Kapasan
Kapasan adalah tumbuhan liar yang tergolong famili malvaceae yang dikenal sebagai penghasil minyak kasturi.[1]
Kapasan
| |
---|---|
Abelmoschus moschatus | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 123707530 |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Tracheophytes |
Ordo | Malvales |
Famili | Malvaceae |
Tribus | Hibisceae |
Genus | Abelmoschus |
Spesies | Abelmoschus moschatus Medik., 1787 |
Nama-nama lokal
Tanaman ini banyak dikenal di Jawa dengan sebutan kakapasan, kaworo, regula, rewulow, waron, kastorè (Md.), atau bukal, sedangkan di Sumatra orang menyebutnya sebagai gandapura.[1]
Pemerian dan ekologi
Kapasan merupakan tanaman semak berumur panjang yang tumbuh tegak, bercabang sedikit dan memiliki tinggi 0,5 m - 2,5 m dengan batang bulat berambut kasar.[1] Kapasan dapat ditemukan tumbuh liar di tempat-tempat terbuka, tanah kososng atau tersebar di kebun-kebun sampai ketinggian 650 m di atas permukaan laut.[1] Daunnya tunggal bertangkai panjang, helaian daun berbagai lima yang sangat dalam dengan panjang 6 cm - 22 cm, kedua permukaan berambut kasar, bertulang menjari, tepi bergerigi, berujung rincing dan berwarna hijau.[1]
Kegunaan dan kandungan
Biji kapasan menghasilkan minyak kasturi yang dipakai sebagai campuran kosmetik, obat gosok, serta campuran untuk bedak gatal, selain itu kapasan juga bisa digunakan sebagai penurun panas (anti piretik), peluruh kemih, anti radang, dan melancarkan pengeluaran nanah.[1] Biji, daun dan akar kapasan mengandung saponin dan flavonoida. Di samping itu, daun dan bijinya juga mengandung tanin.[2]
Referensi
- ^ a b c d e f Wijayakusuma, H.M Hembing (1994). Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta: Pustaka Kartini. hlm. 79–80. ISBN 979-454-083-8.
- ^ Situs Tanaman Obat: Abelmoschus moschatus Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine. diakses 8 Juni 2010