Masjid Gholo Bayat Klaten

Masjid Gholo: Warisan Sejarah Islam Masjid Gholo di Paseban, Klaten, berdiri sejak abad ke-16. Tempat ini pernah menjadi kediaman Sunan Bayat dan pusat penyebaran Islam di Tembayat, menjadikannya situs bersejarah bernilai spiritual tinggi

Masjid Gholo,[1] atau Gala,[2] adalah sebuah mesjid tua yang terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayan, Kabupaten Klaten. Masjid ini dibangun sekitar abad ke 16 di atas bukit Jabalakat, yang juga dinamai dengan bukit Gala, tetapi menurut legenda dipindahkan ke lereng bukit tempatnya sekarang. Masjid ini didirikan oleh Sunan Kalijaga, yang juga dikenal dengan Ki Ageng Panandaran, sedangkan daerah tersebut yang dulu bernama Tembayat menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Tengah.

Masjid Gala
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiPadasanan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten
Arsitektur
Gaya arsitekturJawa
DidirikanAbad ke-16
Spesifikasi
Panjang8 m
Lebar8 m

Sejarah

Kisah masjid ini diawali dari Wali Sanga yang mencari pengganti Siti Jenar, dan berdasarkan musyawarah dipilihlah seorang bupati Semarang masa itu. Sunan Kalijaga menguji bupati yang terkenal kikir itu dengan menyamar sebagai pengemis.[3] Menurut Babad Demak, sunan baru itu melakukan perjalanan hingga tiba di suatu tempat yang bernama Tembayat yang tandus dan menemukan sebuah masjid di puncak bukit Jabalkat. Orang-orang yang tinggal di sana harus turun gunung demi mendapatkan air. Sang sunan kemudian 'membuat' telaga di sana dan melaksanakan salat Jumat di masjid tersebut.[2]

Rujukan

  1. ^ "Dunia Masjid :: Jakarta Islamic Centre - Masjid Gholo Bayat Klaten". Diakses tanggal 2024-03-17. 
  2. ^ a b Romli, Inayati Adrisiyanti R; Hatmadji, Tri; Indra; Widoyo; Hidayat, Rusmulia Tjiptadi; Haryono, Alusius Sri (1992). Masjid Gala, Bayat dan pemugarannya. Semarang: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah. 
  3. ^ Zein 1999, hlm. 264-267.