Muhammad bin Abu Bakar
Muhammad bin Abu Bakar Ash-Shiddiq (bahasa Arab: محمد بن أبي بكر الصديق) adalah anak dari sahabat Nabi dan khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Asma' binti Umais. Ia dilahirkan pada saat Haji Wada' ketika melakukan ihram.[1] Ketika Abu Bakar meninggal, ibunya menikah lagi dengan Ali bin Abi Thalib, sepupu Muhammad.
Nama dalam bahasa asli | (ar) محمد بن أبي بكر |
---|---|
Biografi | |
Kelahiran | 631 (Kalender Masehi Gregorius) Madinah |
Kematian | 658 (Kalender Masehi Gregorius) (26/27 tahun) Fustat (Kekhalifahan Rasyidin) |
Penyebab kematian | Pembunuhan |
6 Gubernur Mesir pada masa Kekhalifahan Rasyidin | |
Februari 658 – Juli 658 ← Malik al-Asytar – Amru bin Ash → | |
Data pribadi | |
Agama | Islam |
Kegiatan | |
Pekerjaan | pemimpin militer, wāli (en) |
Kesetiaan | Kekhalifahan Rasyidin |
Cabang militer | Pasukan Rasyidin |
Konflik | Perang Jamal dan Pertempuran Shiffin |
Keluarga | |
Anak | Al-Qasim bin Muhammad |
Orang tua | Abu Bakar ash-Shiddiq , Asma binti Umays |
Saudara | Asma' binti Abu Bakar, Abdullah bin Abi Bakar, Abdurrahman bin Abi Bakar, Aisyah, Umm Kulthum bint Abi Bakr (en) , Abdullah bin Ja'far, Muhammad bin Ja'far dan Awn ibn Ja'far (en) |
Ia adalah gubernur Mesir pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Ia kemudian turut serta dalam pengepungan rumahnya hingga Utsman terbunuh. Setelah itu, ia mendukung Ali dan hadir bersamanya dalam Pertempuran Jamal dan Pertempuran Shiffin. Ali kemudian mengirimnya kembali sebagai gubernur Mesir.
Salah satu putranya, Al-Qasim bin Muhammad adalah salah seorang dari Tujuh Fuqaha yang berpengaruh di kota Madinah. Putra Muhammad bin Abu Bakar lainnya, Abdullah, terbunuh dalam Pertempuran al-Harrah.[2]
Referensi