Gereja Huria Kristen Batak Protestan, Yogyakarta

gereja di Indonesia

Gereja Huria Kristen Batak Protestan Resort Yogyakarta (HKBP Yogyakarta) merupakan sebuah gereja bersejarah di bawah naungan Huria Kristen Batak Protestan Distrik XVIII Jabartengdiy yang berlokasi di Kotabaru, Yogyakarta.[1] Resort ini berdiri pada 7 April 1946, dengan menggunakan bangunan gereja resort HKBP ini menggunakan bangunan kuno gereja Kristen Gereformeerd peninggalan zaman Belanda.[2]

HKBP Yogyakarta
Huria Kristen Batak Protestan, Resort Yogyakarta
Gereja HKBP Kotabaru Yogyakarta
PetaKoordinat: 1°3′24.084″N 116°54′18.324″E / 1.05669000°N 116.90509000°E / 1.05669000; 116.90509000
LokasiJl. I Dewa Nyoman Oka No.22, Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta
NegaraIndonesia
DenominasiHuria Kristen Batak Protestan
Arsitektur
StatusGereja resort
Status fungsionalAktif
Administrasi
DistrikDistrik XVIII Jabartengdiy

Sejarah

Gereja Kristen Gereformeerd

Berkembangnya perkebunan dan industri gula pada peralihan abad ke-19 dan 20 menyebabkan terjadinya pertumbuhan jumlah warga Belanda di Yogyakarta. Residen Belanda saat itu, Canne, memohon kepada Sri Sultan Hamengkubuwana VII untuk memberikan wilayah khusus bagi masyarakat Belanda. Sri Sultan mengabulkan permohonan tersebut melalui Rijksbland van Sultanaat Djogjakarta No 12 tahun 1917. Wilayah Kotabaru (Nieuwe Wijk) mulai dikerjakan pada tahun 1917-1920 dengan arsitektur bergaya Belanda. Area perumahan dilengkapi berbagai fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah. Mayoritas warga Belanda yang tinggal pada masa tersebut menganut agama Kristen sehingga pada tahun 1923 dibangun Gereja Kristen Gereformeerd (Gereformeerd Kerk) bagi warga Belanda. Penduduk Jawa di Kotabaru juga memiliki gereja Kristen sendiri, yaitu Gereja Kristen Jawa.[3] Gereja ini diresmikan oleh Ds D. Baker pada tanggal 21 Mei 1923 dan memperoleh pengakuan Pemerintah 11 Juni 1931 no. 48 (Staatsblad 1932 No. 360).[4]

Setelah Perang Dunia II, banyak warga Belanda yang pulang karena pergolakan politik sehingga gedung Gereformeerde Kerk Djogjakarta menjadi kosong. Pada tahun 1942, bangunan gereja digunakan warga muslim menjadi masjid dan gudang meskipun belum beralih kepemilikan. Belanda berkeinginan agar gedung tersebut dapat tetap digunakan sebagai gereja sehingga perawatannya diserahkan kepada Majelis Gereja Kristen Yogyakarta. Pada tanggal 15 September 1946, Gereja Kristen Jawa meminta gedung tersebut tetapi tidak dikembalikan. Perundingan kedua tanggal 15 September 1946, HKBP mengadakan pertemuan dengan Mr. Amir Syarifudin Harahap dengan harapan agar gedung dapat digunakan oleh HKBP untuk beribadah. Tanggal 16 September 1946 HKBP mengajukan surat permohonan kepada Menteri Agama RI dan Wakil Presiden agar mengembalikan gedung tersebut menjadi gereja. Tanggal 14 Januari 1947 HKBP membuat surat susulan kepada Menteri Agama RI untuk mengembalikan gedung tersebut bersama perlengkapannya. Surat balasan dari menteri Agama bertanggal 10 Maret 1947 menyatakan bahwa permintaan masih diproses, tetapi tidak ada kejelasan lebih lanjut.[4]

Huria Kristen Batak Protestan

Masyarakat Batak telah lama merantau ke pulau Jawa untuk berbagai keperluan seperti pekerjaan dan sekolah. Pada dekade 1920 - 1940, para perantau Batak di Jawa Tengah dan Yogyakarta umumnya bertujuan untuk belajar di perguruan tinggi atau sekolah-sekolah milik pemerintah Belanda yang berada di Yogyakarta dan sekitarnya.[4]

Para perantau Batak mengadakan kebaktian berpindah-pindah, karena belum memiliki tempat ibadah yang resmi. Pada tanggal 7 April 1946, umat Kristen Batak mengadakan kebaktian untuk pertama kalinya di rumah keluarga W. Hutabarat di Jalan Pakoeningratan 6, selanjutnya dijadikan hari lahir HKBP Yogyakarta. Kebaktian selanjutnya berpindah-pindah ke berbagai tempat, yaitu SD Ungaran, Gereja Protestan Margomulyo Pasar Gede, Balai Pertemuan Kristen Gondokusuman, dan gedung Sekolah Menengah Kristen Terban 33. Pada tanggal 14 Agustus 1948, jemaat HKBP menyewa gedung gereja di Jalan Soeltansboulevard 22 (sekarang Jalan I Dewa Nyoman Oka 22) dari gereja Gerefomeerd Semarang. HKBP mulai mengumpulkan dana pada tahun 1953 hingga akhirnya bulan Desember 1955 gedung gereja berhasil dibeli.[4] Gereja ini memperoleh pengakuan Ulang Pemerintah Republik Indonesia 2 April 1968 No. Dd/DAK/d/135/68 join No.33 6 Februari 1988.

Jadwal ibadah Hari Minggu

Pukul Keterangan Bahasa
06.30 WIB Ibadah umum bahasa Indonesia
09.00 WIB Ibadah umum
Sekolah Minggu & Remaja
bahasa Batak Toba
bahasa Indonesia
17.30 WIB Ibadah Umum
Sunday Service (awal bulan)
bahasa Indonesia
bahasa Inggris

Referensi

  1. ^ Almanak HKBP 2024, Percetakan HKBP, 2024, halaman 447.
  2. ^ "Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-04. Diakses tanggal 5 Maret 2022. 
  3. ^ Pemuda Kotabaru (1 Februari 2013). "Sejarah Kota Baru Yogyakarta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-12. Diakses tanggal 28 September 2015. 
  4. ^ a b c d HKBP Yogyakarta. "Sejarah Berdirinya HKBP Yogyakarta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-08. Diakses tanggal 29 September 2015.