Kesamaan nilai
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
GBI FAMILY BLESSING CENTER (Indonesia: Keluarga Pusat Berkat) merupakan sebuah Gereja Kristen di Indonesia yang berpusat di kota Kota Medan Sumatera Utara, Indonesia. GBI Family Blessing Center merupakan salah satu gereja yang berdenominasi Karismatik. Gereja ini merupakan bagian dari sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI).
penghilangan pemenang dari antara pemain atau tim yang terikat pada akhir kontes, atau satu set kontes
Sejarah tiebreak
Tiebreak diciptakan oleh James Van Alen pada tahun 1965, setelah sistem yang diciptakan sebelumnya yakni Van Alen Streamlined Scoring System (VASSS) tidak berhasil memenuhi harapan. Dua tahun sebelum era pertandingan terbuka dimulai, yakni di 1955 dan 1956, di Kejuaran Professional AS di Cleveland, Ohio menggunakan aturan VASSS. Skor sama seperti dilakukan untuk tenis meja dimana set memainkan 21-angka dan pemain memukul servis bola setiap 5-angka. Aturan ini ternyata juga diterapkan untuk membatasi kehebatan servis pemain juara bertahan ketika itu, yakni Pancho Gonzales. Namun walaupun dengan aturan baru ini, Gonzales mengalahkan Pancho Segura in final turnamen tanun 1955 dan 1956, dimana pertandingan final 1955 berlangsung dengan skor 21-19 yang dimenangkan Gonzales yang memakan waktu 47 menit. Namun para fans yang menyaksikan pertandingan menginginkan kembali sistem aturan tradisional, dan di turnamen 1957 kembali ke sistem skor yang lama.
Kemudian tiebreak yang diciptakan oleh Van Alen di 1965 mulai diperkenalkan di kejuaraan AS Terbuka 1970 setelah sukses dengan periode uji coba di Newport, Rhode Island. Awalnya, pemenang tiebreak adalah pemain pertama yang mencapai angka 5 dan tidak ada aturan harus selisih 2 angka.
Pendorong utama dibutuhkannya tiebreak adalah ketika pertandingan monumental Wimbledon 1969 antara Pancho Gonzales dan Charlie Pasarell. Ini adalah pertandingan 5-set yang berlangsung 5 jam 12 menit dan berlangsung dua hari. Pada set kelima, Gonzales yang ketika itu berumur 41 tahun memenangkan semua set 7-angka, dimana 2 set di antaranya Gonzales menang atas Pasarell setelah kedudukan 0-40. Skor akhir adalah 22-24, 1-6, 16-14, 6-3 dan 11-9.
Pada tahun 1971, tiebreak diperkenalkan di Wimbledon dimana diterapkan pada setiap set kecuali skor akhirnya 8-8. Pada tahun 1979, tie break diubah diterapkan di setiap set dengan skor 6-6, kecuali set terakhir.
Angka pertandingan tiebreak
Pada angka atau skor 6-6, akhir dari set ditentukan oleh game yang disebut sebagai "Tiebreak 7 angka". Skor ini dihitung berdasarkan perolehan angka bilangan bulat (1,2, dst nya), dimana set akan dimenangkan oleh pemain yang memenangkan sedikitnya tujuh angka dan berselisih paling sedikit dua angka dari lawannya. Sebagai contoh, pada kedudukan tiebreak 6-5, pertandingan dimenangkan pemain dengan angka 6 bila ia memperoleh angka berikutnya (7). Sebaliknya bila pemain dengan angka 5 memperoleh angka 6 maka tie break terjadi lagi hingga tercapai selisih dua angka. Karena tiebreak ini memainkan game utk menentukan kemenangan set, maka skor set selalu 7-6 atau 6-7. Namun sering kali skor tie break dicantumkan lengkap, misalnya 7-6(10-8). Cara lainnya adalah hanya mencantumkan angka dari pemain yang kalah. Bila dinyatakan 7-6(8), maka berarti angka 8 adalah milik pemain yang kalah dimana pemain yang menang pasti angkanya selisih dua (yakni 10).
Pemain yang melakukan tie break adalah pemain yang melakukan servis bola setelah kedudukan 6-6, yang mana biasa dikatakan tiebreak adalah utk pemain ini. Pemain memukul servis bola dari posisi deuce (sebelah kanan) dan melakukannya hanya untuk 1 angka. Kemudian pemain bergantian melakukan servis bola untuk 2-angka hingga tie break selesai. Service bola pertama dari 2-angka ini dilakukan dari posisi advantage (sebelah kiri). Adapun service bola kedua dari 2-angka selanjutnya dilakukan dari posisi deuce (sebelah kanan). Setelah kelipatan 6 angka, kedua pemain bertukar tempat. Di akhir tiebreak, pemain bertukar tempat lagi, karena kedudukan skor set selalu ganjil (13 game).
Selain tie break ini, ada lagi alternatif lainnya yang disebut Coman tie-break yang dipakai / diterapkan oleh Asosiasi Tenis AS. Tata cara skor nya sama, tapi para permain bergantian melakukan servis bola setiap 4-angka. Dengan cara ini, pemukul servis bola pada pertandingan tenis ganda akan melakukan servis bola dari sisi lapangan yang sama selama set tie break ini berlangsung.
Kriteria kesamaan nilai
Sistem Kompetisi
- Produktivitas gol (goal productivity)
Dalam sistem ini selama babak grup diurutkan berdasarkan selisih gol apabila terjadi kesamaan nilai sebagai berikut:
- Poin
Jenis | Nilai poin |
---|---|
Sepak bola | Menang=3, Seri=1, Kalah=0 |
Futsal | |
Basket | Menang=2, Kalah=1 |
Voli | |
Voli pantai | |
Polo air | |
Sepak takraw | |
Sofbol | |
Bisbol | |
Hoki |
- Selisih gol
- Banyak gol kemasukkan
- Hasil kemenangan pertandingan
- Urutan dari awal sampai akhir bila dua atau lebih posisi sama (misalnya poin dan selisih gol sama)
- Undian
Dalam sistem dikenal sebagai aturan produktivitas gol.
- Pertemuan tanding (head to head)
Dalam sistem ini selama babak grup bilamana negara yang dipertandingkan menang dengan lawannya pada bertemu dimana terjadi kesamaan nilai. aturan ini mudah sangat merugikan bagi negara yang dipertandingkan kalah walaupun jumlah gol kemasukkan lebih banyak dibandingkan pemenang. Jika nilainya seri maka negara yang selisih gol lebih banyak dinyatakan menang.
- Adu penalti
Dalam sistem ini umumnya berlaku ketika memasuki babak gugur setelah menjadi finalis babak grup baik sistem nilai tunggal atau aggerat. Adu penalti dilakukan setelah perpanjangan waktu.