Petrosea

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 6 Februari 2024 12.53 oleh Dani1603 (bicara | kontrib)

PT Petrosea Tbk adalah perusahaan multi-disiplin yang bergerak di bidang kontrak Pertambangan, EPC serta jasa Minyak & gas bumi yang berkantor pusat di Tangerang Selatan. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki kantor perwakilan di Balikpapan dan pusat pasokan lepas pantai di Sorong.[1][2]

PT Petrosea Tbk
Sebelumnya
PT Petro-Sea International Indonesia (1972 - 1990)
Perusahaan publik
Kode emitenIDX: PTRO
IndustriPertambangan
Didirikan21 Februari 1972; 52 tahun lalu (1972-02-21)
Kantor pusatTangerang Selatan, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Jasa
PendapatanUS$ 415,74 juta (2021)[1]
US$ 33,95 juta (2021)[1]
Total asetUS$ 532,74 juta (2021)[1]
Total ekuitasUS$ 260,22 juta (2021)[1]
Karyawan
3.966 (2021)[1]
Anak usahaPT Karya Bhumi Lestari
PT Kinarya Bangun Sesama
PT Rekakarsa Karya Nusantara
PT Kuala Pelabuhan Indonesia
PT POSB Infrastructure Indonesia
Petros Solutions Australia Pty. Ltd.
Situs webwww.petrosea.com

Profil

Dengan jejak langkah lebih dari 50 tahun, Petrosea memiliki keunggulan yang terdapat pada kemampuannya untuk menyediakan jasa pertambangan terpadu pit-to-port, kemampuan rekayasa, pengadaan & konstruksi yang terintegrasi serta jasa logistik, dengan komitmen penuh terhadap penerapan keselamatan, kesehatan kerja & lingkungan, manajemen mutu dan integritas bisnis.

Petrosea mencapai sebuah jejak langkah bersejarah dengan menjadi perusahaan rekayasa & konstruksi pertama di Indonesia yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX:PTRO) sejak tahun 1990. Saat ini Petrosea didukung penuh oleh pemegang saham utamanya, PT Caraka Reksa Optima, perusahaan Indonesia yang menjalankan kegiatan usaha di bidang aktivitas keuangan dan asuransi, serta aktivitas professional, ilmiah dan teknis.

Pada tahun 2019, Petrosea diseleksi oleh World Economic Forum dan dinobatkan sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan satu satunya perusahaan milik Indonesia yang masuk ke dalam Global Lighthouse Network berkat kesuksesannya dalam mengimplementasikan teknologi Industri 4.0.

Perubahan Nama

  • 21 Februari 1972 – PT Petro-Sea International Indonesia
  • 15 Maret 1990 – PT Petrosea
  • 26 Januari 1998 – PT Petrosea Tbk

Sejarah

Tahun Deskripsi
1972 Perusahaan ini memulai sejarahnya di Jakarta pada tahun 1972 dengan nama "PT Petro-Sea International Indonesia".
1984 Perusahaan diakuisisi oleh Clough Ltd.
1990 Saham perusahaan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia) dengan kode perdagangan PTRO dan nama perusahaan diganti menjadi PT Petrosea Tbk.
2009 Pada akhir tahun 2009, Indika Energy resmi mengakuisisi 98,55% saham perusahaan.
2012 Untuk mematuhi peraturan Bapepam-LK mengenai pengambilalihan perusahaan publik, Indika Energy menjual kembali 28,75% saham perusahaan ke masyarakat.
2015 Melalui PT POSB Infrastructure Indonesia, perusahaan ini mengakuisisi 51,25% saham PT Mahaka Industri Perdana.
2016 Perusahaan resmi ditetapkan sebagai operator Pusat Logistik Berikat (PLB) sektor minyak & gas bumi yang terletak di Tanjung Batu, Balikpapan, Kalimantan Timur.
2017 Perusahaan meresmikan "Petrosea Offshore Supply Base" (POSB) di Sorong untuk memberikan dukungan dan layanan kepada sektor minyak & gas bumi di Indonesia bagian timur.
2018 PT Indika Logistic & Support Services mengalihkan mayoritas saham PT Kuala Pelabuhan Indonesia ke perusahaan.

Perusahaan melepas saham di PT Santan Batubara, masing-masing sebanyak 99.999 lembar ke PT Harum Energy Tbk dan 1 lembar ke PT Sentral Batubara Jawa. Perusahaan melepas seluruh saham PT Kariangau Gapura Terminal Energi yang mereka pegang ke PT Interport Mandiri Utama.

2019 Petrosea menjadi satu-satunya perusahaan tambang dan satu-satunya perusahaan milik Indonesia yang terpilih oleh World Economic Forum untuk masuk ke dalam Global Lighthouse Network berkat kesuksesannya mengimplementasi teknologi Industri 4.0 untuk memacu kinerja finansial dan operasional di proyek Tabang yang berlokasi di Kalimantan Timur.
2020 Perusahaan melepas seluruh saham PT POSB Reksabumi Indonesia dan PT Pusat Sarana Baruna yang mereka pegang ke PT Interport Mandiri Utama dan PT Indika Multi Niaga.

Petrosea melakukan pembelian kembali saham (share buyback) dengan jumlah sebanyak-banyaknya US$2.000.000 atau Rp30.000.000.000 merujuk kepada SEOJK No. 3/SEOJK04/2020 tanggal 9 Maret 2020 tentang Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuatif secara Signifikan dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik.

2021 Perusahaan ini berekspansi ke bisnis digitalisasi, percetakan 3D, dan sertifikasi profesi.[2]
2022 Perusahaan diakuisisi oleh PT Caraka Reksa Optima (CARA), perusahaan Indonesia yang menjalankan kegiatan usaha di bidang aktivitas keuangan dan asuransi, serta aktivitas professional, ilmiah dan teknis. Pemilik sesungguhnya dari CARA adalah Romo Nitiyudo Wachjo yang juga merupakan pemilik mayoritas saham salah satu tambang emas terbesar di Indonesia, PT Nusa Halmahera Minerals. Transaksi tersebut selesai dilakukan pada 28 Juli 2022 yang membuat Indika Group tidak lagi memegang saham di PTRO.[3]
2023 Masuknya pebisnis Hapsoro Sukmohadi (Happy, suami Puan Maharani) menjadi pemegang saham utama kedua lewat PT Sentosa Bersama Mitra yang memegang 20,51%.[4]
2024 Konglomerat Prayogo Pangestu melalui PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk mengakuisisi 34% saham milik keluarga Romo Nitiyudo Wachjo (PT Caraka Reksa Optima), yang menempatkannya sebagai pemegang saham pengendali baru PTRO di awal 2024.[5] Namun keluarga Wachjo tetap menjadi penerima manfaat (pemilik) perusahaan ini bersama Happy, Prayogo dan 8 orang lainnya.[6]

Manajemen

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 2 September 2022.

Dewan Komisaris

  1. Osman Sitorus - Presiden Komisaris
  2. Djauhar Maulidi - Komisaris
  3. Ginanjar Kartasasmita - Komisaris
  4. Sutanto - Komisaris
  5. Setia Untung Arimuladi - Komisaris
  6. Erwin Ciputra - Komisaris

Dewan Direksi

  1. Michael - Presiden Direktur
  2. Kartika Hendrawan - Wakil Presiden Direktur
  3. Ruddy Santoso - Direktur
  4. Meinar Kusmastuti - Direktur
  5. Iman Darus Hikman - Direktur

Referensi

Pranala luar