Senduro, Senduro, Lumajang
Senduro adalah sebuah desa di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Desa Senduro memiliki potensi yang sangat menarik terutama pariwisata. Desa Senduro disebut juga sebagai Desa Bunga Edelweiss. Senduro memiliki tempat ibadah umat hindu yaitu Pura Mandara Giri Semeru Agung. Senduro juga adalah tempat seribu pemandangan yang berbeda, sehingga banyak para wisatawan yang datang ke Senduro. Senduro juga memiliki pasar pisang, sebagai pusat distribusi PISANG yang merupakan Komoditas utama kota LUMAJANG. Di Senduro juga memiliki sebuah stasiun radio di frekuensi 94.7 MHz.
Senduro | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Lumajang | ||||
Kecamatan | Senduro | ||||
Kode pos | 67361 | ||||
Kode Kemendagri | 35.08.12.2004 | ||||
Luas | - km² | ||||
Jumlah penduduk | - jiwa | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Sejarah
Nama Senduro konon berasal dari kata Sundoro. Sundoro adalah nama seorang pangeran asal Mataram yang kelak naik tahta menjadi raja kedua Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan makam keramat di dekat Kantor Kecamatan Desa Senduro yang dipercaya oleh masyarakat sebagai makam putri Mataram. Makam yang oleh masyarakat disebut sebagai makam Mbah Kunti itu adalah istri dari Mbah Tompokerso.
Tompokerso adalah pembabat alas Desa Senduro. Bersama dengan Mbah Erun yang berasal dari Madura, Mbah Tompokerso menjadi cikal-bakal penduduk Desa Senduro. Tompokerso bukanlah nama asli. Tompokerso berasal dari dua kata yaitu Tompo dan Kerso. Tompo artinya menerima tugas/anugerah sementara Kerso adalah Ngarso Dalem. Karena Mbah Tompokerso hidup sezaman dengan Sri Sultan Hamengkubuwono II maka bentuk tugas/anugerah itu adalah berupa karunia seorang putri dari raja kedua Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat itu.