Kesadaran merek (bahasa Inggris: brand awareness) adalah kesanggupan calon pembeli mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk atau jasa tertentu yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.[1] Semakin tinggi tingkat kesadaran merek yang dimiliki konsumen terhadap suatu merek, kian besar pula potensi merek tersebut dibeli dan digunakan konsumen.[2]

Selama bertahun-tahun, banyak perusahaan telah menggunakan strategi periklanan dan pemasaran yang telah meningkatkan kesadaran merek di kalangan konsumen, dan secara langsung diterjemahkan ke dalam penjualan yang lebih tinggi.[3]

Kesadaran merek terdiri dari dua komponen, ingatan merek (brand recall) dan pengenalan merek (brand recognition).[4] Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kedua komponen ini beroperasi dengan cara yang berbeda dimana ingatan merek dikaitkan dengan pengambilan memori, sementara pengenalan merek melibatkan pengenalan objek. Ingatan merek dan pengenalan merek memainkan peran penting dalam proses keputusan pembelian konsumen serta dalam komunikasi pemasaran. Kesadaran merek berkorelasi erat dengan keputusan pembelian. Konsumen diyakini memiliki antara tiga dan tujuh merek dalam pertimbangan di berbagai kategori produk. Konsumen biasanya membeli salah satu dari tiga merek teratas dalam pertimbangan karena mereka hanya membeli merek-merek yang dikenal dan sudah mapan.[5]

Fungsi merek

Di dunia di mana konsumen mengandalkan penelitian ekstensif dan pendapat orang lain sebelum melakukan pembelian, kepercayaan merek adalah segalanya. Setelah konsumen terikat dengan sebuah merek, mereka cenderung melakukan pembelian berulang dengan sedikit atau tanpa pemikiran sebelumnya — yang kemudian menjembatani kesenjangan antara kepercayaan dan loyalitas.[6]

Merek memiliki fungsi yang memberikan berbagai manfaat bagi produsen, termasuk[1]:

1. Sebagai sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian, sediaan dan pencataan akuntansi.

2. Untuk proteksi terhadap fitur atau aspek produk yang unik.

3. Sebagai signal tingkat kualitas, bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan muda untuk memilih dan membelinya lagi di lain waktu

4. Sebagai sarana menciptakan asosiasi dan makna yang unik yang membedakan produk dari pesaing.

5. Sebagai sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam

benak konsumen.

6. Sebagai sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.

Referensi

  1. ^ a b Permadi, Giovani (Oktober 2016). "PENGUKURAN TINGKAT KESADARAN MEREK PADA MOTOR HONDA" (PDF). JOM FISIP. 3 (2). 
  2. ^ Media, Kompas Cyber (2022-01-05). "Brand Awareness: Pengertian dan Peranannya Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-06-28. 
  3. ^ "Apa Itu Brand Awareness?". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 2023-06-28. 
  4. ^ Keller, Kevin Lane (1993). "Conceptualizing, Measuring, and Managing Customer-Based Brand Equity". Journal of Marketing. 57 (1): 1–22. doi:10.2307/1252054. ISSN 0022-2429. JSTOR 1252054. 
  5. ^ Roselius, Ted (1971). "Consumer Rankings of Risk Reduction Methods". Journal of Marketing. 35 (1): 56–61. doi:10.2307/1250565. ISSN 0022-2429. JSTOR 1250565. 
  6. ^ "The Ultimate Guide to Brand Awareness". blog.hubspot.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-29.