Michael Cornelis C. Coomans

uskup Samarinda

Mgr. Michael Cornelis C. Coomans, M.S.F. (18 Juni 1933 – 06 Mei 1992) adalah Uskup kedua Samarinda sejak ditunjuk pada 30 November 1987 hingga meninggal dunia pada 6 Mei 1992.


Michael Cornelis C. Coomans

Uskup Emeritus Samarinda
GerejaKatolik Roma
KeuskupanSamarinda
Penunjukan30 November 1987
Masa jabatan berakhir
6 Mei 1992
(4 tahun, 158 hari)
PendahuluJacques Henri Romeijn, M.S.F.
PenerusFlorentinus Sului Hajang Hau, M.S.F.
Imamat
Tahbisan imam
24 Juli 1960
Tahbisan uskup
14 Februari 1988
oleh Hieronymus Herculanus Bumbun, O.F.M. Cap.
Informasi pribadi
Nama lahirMichael Cornelis C. Coomans
Lahir(1933-06-05)5 Juni 1933
Belanda Loon op Zand, Belanda
Meninggal6 Mei 1992(1992-05-06) (umur 58)
Indonesia Samarinda, Indonesia
Kewarganegaraan Belanda
DenominasiKatolik Roma
SemboyanDeus salus
(Terjemahan harafiah: Allah (sumber) keselamatan)

Karya

Coomans mengucapkan kaul sebagai anggota Misionaris Keluarga Kudus (MSF) pada 7 September 1954. Ia kemudian ditahbiskan menjadi imam pada 24 Juli 1960.

Coomans sempat menjabat sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Samarinda setelah Mgr. Van Weeberg, M.S.F. meninggal dunia pada awal November 1975 dalam kecelakaan pesawat Bouraq yang jatuh di Banjarmasin.[1]

Pada 30 November 1987, Paus Yohanes Paulus II menunjuk Mgr. Coomans sebagai Uskup Samarinda. Takhta Samarinda telah lowong selama 12 tahun, setelah pengunduran diri Mgr. Jacques Henri Romeijn, M.S.F. pada 11 Februari 1975. Ia ditahbiskan menjadi Uskup Samarinda pada 14 Februari 1988 oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, O.F.M. Cap. selaku Uskup Penahbis Utama.[2] Bertindak sebagai ko-konsekrator ialah Uskup Malang, Mgr. Franciscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta, O.Carm. dan Uskup Banjarmasin, Mgr. Fransiskus Xaverius Rocharjanta Prajasuta, M.S.F.[3] Ia mengambil moto "Deus salus".

Terkait dengan pengangkatan dirinya menjadi Uskup Samarinda, Mgr. Coomans pada awalnya merasa bahwa hal ini tidak sejalan dengan apa yang sudah ia kerjakan selama 17 tahun, yakni program Indonesia-nisasi. Ia sendiri menyatakan bahwa ia mengalami masalah inkulturasi dan kepemimpinan. Pada sisi lain, ia menyadari bahwa pengangkatan dirinya menjadi Uskup ialah kehendak umat, pastores, dan kaum religius di Samarinda.[4]

Ia pernah menyatakan dalam buku "Manusia Daya, Sekarang dan Masa Depan" (1999), bahwa orang Dayak datang dari daratan Asia yaitu Provinsi Yunan di selatan Tiongkok.[5] Setelah 4 tahun menggembalakan umat di Samarinda, Mgr. Coomans meninggal dunia pada 6 Mei 1992 dalam usia 58 tahun.

Referensi

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Jacques Henri Romeijn, M.S.F.
Uskup Samarinda
30 November 1987–6 Mei 1992
Diteruskan oleh:
Florentinus Sului Hajang Hau, M.S.F.