Tahlilullah
Raden Bagus bergelar Soeria Angsa 02/ Suriansyah II (Suria Diwangsa) atau Sultan Amarullah (Amru'llah) Bagus Kasuma atau Sultan Tahlilullah/Tahirullah (bin Sultan Saidullah) adalah Sultan Banjar yang memerintah tahun 1660-1700/12.[2][3][4][5][6]
Tuan Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma/Tahlilullah/Tahirullah/Tahlil-Lillah | |
---|---|
SULTAN BANJAR VII | |
Berkuasa | 1660-1700 |
Penobatan | 1660 |
Sultan | Lihat daftar |
Kelahiran | Radèn Bagoes (Sultan Amrullah Bagus Kasuma) |
Pemakaman | |
Keturunan | 1. ♂ Pangeran Ratu Anom Putra Mahkota Sultan Muda Suria Alam dari Banjar Sultan Tahmidullah 01/Panembahan Tengah
2. ♂ Pangeran Dipati Pangeran Dipati Anom Pangeran Mangkubumi ("wakil" Putra Mahkota) 3 Desember 1720 sampai 21 Februari 1730 Pangeran Suria Dilaga bergelar Panembahan Kusuma Dilaga 3..♂ Pangeran Dipati Pangeran Dipati Anom Pangeran Mangkubumi ("wakil" Putra Mahkota) Pangeran Purba Negara (Pangarang-Purba-Negarree) |
Wangsa | Dinasti Banjarmasin |
Ayah | Saidullah dari Banjar Sultan Ratu Anom doellah/ Sultan Sa'idillah |
Agama | Islam Sunni |
Terlahir dengan nama Raden Bagus (bin Ratu Anom Sultan Saidullah). Setelah kematian ayahnya, ia sebagai Putera Mahkota dinyatakan oleh Dewan Mahkota belum cukup dewasa untuk menjalankan pemerintahan, sehingga antara tahun 1660-1663 ia diwakili oleh mangkubumi kerajaan Pangeran Dipati Mangkubumi (Pangeran Dipati Martapura/Pangeran Tapesana/Raden Halit bin Sultan Mustain Billah) yang menjadi badal atau Wali Sultan untuk menjalankan pemerintahan. Karena jabatan barunya ini Pangeran Mangkubumi kini bergelar Pangeran Ratu 01 dengan nama di dalam khutbah di Masjid yaitu Sultan Ri'ayatullah.
Mulai tahun 1663 sampai tahun 1679, Jabatan Wali Sultan diambil alih oleh Pangeran Dipati Anom 02 alias Sultan Dipati Anom bin Sultan Inayatullah yang kemudian bergelar Sultan Agung alias Suria Nata 02.[7]
Namun sebelumnya dalam keadaan krisis politik tersebut, Pangeran Ratu/Sultan Rakyatullah dan Dewan Mahkota Kesultanan Banjar masih sempat melantik Raden Bagus dengan gelar Sultan Amarullah Bagus Kasuma (Sultan Tahlilullah).[7]
Selanjutnya pada tahun 1679 Pangeran Suria Angsa (Raden Bagus ?) dan Pangeran Suria Negara (Raden Basus ?), keduanya putera Sultan Ratu Anom alias Sultan Saidullah berhasil membinasakan Sultan Dipati Anom/Sultan Agung/Suria Nata 02 dan Pangeran Dipati (anak Sultan Dipati Anom). Sejak itu Pangeran Suria Angsa menjadi Kepala Negara Kesultanan Banjar hingga mangkatnya tahun 1700.
Suria Angsa (02) dan Suria Negara
Menurut George Bryan Souza (2004:126) dalam "The Survival of Empire: Portuguese Trade and Society in China and the South China Sea 1630-1754".[8]
The Portugues from Macao were already trading when the VOC arrived at Banjarmasin in 1679 intent upon securing that trade and ousting Macao's country trader from that market.
The ambitions of the Portuguese country traders involved in this market were greather than VOC firstimagined. The Company learnt that on account of an internal power struggle, Sultan Dipati Anom was challenged by his nephews, Sultan Ratu's two sons, Suria Angsa and Suria Negara, and Portuguese aid had been enlisted by the insurgents against Sultan Dipati Anom. The Portuguese from Macao were embarked upon their first attempt to establish their monopoly over Banjarmasin's pepper production.
The Portuguese policy of intervention and supporting Sultan Dipati Anom's overthrow was eventually successful with Suria Angsa becoming Sultan and the Portuguese obtaining commercial privileges. These commercial privileges did not amount to a monopoly but sufficiently upset the VOC, which was already displeased with Banjarmasin's interminable political unrest, that the Company ceased to trade at Banjarmasin in 1681; the VOC was convinced that it could secure additional pepper stocks from increased production at Palembang and Bantam.
(Orang-orang Portugis dari Makau sudah berdagang ketika VOC tiba di Banjarmasin pada tahun 1679 dengan maksud mengamankan perdagangan itu dan mengusir pedagang negara Makao dari pasar itu.
Ambisi para pedagang negara Portugis yang terlibat dalam pasar ini lebih besar daripada yang dibayangkan oleh VOC. Kompeni mengetahui bahwa karena perebutan kekuasaan internal, Sultan Dipati Anom ditantang oleh kedua keponakannya, dua putra Sultan Ratu, Suria Angsa dan Suria Negara, dan bantuan Portugis telah didaftar oleh pemberontak melawan Sultan Dipati Anom. Portugis dari Macau memulai upaya pertama mereka untuk memonopoli produksi lada Banjarmasin.
Kebijakan intervensi Portugis dan mendukung penggulingan Sultan Dipati Anom akhirnya berhasil dengan Suria Angsa menjadi Sultan dan Portugis memperoleh hak-hak komersial. Hak-hak komersial ini tidak sama dengan monopoli tetapi cukup mengecewakan VOC, yang sudah tidak senang dengan kerusuhan politik tak berkesudahan Banjarmasin, bahwa Perusahaan berhenti berdagang di Banjarmasin pada tahun 1681; VOC yakin bahwa itu dapat mengamankan stok lada tambahan dari peningkatan produksi di Palembang dan Banten. )
Sultan Saidillah dan Sultan Tahlilillah
Menurut silsilah yang ditempelkan di dinding pada Museum Candi Agung di Amuntai, raja Banjar Sultan Saidullah (Sultan Ratu Anum) memiliki dua orang putra bernama Sultan Saidillah dan Sultan Tahlilillah. Sultan Saidullah digantikan oleh Sultan Saidillah. Sepeninggal Sultan Saidillah yang meneruskan tahta kesultanan Banjar dalam silsilah tersebut adalah Sultan Tahlililah. Setelah mangkat Sultan Saidillah digantikan oleh adiknya yang bernama Sultan Tahlilillah, yang menurut adat istana Banjar, adik Sultan menjabat sebagai mangkubumi atau wakil Sultan.
Adat istana yang ideal untuk mendapatkan pewaris mahkota diperoleh dari perkawinan anak laki-laki dari sultan dan anak perempuan dari mangkubumi, sebaliknya kalau Sultan hanya memiliki anak perempuan maka akan dinikahkan dengan anak laki-laki mangkubumi. Sultan Tahlilullah (Tahirullah) digantikan putranya, Tahmidullah. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan anak Sultan saidillah yang dilahirkan dari permaisuri putri Makassar keturunan Karaeng Karunrung, yang bernama Pangeran Purabaya. Kemudian diputuskan Pangeran Purabaya memperoleh Pulau Laut sebagai apanase-nya. Pangeran Purabaya masih tidak puas, lalu ia meminta bantuan suku Biaju dan Ahmad Daeng Mamuntuli Aru Kaju (menantu Mas Bantan sultan Sumbawa trah Banjar). Pemberontakan pangeran Purabaya berhasil ditumpas oleh pasukan Pangeran Purba Negara dan Pangeran Nata Dilaga. Peristiwa itu diakhiri dengan tewasnya Pangeran Purabaya dan anaknya (Gusti Busu)
Raden Bagus dan Raden Basus
Dalam naskah Cerita Turunan Raja-raja Banjar dan Kutaringin (Hikayat Banjar) resensi I menyebutkan bahwa raja Banjar Sultan Saidullah (Sultan Ratu Anum) memiliki dua orang putra masing-masing bernama Raden Bagus dan Raden Basus dan seorang putri bernama Gusti Gade, masing-masing lahir dari gundik-gundik. Anak-anak itu masing-masing berlainan ibunya. Sedangkan permaisuri Putri Intan binti Raden Timbakal Pangeran Singasari sudah diceraikan dan dalam perkawinan kedua pihak itu tidak memiliki keturunan. Kemudian Putri Intan menikah kedua kalinya dengan Raden Pamadi bin Pangeran Anta Kasuma Ratu Kotawaringin dan melahirkan Raden Pati.
Sultan Amarullah Bagus Kasuma
Menurut salah satu naskah Hikayat Banjar versi resensi 1 koleksi Belanda dari University Library, Leiden: Codex Or. 1701, Raden Bagus diberi gelar Sultan Amarullah Bagus Kasuma oleh Pangeran Ratu (1660-1663) yang merupakan Wali Kerajaan (Penjabat Sultan) untuk Raden Bagus yang masih usia kanak-kanak tersebut. Yang memberi gelar kepada Raden Bagus adalah Sultan Ri'ayatullah yang saudara sepihak (tiri) Sultan 'Inayatullah. Namun tidak diketahui nama kedua dari Raden Basus.
Kedatangan pedagang Portugis dan misionaris Katolik
Sumber Portugis menyebut nama Sultan yang memerintah pada saat kedatangannya ke Banjar adalah Sultan Saidillah. Pada masa kekuasaan Sultan Saidillah sekitar tahun 1685, Portugis mengirim seorang pastur bernama Ventigmilia.[9] Jenderal Macau seperti Andrea Coelo Viera, Aloysius Francesco Cottigno, maupun Kapten Kapal Emmanuelle Araugio Graces, sama-sama ingin menjadi sponsor perjalanan pastor Antonio Ventimiglia ke tanah Borneo. Penjelajahannya dimulai per tanggal 16 Januari 1688 dari Macau. Pada tanggal 2 Februari 1688, Antonio Ventimiglia tiba di Banjarmasin dengan kapal Potugis (sebagai sekutu Sultan Suria Angsa untuk menggulingkan pamannya Sultan Dipati Anom), untuk menyebarkan agama Katolik di udik negeri Banjar di sepanjang sungai Barito dan akhirnya ia meninggal di udik pada tahun 1691.[10][11][12][13][14]
Kematian
Sultan Tahlilullah mangkat dan dimakamkan di salah satu daerah di Martapura, yaitu Kelurahan Keraton.
Surat tanggal 2 September 1682
Menurut Arsip Nasional Republik Indonesia, korespondensi antara Raja Banjar Sultan Tahlilullah kepada VOC-Belanda terjadi sejak tanggal 26 Oktober 1664 sampai 20 November 1698. Sebuah surat bertanggal 2 September 1682 dikirim ke Batavia oleh Sultan Tahlillullah dari Mindanao (Maguindanao), suatu tempat yang sangat jauh dari kerajaannya sendiri, menunjukkan adanya hubungan antara Banjar dan Mindanao pada masa itu.[15]
Bagan Silsilah Salah satu versi silsilah Sultan Tahlil-lillah.[16][17][18][19]
♂ Sultan Sayidillah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Sultan Tahlil-lillah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Sultan Tahmidillah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ SULTAN BANJAR IX.♂ Sultan Chamidullah Panembahan Kuning Chamiedoela -Hamidulah[20] sulthan hamidillah[18] | ♂ Pangeran Mangkubumi Tamjidillah I Sepuh dari Banjar | ♂ Pangeran Mangku Dalaga (Pangeran Sepuh) pangerang Souria delaga pangérang dipatty Soeria di Laga[20] | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Pangeran Isa | ♂ Pangeran Mangku Dilaga | ♂ Pangeran Nata Mangkubumi Sunan Nata Alam Pangeran Nata Dilaga Pangeran Wira Nata | ♂ Pangeran Mangku Negara | ♂ Pangeran Ibrahim | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
Adapun Silsilah Sultan Tahlil-lillah (Tahlil-lullah) versi hikayat Tutur Candi, ada satu generasi yang hilang (Sultan Tahmidillah 1).[21][22]
Maka Sultan Hidayatullah pun matilah, maka ditanam di Kuin dekat dengan kubur Rakhmatillah. Adapun Sultan Musta'inbillah berputra Sultan Indallah, dan Sultan Indallah berputra Sultan Sa'idillah, berputra Sultan Tahlilillah, berputra enam orang, yang tuha Sultan Tamjidillah dan Pangeran Nullah jadi mangkubumi, dan Pangeran Dipati dan Pangeran Mas dan Pangeran Istana Dipati dan Pangeran Wira Kusuma. Adapun Pangeran Dipati beristeri Raja Bugis berputra Aji Pangeran, ialah jadi raja di tanah Kusan. Adapun Pangeran Masa beristeri di Banjar, berputera dua orang laki-laki, yang tuha bernama Pangeran Arga, dan yang muda bernama Pangeran Dipati.[21]
♂ Sultan Sa'idillah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ ♂ Sultan Tahlillillah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Sultan Tamjidillah | ♂ Pangeran Nullah (P. Mangkubumi) | ♂ Pangeran Mas | ♂ Pangeran Dipati (Raja di Kusan/Tanah Bumbu) | ♂ Pangeran Istana Dipati | ♂ Pangeran Wira Kasuma | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pangeran yang menyandang gelar Pangeran Mangkubumi
1. Rakyatullah dari Banjar Pangeran Dipati Mangkubumi (Raden Halit), mangkubumi Banjar pada masa Sultan Saidullah dari Banjar Saidullah 1657-1660
2. Pangeran Mas Dipati, mangkubumi Banjar tahun 1660-1663.
3. Pangeran Mangkoe Boemi Tamjidullah 1734-1758 Sepuh dari Banjar
4. Pangeran Nata Mangkoe Boemi 1761-1801 Sunan Nata Alam
5. Pangeran Ismail Ratu Anum Mangku Dilaga Sukma Dilaga Ratoe Anom Mangkoe Boemi Ismail dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda,ditahan kemudian dibunuh oleh Sultan Sulaiman karena diduga akan melakukan kudeta.Jabatan mangkubumi kemudian dipegang oleh Pangeran Husein dengan gelar Pangeran Mangkubumi Nata putera Sultan Sulaiman sendiri
6. Pangeran Mangkoe Boemi Nata (Pangeran Husin), mangkubumi Banjar 1823-1842
7. Pangeran Noch Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Pangeran Husin Pangeran Mangkubumi Nata .
8. Pangeran Tamjidillah II dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda berdasarkan besluit per tanggal 13 November 1851 No. 2 untuk menggantikan Pangeran Noch Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana
9. Hidayatullah II dari Banjar , dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Pangeran Tamjidillah II 1856 -`1860 sebagai pangeran Mangkubumi namun 1857 -September 1859 pecah Perang Gerilya berakhir September 1859 Dinobatkan Jadi Sultan Banjar. untuk Pemerintahan Mangkubumi Pangeran Wira Kasoema
10. Wirakusuma II dari Banjar dilantik oleh oleh sultan Hidayatullah II dari Banjar memerintah:1859 -1862 (memerintah: 1857-1862)
11. Pangeran Muhammad Said adalah mangkubumi Kesultanan Banjar (Pagustian) dan sekaligus seorang pejuang perang Banjar(memerintah: 1862-1875)
12. Pangeran Perbatasari adalah mangkubumi Kesultanan Banjar (Pagustian) dan sekaligus seorang pejuang perang Banjar. (memerintah: 1875-1885)
Hubungan Silsilah dengan Raja Sumbawa Di bawah ini adalah hubungan silsilah Raja Banjar dengan Raja Sumbawa.
Tertulis dalam buku Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde volume 14 (1864:503):[23]
Omtrent de lans Kaliblah wordt het navolgende verhaald. Zij behoorde vroeger tot de rijkswapens van den Sultan van Sumbawa. Een dezer Sultans nu was in het huwelijk getreden met Ratoe Laija, eene zuster van Sultan Tahmid Ilah II van Bandjermasin. Uit dat huwelijk is de Sulthan Mohamad, die later over Sumbawa geregeerd heeft geboren.[23]
Berikut ini terkait dengan tombak Kaliblah. Tombak ini dulu milik senjata nasional Sultan Sumbawa.
Salah satu Sultan ini (Dewa Masmawa Sultan Mahmud) sekarang menikah dengan Ratoe Laija, saudara perempuan dari Sultan Tahmid Illah II (Raja Banjar 1785-1808) dari Bandjermasin.
Buah dari pernikahan itu adalah Sulthan Mohamad (Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II Raja Sumbawa XIII 1795-1816), yang kemudian memerintah atas Sumbawa.
SULTAN BANJAR I 1520-1546 ♂ Sultan Suriansyah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Tuan Khatib Banun | ♂ Pangeran Anom Pangeran di Hangsana | SULTAN BANJAR II ♂ Sultan Rahmatullah | ♂ Pangeran di Laut | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nyai....... | ♀ Nyai Ratu ..... | SULTAN BANJAR III ♂ Sultan Hidayatullah I | ♀ Putri Nur Alam | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kiai Tumenggung Raksanagara (Kiai Tanu Raksa) | SULTAN BANJAR IV ♂ Sultan Mustain Billah Raden Senapati | ♂ Raden Subamanggala Pangeran Mangkunagara | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR V ♂ Sultan Inayatullah Pangeran Dipati Tuha I | Panembahan di Darat | Pangeran Dipati Antasari | RAJA KOTAWARINGIN 1 ♂ Ratu Bagawan dari Kotawaringin | ♀ Ratu Hayu Putri Busu | ♂ Raden Timbakal Pangeran Dipati Martasari | ♀ Si Jawa | RAJA SUMBAWA-SELEPARANG (Kamutar 4) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR VI ♂ Sultan Saidullah Raden (Pangeran) Kasuma Alam | ♂ Raden Kasuma Lelana Sultan Agung dari Banjar Pangeran Surya Nata 02 Pangeran Dipati Anom 02 Pangeran Surya Nata 02 (saudara sepersusuan Raden Subangsa) | RAJA KOTAWARINGIN 2 ♂ Ratu Amas (beristeri Puteri Galuh Hasanah binti Pangeran Adipati Tapa Sana) | ♂ Raden Kasuma Taruna Pangeran Dipati Kasuma Mandura | ♂ Pangeran Singamarta Raden Sutasoma | PUTRI TALIWANG ♀ Mas Surabaya | PANGERAN TALIWANG 01 ♂ Raden Subangsa Raden Marabut | PUTRI SUMBAWA ♀ Dewa Mas Panghulu | SULTAN SUMBAWA I ♂ Dewa Mas Pamayam Mas Cinni | ♂ I Mappaijo Daeng Mannjauru Sultan Harun Al Rasyid Tumenanga ri Lampana (Raja Tallo ke-10 ) | ♀ Ratu...... | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR VII ♂ Raden Bagus Sultan Amarullah Bagus Kasuma Pangeran Suria Angsa dari Banjar Raden Bagus Sultan Tahlil-Allah[24] | ♂ Pangeran Dipati | ♂ Raden Buyut Kasuma Banjar (beristeri Gusti Cabang binti Raden Balah Pangeran Dipati Wiranata bin Panembahan di Darat) | ♂ Raden Pajang Raden Suta Kasuma | ♀ Gusti Pandara | DATU TALIWANG (Karaeng Taliwang) ♂ Raden Mataram Amas Mattaram (Maes Materan) | SULTAN SUMBAWA III (1672/75 – 1702/05) ♂ Dewa Mas Bantan (Maes Bantam) Sultan Harunnurrasyid I Datu Loka | ♀ Halimah Daeng Tomi Karaeng Tannisanga | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR VIII ♂ Sultan Tahmidullah Pangeran Suria Alam dari Banjar Panembahan Tengah | ♀ Putri Piting | DATU TALIWANG ♂ Gusti Amin | DATU TALIWANG SULTAN SUMBAWA IV (1702-17..) ♂ Amas Madina Sultan Jalaluddin Muhammad Syah I | ♀ I Rakkia Karaeng Kanjenne Addatuang Sidenreng VI Arung Berru VII (m. 1720 - 1740) | DATU JEREWEH Mas Palembang ♂ Dewa Maja Jereweh | ♀ Karaeng Bontoje'ne | ♀ Dewa Isa Karaeng Barong Patola | ♂ Daeng Mamuntuli Arung Kadjoe bin Arung Teko dari Bone | DATU SERAN PEMANGKU SULTAN SUMBAWA (1723-1725) ♂ Raja Tua Datu Bala Sawo Dewa Loka Ling Sampar | ♂ Datu Budi | ♀ Dewa Iya Datu Balasawo Datu Tengah | SULTAN BIMA Sultan Hasanuddin Muhammad Ali Syah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
MANGKUBUMI BANJAR ♂ Pangeran Dipati Mangkubumi Pangeran Mangku Delaga Pangeran Dipati Suria Delaga | SULTAN BANJAR IX.a. ♂ Sultan Hamidullah Panembahan Kuning | SULTAN BANJAR IX.b. m. 1734-1759 ♂ Sultan Tamjidillah I Sultan Sepuh dari Banjar | PANGERAN BANJAR ♂ Datu Aria | DATU TALIWANG ♂ Pangeran Laya Kesuma | KARAENG BONTOLANGKASA 06 ♂ I Mappasempa' Ahmad Daeng Mamaro Opu Mangnguluang | SULTANAH SUMBAWA VII ♀ Sultanah Siti Aisyah Karaeng Bontowa 02 | DATU TALIWANG SULTAN SUMBAWA VI ♂ Sultan Muhammad Kaharuddin I | PERMAISURI BINAMU ♀ Karaeng Baine Binamu We Tenri Ico Dai Karaeng Mangarabombang Datu Pampang | RAJA BINAMU (JENEPONTO) XI m. 1796-1814 ♂ I Bebasa Daeng Lalo Karaeng Lompoa Ri Binamu | ♀ Putri | DATU JEREWEH ♂ ALAUDDIN / HASANUDDIN | DATU SERAN Dewa Mas Pakil Dewa Lengan Seran | ♀ Putri | ♂ Datu Seppe | ♀ Datu Siti Maryam | ♂ Datu Dollah (Abdullah) | ♂ Manuru Daha Abdul Muslimin Ali Syah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ saudari Arung Terawei | SULTAN BANJAR X.a. ♂ Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah (Muhammadillah) Tahmidu Billah Tahmidillah 01 Tamjidillah 02 | ♀ Ratu Sultan Muhammad[25] | DATU TALIWANG ♂ Gusti Aceh | SULTAN SUMBAWA IX 1762-1765 ♂ Gusti Mesir Abdurrahman Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II | RAJA PERMAISURI SUMBAWA ♀ Siti Khadijah Datu Bonto Paja | ♂ I Lotting Shalahuddin Daeng Marakka TuMalompoa ri Data | ♀ Putri..... | ♂ Dea Adipati Lalu Kaidah Mele Habirah Lalu Jamelela Dea Koasa Unter Iwes | ♀ Lala Saragialu Daeng Talebang | DATU SERAN SULTAN SUMBAWA XIV m. 1777-1791 ♂ Sultan Harun Ar Rasyid II Datu Budi Lalu Mahmud | ♀ Ran Tambas Lala Tambas | SULTAN SUMBAWA VIII 1761-1752 ♂ Sultan Lalu Onye Datu Ungkap Sermin Dewa Lengit Ling Dima | ♂ Lalu Muntadarman Datu Bajing Datu Alas | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Putri Lawiyah | SULTAN BANJAR X.b. ♂ Sultan Tahmidillah 2 (Panembahan Batu) | ♀ Ratu Syarifah Aminah | ♀ Ratoe Laija (Ratu Laya) | SULTAN SUMBAWA X 1765 ♂ Dewa Masmawa Sultan Mahmud | ♂ I Tamparang Daeng Taesa Karaeng Cilallang | ♂ Karaeng Manippi Datu Bonto Mangape | ♀ Lala Intan Ratu Nong Sasir | ♀ Datu Giri | SULTAN BIMA IX m. 1773-1817 ♂ Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah Mantau Asi Saninu | SULTANAH SUMBAWA XII m. 1791-1795 ♀ Sultanah Shafiyatuddin Daeng Massiki | ♂ Lalu Abdullah Syahbandar | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR XI.a.2. ♂ Pangeran Amir (Sultan Amir) | SULTAN BANJAR XI.a.1. ♂ Sri Pangeran Abdullah (Amirul Mukminin Abdullah) | ♀ Ratu Siti Air Mas | SULTAN BANJAR XI.b. ♂ Sultan Sulaiman Rahmatullah | ♀ Njahi Ratoe Intan Sarie Nyai Ratu Sepuh binti Kiai Adipati Singasari[26] | MANGKUBUMI BANJAR ♂ Sultan Ratoe Anom Ismail Ratu Anom Mangkubumi Sukma Dilaga | SULTAN SUMBAWA XIII ♂ Sultan Muhammad Kaharuddin II | ♀ Lala Amatollah | ♀ Ratu..... | SULTAN BIMA X m. 1818-1854 ♂ Sultan Ismail Muhammad Syah, Rumata Mawa’a Alus, Mantau Dana Sigi | ♂ Lalu Cela Tureli Belo | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Pangeran Mas'ud | ♀ Gusti Khadijah | ♂ Pangeran Tahmid | MANGKUBUMI BANJAR ♂ Pangeran Mangkoe Boemi Nata (Pangeran Husin) | SULTAN BANJAR ♂ Sultan Adam | ♀ Nyai Ratu Kamala Sari | ♂ Datu Bonto Mangape | SULTAN SUMBAWA XIV ♂ Sultan Lalu Mesir | ♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Amaroe'llah | ♀ Lala Rante Patola binti M. Anwar Abdul Nabi | ♀ Lala Dendo binti Syahbandar Lalu Abdullah | ♂ Muhammad Yakub Ruma Kapenta Wadu | SULTAN BIMA XI m. 1854-1868 ♂ Sultan Abdullah Muhammad Syah Rumata Mawa’a Adil | PERMAISURI BIMA ♀ Siti Saleha Bumi Pertiga | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR ♂ Gusti Inu Kartapati Pangeran Antasari Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin | ♀ Ratoe Antasari (binti Sultan Adam) | ♀ Ratoe Sitie Mariama (anak Nyai Intan - saudari Adipatie Danoe Radja) | SULTAN MUDA BANJAR ♂ Pangeran Ratu Pangeran Sultan Muda Abdur-Rahman | ♀ Nyai Besar Aminah (Nyai Dawang) | DATU TALIWANG ♂ Daeng Mesir | ♀ Datu Balasari | ♂ Raja Muda: Daeng Mas Kuncir Datu Lolo | ♂ Daeng Padusung Mappasusung | ♀ Daeng Ante Datu Singasari | MANGKUBUMI BIMA ♂ Muhammad Qurais bin Muhammad Hidir Raja Bicara Bima | PERMAISURI BIMA ♀ Sitti Fatimah binti Lalu Yusuf Ruma Sakuru | SULTAN BIMA XIII m. 1881-1915 ♂ Sultan Ibrahim Rumata Mawa’a Taho Perange | PERMAISURI DOMPU ♀ Ratu......... | SULTAN DOMPU XX ♂ Sultan Muhammad Sirajuddin | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR ♂ Panembahan Muhammad Said | ♂ Pangeran Amir bin Pangeran Mangkoe Boemi Nata | ♀ Gusti Siti Aer Mas | SULTAN BANJAR b Pangeran Mangkubumi ♂ Pangeran Hidayatullah II | MANGKUBUMI BANJAR 1857-1862 ♂ Pangeran Wirakusuma II dari Banjar | SULTAN BANJAR a Pangeran Ratu ♂ Sultan Tamjidullah II | ♂ Pangeran Arya Kesuma | DATU TALIWANG ♂ Muhammad Kaharuddin Daeng Mappaconga | SULTAN SUMBAWA XVI ♂ Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III | ♀ Siti Maryam Daeng Risompa Datu Ritimu | PERMAISURI BIMA ♀ Sitti Maryam | SULTAN BIMA XIV m. 1915-1951 ♂ Sultan Muhammad Salahuddin Marrbora di Jakarta, Ma Kakidi Agama | PERMAISURI BIMA ♀ Siti Aisyah binti SULTAN DOMPU XX Sultan Muhammad Sirajuddin | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Gusti Muhammad Arsyad | ♂ Pangeran Kasuma Indra (Raden Tuyong) | ♀ Ratu Kasuma Indra | ♀ Putri Bulan | ♂ Pangeran Muhammad Amin | ♂ Pangeran Muhammad Amir | ♂ Pangeran Mahmud | ♂ Pangeran Abdul Karim | ♀ Ratu Ainun Jariah | ♀ Putri Saha | DATU RAJA MUDA SUMBAWA ♂ Datu Raja Muda Daeng Rilangi | ♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin III | PERMAISURI SUMBAWA ♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka | SULTAN BIMA XV m. 1951-2001 ♂ Sultan Haji Abdul Kahir II, Ama Ka'u Kahi, Ruma Ma Wa'a Busi Ro Mawo | PERMAISURI BIMA ♀ Hj. RM Zubaidah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Gusti Muhammad Hussein | ♀ Nindo Siti Rahayu Daeng Risompa | ♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV | PERMAISURI SUMBAWA ♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka | SULTAN BIMA XVI m. 4 Juli 2013-23 Desember 2013 ♂Sultan Haji Fery Zulkarnain (Dae Ferry) | PERMAISURI BIMA ♀ Hj. Indah Damayanti Putri | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Gusti Abdul Wahab | Gusti Nur Aina | PUTRI SUMBAWA ♀ Daeng Nadia Indriana Hanoum | PUTRI SUMBAWA ♀ Daeng Sarrojini Naidu | ♂ Sentot Agus Priyanto | Jena Teke SULTAN MUDA BIMA XVII ♂ Muhammad Putera Ferryandi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Raindra Saadya Ramadhan Priyanto | ♂ Raihan Omar Hasani Priyanto | ♂ Rayaka Ali Kareem Priyanto | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Didahului oleh: Pangeran Suryanata (ke-2) |
Sultan Banjar 1660-1700 |
Diteruskan oleh: Panembahan Kusuma Dilaga |
Album
-
-
-
-
Makam Sultan Tahlilullah
Referensi
- ^ http://www.tribunnews.com/regional/2017/11/14/makam-keramat-di-desa-telok-selong-jadi-perhatian-arkeolog
- ^ "Regnal Chronologies Southeast Asia: the Islands". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-11. Diakses tanggal 2013-10-02.
- ^ (Belanda) J. M. C. E. Le Rutte (1863). Episode uit den Banjermasingschen oorlog. A.W. Sythoff. hlm. 12.
- ^ "Rulers in Asia (1683 – 1811): attachment to the Database of Diplomatic letters" (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia. hlm. 47. Diakses tanggal 2018-09-23.
- ^ (Melayu) Abdul Rahman Hj. Abdullah (2016). "Sejarah, Tamadun, Islam, Masihi, Nusantara". Biografi Agung Syeikh Arsyad Al-Banjari. Malaysia: Karya Bestari. hlm. 95. ISBN 9678605945. ISBN 9789678605946
- ^ Le Rutte, J. M. C. E. (1863). Episode uit den Banjermasingschen oorlog. A.W. Sythoff. hlm. 12.
- ^ a b Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405. ISBN 983621240X
- ^ a b Souza, George Bryan (2004). The Survival of Empire: Portuguese Trade and Society in China and the South China Sea 1630-1754 (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. hlm. 126. ISBN 0-521-53135-7. ISBN 9780521531351
- ^ J. U. Lontaan (1985). Menjelajah Kalimantan. Penerbit Baru. hlm. 91.
- ^ Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjarah Kalimantan. Bandjarmasin: Fadjar.
- ^ http://jejakrekam.com/2018/10/14/perjuangan-penuh-keringat-pastor-ventimiglia/
- ^ Pinkerton, John (1812). A general collection of the best and most interesting voyages and travels in all parts of the world: many of which are now first translated into English : digested on a new plan. 11. Longman. hlm. 134.
- ^ Beeckman, Daniel (1718). A Voyage to and from the Island of Borneo. hlm. 1346.
- ^ Halikowski Smith, Stefan (2011). Creolization and Diaspora in the Portuguese Indies. hlm. 56.
- ^ "Mencari Surat-Surat :: Sejarah Nusantara". Arsip Nasional Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-20. Diakses tanggal 2018-09-23.
- ^ https://sinarbulannews.files.wordpress.com/2011/01/silsilah-sultan-adam.jpg
- ^ https://plus.google.com/104506069717580147857/posts/gsKkmG8PtcB
- ^ a b van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863. 1. D. A. Thieme. hlm. 7.
- ^ De Indische gids. 23. 1901. hlm. 925.
- ^ a b Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van. 1938. hlm. 170.
- ^ a b Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 150.
- ^ http://bubuhanbanjar-bakisah.blogspot.com/2008/12/makam-raja-raja-banjar-di-martapura.html
- ^ a b "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). 14. Batavia: Lange & Company, Martinus Nijhoff. 1864: 503.
- ^ von Siebold, Philipp Franz (1847). "Le moniteur des Indes orientales et occidentales: recueil de mémoires et de notices scientifiques et industriels... concernant les possessions néerlandaises d'Asie et d'Amérique" (dalam bahasa Prancis). Belinfante frères: 166.
- ^ A. MEIJER (Jonkheer.) (1872). Militair tijdschrift (dalam bahasa Belanda). Bruining & Wijt. hlm. 554.
- ^ Willem Adriaan Rees (1867). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht (dalam bahasa Belanda). Dutch East Indies: D.A. Thieme. hlm. 21.