan, Kelurahan Randuacir, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Sidorejo Lor, Kelurahan Tegalrejo, Kelurahan Tingkir Lor, dan Kelurahan Tingkir Tengah.
  3. Daerah topografi datar dengan persentase + 10%, yaitu Kelurahan Blotongan, Kelurahan Kalibening, Kelurahan Kalicacing, dan Kelurahan Noborejo.[8]

Jenis tanah di Salatiga sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tanah latosol cokelat dan tanah cokelat tua. Tanah latosol cokelat sangat baik untuk tanaman padi, palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan dengan produktivitas sedang hingga tinggi, sedangkan tanah latosol cokelat tua cocok untuk tanaman hortikultura seperti kopi, teh, dan pisang yang banyak dijumpai di bagian utara Salatiga.

 
Pemandian Kalitaman di Salatiga pada tahun 1928 (Tropenmuseum, Het Zwembad van Kalitaman te Salatiga, Midden-Java).

Faktor pendukung lain yang turut memengaruhi kesuburan tanah di Salatiga adalah konsenterasi air. Salatiga memiliki tiga sumber mata air yang letaknya berdekatan, yaitu Kalitaman, Benoyo, dan Kalisumbo. Air dari ketiga sumber tersebut memiliki debit yang cukup besar untuk keperluan sehari-hari. Khusus untuk sumber mata air Kalitaman dipakai sebagai kolam renang sejak zaman gemeente dan sampai saat ini menjadi kolam renang bertaraf nasional di Jawa Tengah. Selain ketiga sumber mata air tersebut, masih ada beberapa sumber mata air lagi di Salatiga, yaitu Belik Kalioso, Senjoyo, dan Muncul, sehingga tidak aneh apabila beberapa nama di wilayah ini menggunakan kata-kata yang menunjukkan sumber mata air tersebut, yaitu Dukuh Kalitaman, Kalisumba, Kalioso, Kalibodri, Kalimangkal, dan Kalicacup.

Pemerintahan

Masa Hindia Belanda

Pada tahun 1895 Salatiga digabung dengan Kabupaten Semarang berdasarkan Staatsblad No. 35 tanggal 13 Februari 1895. Menjelang akhir 1901 Salatiga sebagai afdeling kontrol dihapuskan dan digabungkan dengan Ambarawa. Berselang dua tahun kemudian, Salatiga secara resmi dipimpin oleh asisten residen. Afdeling Salatiga dibagi menjadi dua afdeling kontrol, yaitu Salatiga dan Ambarawa. Salatiga membawahi Distrik Salatiga dan Distrik Tengaran, sedangkan Ambarawa membawahi Distrik Ambarawa dan Distrik Ungaran.[9]

Pada perkembangannya, Salatiga beralih status menjadi stadsgameente setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 25 Juni 1917 No. 1 yang dimuat dalan Staatsblad No. 226 tahun 1917. Status staadsgementee meningkat menjadi gemeente pada tahun 1926. Adapun daerah yang dapat ditetapkan sebagai daerah otonom adalah kota yang mempunyai sifat kebaratan, banyak penduduk Eropa dan di sekitarnya harus ada perkebunan.[9]

Peningkatan status Salatiga sebagai gameente sempat dipertanyakan karena penduduknya yang sedikit dan wilayahnya yang kecil. Meski penetepan ini bernuasna politik untuk kepentigan orang kulit putih, tetapi Salatiga sebenarnya telah memenuhi syarat sebagai gameente, yaitu: penduduk, keadaan setempat dan keuangan.[9]

Dari faktor penduduk, jumlah penduduk kulit putih di Salatiga pada saat itu mencapai kurang lebih 17 persen. Hal ini sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi sebuah gameente yang menetapkan minimal penduduk kulit putih (Eropa maupun etnis lain) adalah 10 persen. Salatiga yang pada saat itu masih dipenuhi perkebunan-perkebunan menjadi pertimbangan peningkatan status menjadi gameente. Hal ini terkait dengan kedaadan setempat yang dapat menunjang perkembangan gameente nantinya. Faktor keuangan terutama berkaitan dengan perpajakan, Salatiga dianggap sudah bisa memenuhinya.[9]

Masa Republik Indonesia

Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga adalah bekas stadsgemeente yang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1929 No. 393 yang kemudian dicabut dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kecil Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Daftar Wali Kota

No. Potret Nama Mulai Menjabat Selesai Menjabat Prd. Wakil Wali Kota Ket.
1   R. Patah 1 Juni 1950 2 Juni 1950 1 Tidak Ada [10][ket. 1]
  M.S. Handjojo (Penjabat) 1950 1950
2   Mas Soedijono 1950 1957 2
3   Soewandi Martosoewojo 1957 1961 3
4   Bakri Wahab 1961 1966 4
5   Letkol.
S. Soegiman
1966 1976 5
6
6   Kol. Pol.
S. Ragil Pudjiono
1976 1981 7
7   Djoko Santoso,
B.A.
1981 1986 8
8   Doelrachman Prawiro Soediro 1986 1991 9
9   Drs.
Indra Suparno
1991 1996 10
10   Drs.
Soewarso
1996 2001 11
11   H.
Totok Mintarto
11 Juli 2001 9 Februari 2007 12 John Manuel Manoppo,
S.H.
12   John Manuel Manoppo,
S.H.
2007 2011 13 Diah Sunarsasi
13   H.
Yuliyanto,
S.E., M.M.
11 Juli 2011 11 Juli 2016 14 Muhammad Haris
  Drs.
Agus Rudianto,
M.M.

(Penjabat)

11 Juli 2016 22 September 2016
  Drs.
Achmad Rofai,
M.Si

(Penjabat)

22 September 2016 22 Mei 2017
(13)   H.
Yuliyanto,
S.E., M.M.
22 Mei 2017 22 Mei 2022 15 Muhammad Haris
  Drs.
Sinoeng Noegroho Rachmadi,
M.M.

(Penjabat)

22 Mei 2022 13 Desember 2023
  Yasip Khasani,
S.I.P., M.M.

(Penjabat)

13 Desember 2023 Petahana
Keterangan
  1. ^ Wafat saat menjabat

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Salatiga dalam empat periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014[11] 2014–2019[12] 2019–2024[13] 2024–2029
PKB 0   2   4   5
Gerindra (baru) 0   4   4   4
PDI-P 4   8   8   8
Golkar 4   2   1   0
NasDem (baru) 1   1   1
PKS 4   4   4   4
PAN 2   0   0   0
Demokrat 4   3   3   3
PPP 1   1   0   0
PKPI 3   0   0
PIS (baru) 2
PPRN (baru) 1
Jumlah Anggota 25   25   25   25
Jumlah Partai 9   8   7   6

Kecamatan

Kota Salatiga memiliki 4 kecamatan dan 23 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan sebesar 186.859 jiwa dan luas wilayah 57,36 km² dengan kepadatan 3.257 jiwa/km².[14][15] Sebelum tahun 1992, Salatiga dibagi menjadi satu kecamatan, Kecamatan Salatiga. Menurut Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1992, 13 desa di Kabupaten Semarang dipindahkan ke Salatiga, dan Kecamatan Salatiga dilebur, sehingga sekarang terdapat empat kecamatan.[16]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Salatiga, adalah sebagai berikut:[17]

Kode
Kemendagri
Kecamatan Luas
(km²)
Populasi
(2015)
Kepadatan
(2015)
Kodepos[18] Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
33.73.03 Argomulyo 18,526 43.424 2.344 50731-50736 6
33.73.01 Sidorejo 16,247 55.632 3.424 50711-50716 6
33.73.04 Sidomukti 11,459 41.871 3.654 50721-50724 4
33.73.02 Tingkir 10,549 42.888 4.066 50741-50746 7
TOTAL 56,781 183.815 3.237 23

Demografi

Populasi historis
Tahun Jumlah
Pend.
  
±% p.a.  
1900 10.000—    
1905 12.000+3.71%
1920 18.895+3.07%
1929 19.192+0.17%
1930 24.397+27.12%
1961 58.135+2.84%
1971 69.184+1.76%
2000 153.036+2.78%
2010 171.067+1.12%
2021 193.525+1.13%
Sumber: 1900–1930,[19] 1961–1971,[20] 2000–2010,[21]

Pada 2015, Salatiga memiliki populasi sebesar 183.815, dengan 89.928 laki-laki dan 93.887 perempuan. Dan hingga akhir tahun 2021, berjumlah 193.525 jiwa.[1]

Agama

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2022, mayoritas masyarakat Salatiga menganut agama Islam yakni 79,46%. Kemudian penduduk yang menganut agama Kekristenan memiliki jumlah yang signifikan yakni sebanyak 20,14%, yang mana Kristen Protestan sebanyak 15,53% dan selebihnya Katolik sebanyak 4,61%. Agama lain yakni Buddha sebanyak 0,35% yang umumnya adalah keturunan Tionghoa, Hindu sebanyak 0,04% dan Konghucu serta aliran kepercayaan) sebanyak 0,01%.[2][22] Salatiga terkenal akan toleransi agamanya dan merupakan salah satu dari sedikit kota di Jawa untuk mengadakan perayaan dan festival Natal di luar ruangan.

Beberapa tempat ibadah di Salatiga, yaitu:

Ekonomi

Terdapat sebuah industri pengolahan yang berkembang, yang mencakup tekstil, produksi ban dan pemotongan hewan. Pada tahun 2000, industri ini berkontribusi 119,76 miliar rupiah terhadap ekonomi Salatiga. Salatiga terletak di persimpangan dari dan ke Semarang, Surakarta dan Yogyakarta, membawa keuntungan terhadap sektor perdagangannya. Pada 2000, sektor perdagangan berkontribusi 109 miliar rupiah terhadap ekonomi Salatiga.[39]

Pendidikan

Di kota ini terdapat UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) salah satu universitas Kristen swasta ternama di Indonesia. Selain itu terdapat pula UIN Salatiga (Universitas Islam Negeri Salatiga) sebagai satu-satunya perguruan tinggi Islam negeri di Kota Salatiga yang berdiri berkat dukungan berbagai pihak terutama para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Kemudian ada Institut Roncali, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer, Amika, Akbid ArRum, Akbid Bhakti Nusantara, sekolah perhotelan Wahid Hospitality School, sekolah berkuda Arrowhead, dan STIBA Satya Wacana.

Sekolah-sekolah menengah di Salatiga melalui Internet dihubungkan dalam Jaringan Pendidikan Salatiga. Adapun sekolah-sekolah menengah umum di Salatiga antara lain SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Negeri 2 Salatiga, SMA Negeri 3 Salatiga, dan beberapa SMA swasta. Sedangkan untuk sekolah kejuruan ada SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, SMK Negeri 3 Salatiga dan beberapa SMK swasta dan sekolah internasional.

Di Salatiga ada 10 SMP Negeri, 1 MTs Negeri Salatiga dan beberapa SMP swasta seperti SMP Muhammadiyah, SMP Islam Al Azhar 18, SMP Stella Matutina, SMP Kristen 1, SMP Kristen 2, dan SMP Laboratorium Satya Wacana, SMP Raden Paku Blotongan, SMP Islam Sudirman, SMP Darma Lestari, SMP IT Nidaul Hikmah, SMP Muhammadiyah Plus dll. Adapun beberapa SD Negeri yang tersebar di banyak daerah dan juga swasta yang banyak terpusat diperkotaan dan mulai merambah ke daerah pinggiran.

Pendidikan non formal juga telah berdiri, yaitu Sekolah "Baking" yang dipelopori oleh Perusahaan Terigu Bogasari, yaitu Bogasari Baking Center (BBC) di dekat kampus Universitas Kristen Satya Wacana (Cungkup-Sayangan, Kec.Sidorejo)

Sebagai Kota Pendidikan, Salatiga juga memiliki Perpustakaan Umum Kota Salatiga sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang menyediaan sumber informasi dan pengetahuan bagi setiap orang, khususnya bagi warga Salatiga.[40]

Transportasi

Salatiga tidak memiliki stasiun kereta api maupun bandara, tetapi masyarakat dapat mengakses wilayah ini dengan menggunakan bus melalui kelima daerah tersebut.[41]

Bus Antar Kota

Salatiga memiliki tiga terminal, yaitu Terminal Tingkir yang melayani tujuan AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) dan AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya; Terminal Tamansari yang melayani tujuan dalam kota; serta Terminal Rejosari yang melayani tujuan dalam kota dan wilayah sekitar Magelang (Getasan, Kopeng, dan Ngablak).

Angkutan Massal

 
Terminal Angkota Tamansari di Salatiga

Untuk transportasi massal, Salatiga memiliki angkutan kota, bus kota ESTO, Sawojajar, Konco Narimo, Tunas Mulya, Safari dan armada taksi Galaksi Taksi dan Matra Taksi dengan tujuan beberapa daerah di sekitar kota Salatiga. Salatiga juga sudah memiliki transportasi berbasis online yaitu GO-JEK dan Grab serta transportasi tradisional seperti andong dan becak.

Jalan Lingkar Kota

Salatiga memiliki Jalan Lingkar Selatan Salatiga yang beroperasi tahun 2011 dengan total panjang 14 km yang membentang dari Blotongan hingga Cebongan Salatiga.

Jalan Tol

Salatiga juga dilintasi oleh Jalan Tol Semarang-Surakarta seksi 3 yaitu Jalan Tol Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 kilometer yang disebut sebagai Panoramic Toll Road karena keindahan pemandangan alam sepanjang perjalanan. Jalan Tol Semarang–Surakarta ini melewati daerah utara dan timur kota Salatiga yang akan memiliki dua Gerbang Tol yaitu Gerbang Tol Salatiga di Tingkir, Salatiga yang telah dibuka serta Gerbang Tol Pattimura yang akan dibangun pada 2018 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kemen PUPR) berlokasi di Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga yang akan langsung mengakses dalam pusat kota dimana proyek ini akan menelan investasi sekitar 70 miliar.[42] Secara umum, tujuannya adalah agar akses dapat ditempuh lebih cepat dari Kota Semarang, Kota Surakarta, maupun Jogja. Jalan tol ini telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 25 September 2017, dan tepat pada hari itu, Jalan Tol sudah mulai bisa difungsikan.[43] kemudian jalan menuju akses Exit Tol atau dari Terminal Tingkir akan dilebarkan yang semula memiliki lebar hanya 6 meter menjadi 11 meter[44] meskipun perencanaan Pemkot pada 2015 adalah jalan Suruh-Tingkir ini akan dilebarkan menjadi 21 meter dan panjang 2 kilometer sesuai standar jalan nasional dengan estimasi biaya anggaran sebesar 26 miliar.[45]

Objek wisata

Beberapa objek wisata alam dan keluarga di Salatiga, yaitu:

Bangunan bersejarah

Beberapa bangunan bersejarah di Salatiga, yaitu:

Kesenian

Beberapa kesenian yang berkembang di Salatiga, yaitu:

Kesehatan

Rumah sakit

Kode Nama Rumah Sakit Jenis Tipe Alamat
1. 3373016 RSUD Kota Salatiga RSUD B Jalan Osamaliki No.19, Sidorejo Lor, Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah 50721
2. 3373042 RS Paru dr. Ario Wirawan RS Paru A Jalan Hasanudin No.806, Mangunsari, Sidomukti, Salatiga, Jawa Tengah 50721
3. 3373092 RSIA Hermina Mutiara Bunda Salatiga RS C Jalan Merak No.08, Mangunsari, Sidomukti, Salatiga, Jawa Tengah 50721
4. 3373020 RST Dr. Asmir (DKT) RS C Jalan Dr. Muwardi No.50, Kutowinangun Kidul, Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah 50711
5. 3373090 RS Puri Asih Salatiga RS C Jalan Jenderal Sudirman No.169, Gendongan, Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah 50743
6. 3373091 RS Sejahtera Bhakti RS D Jalan Magersari No.136, Tegalrejo, Argomulyo, Salatiga, Jawa Tengah 50733
7. 3373086 RS Syifaa Rohmani RS THT D Jalan Osamaliki No.26A, Sidorejo Lor, Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah 50714

Olahraga

Klub sepak bola Salatiga adalah Persatuan Sepak Bola Indonesia Salatiga (PSISa)[74][75] dan Hati Beriman FC yang dikelola oleh manajemen klub.[76] Adapun Diklat Salatiga telah mencetak beberapa pemain tim nasional seperti Gendut Doni Christiawan.[77] Selain sepak bola, juga terdapat beberapa cabang olahraga yang berprestasi seperti pencak silat, karate dengan pembina Dragon Master serta klub-klub lainnya dan sudah sering memberi kejuaraan dan kebanggan bagi Salatiga. Banyak atlet olahraga yang mewakili kota bahkan Indonesia dalam pertandingan. Dari UKSW sendiri juga terdapat klub basket Satya Wacana LBC Angsapura yang sudah sering sekali menjuarai liga basket Indonesia.

Sarana tempat olahraga di Salatiga di antaranya:

  • Stadion Kridanggo.[78]
  • Tennis Indoor Kridanggo.
  • Tennis Outdoor Veteran.
  • Futsal Arena, The Goals, Salatiga Futsal.
  • Salatiga Paintball.
  • Kalijaya Fitnes.
  • Power Fitnes Center.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c "Kota Salatiga Dalam Angka 2022" (pdf). Badan Pusat Statistik Kota Salatiga. hlm. 8, 52. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-03. Diakses tanggal 3 November 2022. 
  2. ^ a b "Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama Yang Dianut di Kota Salatiga 2021". Badan Pusat Statistik. 28 Maret 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-03. Diakses tanggal 3 November 2022. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2 Oktober 2023. 
  4. ^ Mubarok, Imam (30 Agustus 2014). Winarno, Hery H, ed. "Menengok Prasasti Plumpungan, cikal bakal Salatiga". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-28. Diakses tanggal 20 Mei 2019. 
  5. ^ Maharani 2009, hlm. 42–43.
  6. ^ Maharani 2009, hlm. 57.
  7. ^ "Sejarah Kota Salatiga". Pemerintah Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 August 2006. 
  8. ^ a b Pemerintah Kota Salatiga (tanpa tanggal). "Keadaan Geografis Kota Salatiga". Website Resmi Pemerintah Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-07. Diakses tanggal 13 Juli 2019. 
  9. ^ a b c d Rohman, Fandy Aprianto (2020-06-18). "Administrasi Pemerintahan Gameente di Salatiga Tahun 1917-1942". Walasuji: Jurnal Sejarah dan Budaya. 11 (1): 121–122. doi:10.36869/wjsb.v11i1.64. ISSN 2502-2229. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-18. Diakses tanggal 2020-06-18. 
  10. ^ "Kilas Balik Salatiga Pasca Penjajahan". beriman-hati.blogspot.com. 30 Juli 2007. Diakses tanggal 15 Juni 2024. 
  11. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Salatiga 2009-2014
  12. ^ "Kota Salatiga Dalam Angka 2018". Badan Pusat Statistik Kota Salatiga. 16-08-2018. Diakses tanggal 21-03-2023. 
  13. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Salatiga 2019-2024
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  15. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  16. ^ "Peraturan Pemerintah (PP) No. 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang" (PDF). Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 1992. Diakses tanggal 20 Januari 2022. 
  17. ^ Badan Pusat Statistik Kota Salatiga 2016, hlm. 49.
  18. ^ Kode Pos Kota Salatiga
  19. ^ Maharani 2009, hlm. 45.
  20. ^ Laporan Hasil Sementara Sensus Penduduk 1971 Djawa Tengah (PDF). Badan Pusat Statistik. 1971. hlm. 15. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-04-04. Diakses tanggal 3 April 2017. 
  21. ^ "Salatiga Harus Tekan Pertumbuhan Penduduk" [Salatiga Must Suppress Population Growth]. Kompas.com. 1 December 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-04. Diakses tanggal 3 April 2017. 
  22. ^ Badan Pusat Statistik Kota Salatiga 2022, hlm. 132–133.
  23. ^ "Paroki Kristus Raja Tegalrejo Salatiga". Keuskupan Agung Semarang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 25 Mei 2022. 
  24. ^ "Gereja Katolik Santo Paulus Miki Salatiga". Sekretariat Gereja Katolik Santo Paulus Miki Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 25 Mei 2022. 
  25. ^ "Gereja Kristen Indonesia Salatiga". Direktori Pariwisata. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-13. Diakses tanggal 26 Mei 2022. 
  26. ^ "Sejarah Gereja Kristen Jawa Salatiga". Sinode Gereja Kristen Jawa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-25. Diakses tanggal 26 Mei 2022. 
  27. ^ "Gereja Salib Putih, Bukti Sejarah Penyebaran Agama Kristen di Kawasan Semarang dan Salatiga". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-16. Diakses tanggal 19 Mei 2020. 
  28. ^ "Gereja Kristen Jawa Sidomukti Salatiga". Sinode Gereja Kristen Jawa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-19. Diakses tanggal 26 Mei 2022. 
  29. ^ "Dinamika Berdirinya Sinode Gereja Kristen Jawa Tengah Utara Salatiga". Mitra Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-28. Diakses tanggal 25 Mei 2022. 
  30. ^ "GPIB Salatiga, Bangunan Kolonial Bergaya Gothic". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-01. Diakses tanggal 27 November 2019. 
  31. ^ "Data Bangunan Gedung Tempat Ibadah Kota Salatiga". Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-09. Diakses tanggal 21 Januari 2021. 
  32. ^ Abi (ed.). "Klenteng Hok Tek Bio Salatiga Berumur 137 Tahun". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-25. Diakses tanggal 25 Mei 2022. 
  33. ^ "Masjid Besar Al-Atiiq Kauman Dibangun Abdi Dalem Keraton Surakarta". Wawasan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 26 Mei 2022. 
  34. ^ "Masjid Damarjati Salatiga, Berdiri di Tengah Perang Pangeran Diponegoro Lawan Belanda". I-News Jateng. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-13. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  35. ^ Permana, Dian Ade. Aprian, Dony, ed. "Masjid Klenteng, Akulturasi Budaya Lambang Toleransi Salatiga". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-29. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  36. ^ Susanto, Eko. "Umat Hindu di Salatiga Rayakan Galungan di Pura Adya Dharma". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-12. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  37. ^ "Wali Kota Resmikan Vihāra Maggadhamma". Pemerintah Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  38. ^ "Kapolsek Sidorejo Pimpin Pengamanan Kegiatan Ibadah Waisak di Vihāra Vajra Bumi Dharma Vidya". Bengawan Pos. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-13. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  39. ^ "Kota Salatiga". Kompas.com. 13 February 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 February 2002. 
  40. ^ Perpustakaan Umum Kota Salatiga[pranala nonaktif permanen]
  41. ^ Rasputri, Helinsa (8 Juni 2018). "Panduan Lengkap Mudik 2018: Kereta Malam ke Salatiga Via Semarang". Kumparan.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-07. Diakses tanggal 14 Juni 2019. 
  42. ^ Setiawan, Deni. "Tahun Depan, Pemkot Salatiga Lebarkan Jalan Pattimura untuk Exit Tol Baru". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-21. Diakses tanggal 2017-10-21. 
  43. ^ Nugroho, Sapto. Nugroho, Sapto, ed. "Presiden Jokowi Resmikan Tol Bawen-Salatiga, Tol Terindah se-Indonesia". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-13. Diakses tanggal 2017-10-21. 
  44. ^ "Exit Tol Tingkir Salatiga Segera Dilebarkan | Berita Jateng". beritajateng.net (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-02. Diakses tanggal 2017-10-22. 
  45. ^ "Pembebasan Lahan Exit Tol Tingkir Rp26 M". KORAN SINDO (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-23. Diakses tanggal 2017-10-22. 
  46. ^ "Wali Kota Resmikan Alun-Alun Pancasila Salatiga". Pemerintah Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  47. ^ "Objek Wisata Wahana Air Atlantic Dreamland Salatiga". Direktori Wisata. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 25 Mei 2022. 
  48. ^ "Duver Fair Kembali Digelar". Pemerintah Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  49. ^ "Desa Wisata Tingkir Lor". Kelurahan Tingkir Lor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-13. Diakses tanggal 25 Mei 2022. 
  50. ^ "Coba Dekatkan Seni dengan Masyarakat Awam". Radar Semarang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-31. Diakses tanggal 20 Mei 2019. 
  51. ^ "Pemandian Kalitaman". Kelurahan Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-20. Diakses tanggal 25 Mei 2022. 
  52. ^ Prayitno, Gigih. "Pohon Pengantin, Pohon Cantik yang Menjadi Simbol Cinta Abadi di Salatiga, Jawa Tengah". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-01. Diakses tanggal 8 Maret 2020. 
  53. ^ "Launching Selasar Kartini". Pemerintah Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-01. Diakses tanggal 20 April 2020. 
  54. ^ "Objek Wisata Mata Air Senjoyo di Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah". Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-11. Diakses tanggal 27 Oktober 2019. 
  55. ^ "Taman Cerdas Dilengkapi Jogging Track". Radar Semarang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  56. ^ Setiaputra, Franciskus Ariel. "Sejenak Melepas Penat di Taman Kota Salatiga Bendosari". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  57. ^ "Wali Kota Terima Hasil Audit Sertifikasi RBRA (Ruang Bermain Ramah Anak) Taman Tingkir". Website Resmi Pemerintah Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-01. Diakses tanggal 7 Februari 2020. 
  58. ^ "Peresmian Taman Wisata Sejarah Salatiga, Sejarah Kental TNI AU pada Masa Perjuangan". Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 25 Mei 2022. 
  59. ^ Permana, Dian Ade. Prasetya, Anggara Wikan, ed. "Tapak Hapsari Kota Salatiga, Tempat Wisata Baru yang Asyik untuk Nyore". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 25 Mei 2022. 
  60. ^ "Bangunan Perpustakaan Daerah Salatiga". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-14. Diakses tanggal 28 Desember 2020. 
  61. ^ "Pemanfaatan Gedung Manege Salatiga". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-25. Diakses tanggal 1 Januari 2021. 
  62. ^ "Rumah Tinggal Jl. Brigjen Sudiarto, Penanda Tempat Perjanjian Salatiga". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-17. Diakses tanggal 20 Mei 2019. 
  63. ^ "Menengok Sejarah dan Perkembangan Istana Djoeng Eng di Salatiga". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-10. Diakses tanggal 20 Mei 2019. 
  64. ^ "Kantor Pos Salatiga, Fasilitas Kota Modern Bidang Telekomunikasi". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-25. Diakses tanggal 26 Mei 2022. 
  65. ^ Mubarok, Imam. Winarno, Hery H, ed. "Menengok Prasasti Plumpungan, cikal bakal Salatiga". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-28. Diakses tanggal 19 Mei 2020. 
  66. ^ "Kompleks Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Bangunan Dua Rasa". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-10. Diakses tanggal 20 Mei 2019. 
  67. ^ a b "Bangunan-Bangunan di Kota Salatiga Penerima Kompensasi Pelestarian". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-27. Diakses tanggal 11 Maret 2020. 
  68. ^ "Salatiga, Lelakon Tinggalan Kota Garnisun di Pinggang Merbabu". National Geographic Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-11. Diakses tanggal 20 Mei 2019. 
  69. ^ "Ini Tujuh Bangunan Tua di Salatiga yang Memiliki Nilai Sejarah". Sindonews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-03. Diakses tanggal 8 Maret 2019. 
  70. ^ "Mencari Kesenian Asli Salatiga yang Nyaris Punah". Suara Merdeka. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Desember 2021. Diakses tanggal 21 Agustus 2020. 
  71. ^ "Drumblek Unggulan Budaya Lokal Salatiga". Pemerintah Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-21. Diakses tanggal 2 Februari 2020. 
  72. ^ "Tari Jurit Ampil Kridha Warastra". Perpustakaan Digital Budaya Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-04. Diakses tanggal 12 Mei 2020. 
  73. ^ "Meriah, Merti Desa di Tegalrejo". Pemerintah Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-06. Diakses tanggal 2 Februari 2020. 
  74. ^ "Sejarah PSSI (Bagian 5): NIVU vs PSSI, Perseteruan Dua Federasi". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  75. ^ Haris, M Nafiul. "11 Tahun Vakum, Ratusan Suporter PSISA Salatiga Demo Tuntut Pemkot Perhatikan Klub". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  76. ^ "Hati Beriman FC Pertahankan Gelar Juara Piala Soeratin U17 Jateng". Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  77. ^ "Bambang Pamungkas dan 6 Jebolan Diklat Salatiga yang Jadi Pemain Top". Bola. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  78. ^ "Gubernur Tinjau Fasilitas Olahraga Salatiga". KONI Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-25. Diakses tanggal 26 Mei 2022. 

Daftar pustaka

Buku

  • Badan Pusat Statistik Kota Salatiga (2016). Kota Salatiga dalam Angka 2016 (PDF). Badan Pusat Statistik Kota Salatiga. ISSN 2355-3065. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 4 April 2017. Diakses tanggal 3 April 2017. 
  • Badan Pusat Statistik Kota Salatiga (2020). Kota Salatiga dalam Angka 2020. Salatiga: Badan Pusat Statistik Kota Salatiga. ISSN 2355-3065. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-09. 
  • Harnoko, Darto, dkk (2012). Riwayat Perjuangan Pahlawan-Pahlawan Salatiga dalam Mengisi Kemerdekaan Republik Indonesia. Salatiga: Pemerintah Kota Salatiga Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan, dan Pariwisata. ISBN 978-602-1797-30-3. 
  • Prakosa, Abel Jatayu (2017). Diskriminasi Rasial di Kota Kolonial: Salatiga 1917-1942. Semarang: Sinar Hidoep. ISBN 978-602-6196-60-6. 
  • Raap, Olivier Johannes (2015). Kota di Djawa Tempo Doeloe. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-602-4243-61-6. 
  • Rimbaud, Arthur (2020). Semusim di Neraka. Yogyakarta: Jual Buku Sastra. ISBN 978-623-9216-58-0. 
  • Rocher, Jean; Santosa, Iwan (2013). Sejarah Kecil Indonesia-Prancis 1800-2000 (Petite Histoire de L'Indonesie et du Francais). Jakarta: Kompas. ISBN 978-979-7097-67-7. 
  • Seo, Myengkyo (2013). State Management of Religion in Indonesia. New York: Routledge. ISBN 978-0-415-51716-4. 
  • Supangkat, Eddy (2014). Drumblek Seni Budaya Asli Salatiga. Salatiga: Kantor Perpustakaan Arsip Daerah Kota Salatiga. ISBN 978-979-7291-37-2. 
  • Supangkat, Eddy (2020). Gedung Pakuwon (Saksi Bisu Perdamaian Tiga Raja Mataram). Salatiga: Griya Media. ISBN 978-623-7528-41-8. 
  • Supangkat, Eddy (2019). Gedung-Gedung Tua yang Melewati Lorong Waktu Salatiga. Salatiga: Griya Media. ISBN 978-623-7528-00-5. 
  • Supangkat, Eddy (2020). Istana Djoen Eng: Jejak Etnis Tionghoa di Salatiga. Salatiga: Griya Media. ISBN 978-602-6257-19-2. 
  • Supangkat, Eddy (2019). Kepala Pemerintahan Salatiga dari Waktu ke Waktu. Salatiga: Griya Media. ISBN 978-623-7528-10-4. 
  • Supangkat, Eddy (2012). Salatiga: Sketsa Kota Lama. Salatiga: Griya Media. ISBN 978-979-7290-68-9. 
  • Supangkat, Eddy (2018). ESTO: Selaksa Cerita tentang Bus Tua di Salatiga. Salatiga: Griya Media. ISBN 978-602-6257-48-2. 

Jurnal ilmiah

Majalah

Bacaan lanjutan

  • Hatmadji, Tri, dkk (2009). Cagar Budaya Salatiga. Klaten: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-18. Diakses tanggal 2020-05-21. 

Pranala luar