Iblis

makhluk jahat dalam agama samawi
Revisi sejak 29 Juni 2024 06.29 oleh M. Adiputra (bicara | kontrib) (←Mengganti halaman dengan 'jmpl|250x250px|Iblis {{untuk|iblis menurut Kristen|Iblis dalam Kekristenan}}{{untuk|iblis menurut Islam|Iblis dalam Islam}} '''Iblis''' adalah suatu perwujudan kejahatan dalam berbagai kebudayaan dan kepercayaan.<ref>Jeffrey Burton Russell, ''The Devil: Perceptions of Evil from Antiquity to Primitive Christianity'', Cornell University Press 1987 {{ISBN|978-0-801-49409-3}}, pp. 11 and 34</ref> Ia...')

Iblis adalah suatu perwujudan kejahatan dalam berbagai kebudayaan dan kepercayaan.[1] Ia dipercaya sebagai suatu bentuk kekuatan yang tidak bersahabat dan bersifat merusak.[2] Iblis merupakan antitesis dari Tuhan dalam agama samawi, meliputi Kekristenan dan Islam.

Iblis

Kepercayaan

Menurut ajaran Islam dijelaskan bahwa Allah menciptakan tiga jenis makhluk berakal budi yaitu malaikat yang diciptakan dari cahaya (nuur), jin dari api (naar), dan manusia dari tanah (turaab). Iblis berasal dari golongan jin.

Menurut agama Kristen, setan (iblis) adalah jin dan manusia begitupun malaikat yang memberontak kepada Allah, sehingga dibuang dari surga dan kemudian berkeliling (Ayub 1:7) sementara syetan adalah sebuah sifat menghasut manusia untuk berbuat buruk dan durhaka

Di dalam Alkitab bahasa Indonesia bagian Perjanjian Lama kata "iblis" hanya dipakai di 3 kitab, yaitu Kitab 1 Tawarikh, Kitab Ayub, dan Kitab Zakharia, yang merupakan terjemahan kata bahasa Ibrani: שטן‎ (syatan atau "Setan"), yang berarti musuh. Di bagian Perjanjian Baru, setan disebutkan berusaha membawa manusia jauh dari Allah, malahan mencobai Yesus Kristus meskipun gagal dan akhirnya undur dari Yesus. Karenanya setan disebut sebagai musuh atau lawan bagi orang-orang Kristen. Kata setan dalam bagian Perjanjian Baru ini diterjemahkan dari bahasa Yunani: διάβολος (diabolos, artinya "pemfitnah', "penghasut") yang dalam bahasa Inggris disebut devil. Bahkan dia disebut sebagai "Bapa segala dusta" (Yoh 8:44)

Etimologi

Dalam bahasa Arab nama Iblis berasal dari kata balasa بَلَسَ, yang artinya 'ia menyesal', maka arti dari kata Iblis 'ia (hal) yang menyebabkan penyesalan' juga tak mempunyai kebaikan sedikitpun (man la khaira ‘indahu). Iblis merupakan makhluk Allah swt., yang diberi kemampuan untuk menyesatkan manusia sampai akhir jaman. Keberadaannya pun akan terus menggoda dan menjerumuskan setiap orang ke dalam perbuatan dosa.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Jeffrey Burton Russell, The Devil: Perceptions of Evil from Antiquity to Primitive Christianity, Cornell University Press 1987 ISBN 978-0-801-49409-3, pp. 11 and 34
  2. ^ Jeffrey Burton Russell, The Devil: Perceptions of Evil from Antiquity to Primitive Christianity, Cornell University Press 1987 ISBN 978-0-801-49409-3, p. 34

Pranala luar