Pace, Nganjuk
Secara geografis Kecamatan Pace berbatasan dengan :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Loceret
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjunganom
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tarokan Kab. Kediri
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Loceret
Kecamatan Pace | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Nganjuk | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Noordian Putro Utomo, SSTP.,MSi. | ||||
Populasi | |||||
• Total | 62,143 jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 35.18.05 | ||||
Kode BPS | 3518050 | ||||
Luas | - 48,6 km² | ||||
Kepadatan | - 80.878 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 18 | ||||
|
Pace adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Geografi
Kecamatan Pace terletak pada dataran rendah dengan ketinggian ± 56 Meter. Wilayah Kecamatan Pace memiliki jenis tanah Latosol, Gromosol, dan Aluvial dimana jenis tanah tersebut mempunyai struktur yang produktif untuk berbagai jenis tanaman khususnya tanaman pertanian.
Batas wilayah Kecamatan Pace, sebelah utara dan barat berbatasan dengan Kecamatan Loceret. Pada wilayah bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjunganom dan bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri.
Kecamatan Pace terdiri atas 18 Desa, 62 Dusun, 163 Rukun Warga, dan 529 Rukun Tetangga. Desa yang terletak di Kecamatan Pace meliputi :
- Joho
- Jatigreges
- Sanan
- Pacekulon
- Gondang
- Cerme
- Mlandangan
- Jampes
- Batembat
- Babadan
- Bodor
- Pacewetan
- Gemenggeng
- Jetis
- Banaran
- Kecubung
- Plosoharjo
- Kepanjen.
Sejarah
- Menurut, cerita dari masyarakat dan sesepuh di Desa Pace. Dahulu kala, hiduplah sebuah keluarga yang sederhana. Mereka dikaruniai seorang anak, namun ayah dari si anak tersebut telah meninggal setelah beberapa bulan anak tersebut dilahirkan. Sehingga segala urusan keluarga, dan nafkah ditanggung seorang oleh sang istri. Dan dengan nama Mbok Rondo lah, warga setempat menyapanya. Beliau seorang wanita yang sangat ramah. Beliau seringkali membantu warga yang membutuhkan bantuannya, dan dengan ikhlas dan kedamaian hatinya beliau berusaha untuk meringankan beban warga tersebut Dan tibalah pada suatu masa, yang membuat beliau dirundung sedih dan susah. Anaknya yang masih kecil ditimpa sakit yang tak kunjung sembuh. Banyak tabib telah datang untuk mencoba mengobati dan berbagai obat pun telah diminumnya hingga tidak sedikit harta yang harus dikeluarkannya. Namun tak satupun mendatangkan kesembuhan bagi anaknya. Beliau tak tega meninggalkan anaknya sendirian di rumah, sehingga terkadang menitipkan anaknya pada tetangganya. Karena juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anaknya. Apalagi musibah yang menimpa anaknya membuatnya harus mencari penghasilan yang berlebih. Hampir setiap hari sepulang bekerja, beliau mencari kayu bakar di hutan dan berharap mendapati ramuan bagi kesembuhan anaknya. Hingga pada suatu hari beliau menemukan buah yang berwarna kuning keputihan. Lalu dipetiknya buah tersebut untuk dijadikan ramuan bagi anaknya. Warga setempat menyebut buah tersebut dengan nama Buah Pace. Sesampainya di rumah, beliau menumbuk dan mengambil sari dari buah tersebut. Sebelum akhirnya diminum oleh anaknya. Hari berganti hari, kondisi anaknya pun semakin membaik. Mengetahui hal tersebut, beliau setiap hari memetiknya dari hutan. Hingga akhirnya anaknya pun sembuh. Buah Pace pun semakin terkenal akan khasiatnya. Pohonnya pun tumbuh dan berkembang lebih banyak. Karena biji dari buahnya disebar di tanah yang subur. Buah Pace rasanya sangat pahit, namun hal itu dibayar sebanding dengan khasiatnya yang sangat banyak pula. Sekarang ini Buah Pace lebih sering kita sebut dengan nama Bentis atau Buah Mengkudu. Dengan semakin terkenalnya Buah Pace di wilayah ini, banyak warga sekitarnya menyebut wilayah ini dengan sebutan Pace, lebih tepatnya Desa Pace.[1]
- ^ anggaapratam (2016-08-23). "Kecamatan Pace, Kab. Nganjuk". signoutnow. Diakses tanggal 2023-01-05.