Goa Jepang Sentonorejo berada di Dusun Blambangan, Kelurahan Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Goa ini merupakan situs bersejarah yang dibuat pada masa pendudukan Jepang di Indonesia dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan amunisi. Situs ini berada di daerah kaki bukit dekat dengan situs masa klasik yaitu Candi Abang dan Goa Sentonorejo. Secara geografis, Situs Goa Jepang berada pada koordinat -7.80896 dan 110.47406 dengan topografi terjal. Goa tersebut terdiri dari empat buah goa yang berjajar dan berbentuk persegi, dengan keempat ujung goa saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Tampak depan Gua Jepang Sentonorejo

Sejarah

Latar belakang Goa Jepang Sentonorejo

Goa Jepang Sentonorejo di Yogyakarta dibangun sekitar tahun 1942 selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, khususnya selama Perang Dunia II. Goa ini merupakan bagian dari upaya Jepang untuk memperkuat pertahanan wilayah terhadap serangan Sekutu, dan dibuat dengan memanfaatkan batu kulit cadas yang memiliki ketinggian 8 meter. Goa ini memiliki empat lorong pintu masuk yang menghadap ke barat, dan pada masa itu, digunakan sebagai gudang amunisi serta sebagai bagian dari sistem pertahanan yang lebih luas.

Sejarah Goa Jepang Sentonorejo di Yogyakarta terkait erat dengan periode pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang Dunia II. Goa ini dibangun oleh para romusha, pekerja paksa asal Indonesia, yang dipekerjakan oleh tentara Jepang untuk membuat serangkaian bunker dan gudang amunisi. Struktur goa yang terdiri dari empat buah goa berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang saling terhubung, menunjukkan desain yang dipikirkan untuk efisiensi logistik dan pertahanan. Goa Sentonorejo tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan amunisi tetapi juga sebagai titik strategis untuk pengintaian dan pertahanan wilayah, terutama mengingat lokasinya yang dekat dengan Lapangan Terbang Maguwo. Setelah perang, goa ini ditinggalkan dan sekarang berdiri sebagai monumen sejarah yang mengingatkan pada masa-masa sulit tersebut, serta pengorbanan yang dilakukan oleh para romusha dan masyarakat Indonesia selama pendudukan.

Nilai historis

Pembangunan oleh Romusha

Goa ini dibangun oleh pekerja paksa Indonesia, yang dikenal sebagai romusha, di bawah perintah tentara Jepang. Pekerjaan ini sangat berat dan dilakukan dalam kondisi yang sulit.

Fungsi Strategis

Goa Sentonorejo digunakan sebagai tempat penyimpanan amunisi selama Perang Dunia II. Di dalam goa, terdapat lubang-lubang yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan bom. Namun, bom-bom tersebut telah dikeluarkan setelah perang, dan lubang-lubang itu telah ditutup dengan semen.

Pertahanan Wilayah

Goa ini merupakan bagian dari sistem pertahanan yang dibangun oleh Jepang untuk melindungi daerah vital, termasuk Lapangan Terbang Maguwo (Adisutjipto). Lokasi Goa Sentonorejo dipilih karena dekat dengan lapangan terbang dan berada di daerah perbukitan, yang strategis untuk pertahanan.

Fasilitas Pertahanan

Selain sebagai gudang amunisi, Goa Jepang juga berfungsi sebagai fasilitas pengintaian, penembakan, logistik, dan akomodasi pasukan. Menara pengintaian juga didirikan untuk memperkuat sistem pertahanan tersebut.

Goa Jepang Sentonorejo adalah saksi bisu dari sejarah kelam penjajahan di Indonesia, dan kini menjadi situs bersejarah yang dapat dikunjungi untuk mempelajari lebih lanjut tentang masa lalu. Pengunjung dapat merasakan atmosfer historis dan memahami lebih dalam tentang pengorbanan yang telah dilakukan oleh para romusha dan masyarakat Indonesia selama masa pendudukan.

Bangunan dan Arsitektur

Konstruksi Goa

Goa dibangun dengan memahat dinding tebing berbahan batu cadas, yang menjadikan lokasi ini cukup aman dari serangan musuh. Goa ini memiliki empat pintu masuk yang saling berhubungan, dengan pintu masuk dari barat.

Lorong Gua I
  • Lebar Pintu: 1,95 m
  • Tinggi Pintu: 2,10 m
  • Panjang Lorong: 38,20 m
  • Lebar Lorong: 2,60 m
  • Tinggi Lorong: 2,10 m
Lorong Gua II
  • Lebar Pintu: 2 m
  • Tinggi Pintu: 2 m
  • Panjang Lorong: 13,25 m
  • Lebar Lorong: 4,40 m
  • Tinggi Lorong: 3 m
Lorong Gua III
  • Lebar Pintu: 2 m
  • Tinggi Pintu: 2,20 m
  • Panjang Lorong: 38,70 m
  • Lebar Lorong: 2,60 m
  • Tinggi Lorong: 2,30 m
Lorong Gua IV
  • Lebar Pintu: 2 m
  • Tinggi Pintu: 2,20 m
  • Panjang Lorong: 13,10 m
  • Lebar Lorong: 4,40 m
  • Tinggi Lorong: 3 m

Struktur Pintu

Pintu goa terbuat dari bata yang kondisi saat ini sudah tidak utuh lagi dan beberapa bagian mengalami kerusakan. Pada bagian bawah dinding goa terdapat bekas-bekas ceruk dengan ukuran yang berbeda1.

Lantai Goa

Lantai goa berupa tanah yang dikeraskan, yang menunjukkan kondisi asli dan cara pembangunan pada masa itu.

Fungsi Pertahanan

Goa Jepang ini berfungsi sebagai benteng pertahanan untuk menjaga keselamatan fasilitas vital, yaitu lapangan udara Maguwo yang letaknya tidak jauh dari lokasi goa. Lokasi yang terisolasi dan dekat dengan bukit menjadikan jangkauan pengawasan daerah sekitar menjadi luas.

Pemeliharaan

Saat ini, situs Goa Jepang dikelola oleh BPCB DIY dan kondisi situs dalam keadaan terawat. Fungsi Goa Jepang Sentonorejo saat ini digunakan sebagai tempat wisata sejarah.

Wisata

Gua Jepang di Blambangan saat ini telah menjadi tempat wisata yang menarik di Yogyakarta. Selain nilai sejarahnya, Gua Jepang juga menarik bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam dan arsitektur khas dari masa lalu. Fasilitas pendukung seperti area parkir, musala, kamar mandi, tempat istirahat, dan warung makan telah tersedia untuk memudahkan pengunjung menikmati kunjungan mereka ke tempat ini. Ini menjadikan Gua Jepang di Blambangan sebagai destinasi yang cocok untuk berbagai aktivitas, termasuk fotografi, penelitian sejarah, atau sekadar rekreasi.

Referensi

  1. Dinas Kebudayaan Sleman
  2. https://turisian.com/2023/01/13/situs-gua-jepang-berbah-sleman-menarik-dikunjungi-pecinta-wisata-sejarah/
  3. https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/detail/367/situs-goa-jepang-sentonorejo