Mantan artikel pilihan Artikel ini adalah mantan artikel pilihan. Silakan lihat halaman nominasi awalnya (untuk artikel lama, lihat arsip nominasi) dan alasan pembatalannya.


2006

Saya ingin mengubah nama artikel ini karena ada permintaan dari seorang pengguna di en:. Menurut saya ada benarnya pendapatnya. Pengguna ini istrinya adalah seorang Minangkabau. Sebab bahan-bahan rujukan yang saya baca juga menunjukkan nama ini. Meursault2004 09:25, 27 Desember 2006 (UTC)

Salam kenal!. Ingin ikut berpartisipasi. Saya usul di bagian bawah dibuat daftar nama tokoh tokoh penting selain yang ada di infobox, termasuk tokoh yang berperan internasional seperti Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Mohammad Natsir, Aisjah Girindra, Maizar Rahman, Rais Abin, Hamka, Roestam Effendi, Rafendi Djamin, Moeslim Taher, Tan Malaka, Azyumardi Azra dan lain lain, berikut dengan keterangan ringkas tentang peran dan pencapaian mereka. Saya akan coba menyuntingnya, mudah mudahan berkenan, kalau tidak, silahkan dihapus saja. Terimakasih...Salam wikipedia untuk semua. ((rang koto))
Anu, daftar makanan dan lain-lain yang panjang itu bikin jelek. Kalau ngga salah bisa dijadikan dua kolom, tapi ngga tau caranya bagaimana... Serenity 02:07, 2 Mei 2007 (UTC)
Mau dijadikan dua kolom? Bisa, tapi kelihatannya harus pakai fungsi tabel. Meursault2004ngobrol 09:03, 2 Mei 2007 (UTC)

Bagaimana kalau nama-nama masakan itu dipindahkan saja ke sebuah entri baru, beri judul 'masakan padang' atau apa.. Rasanya kurang pas kalau mengambil tempat cukup banyak di halaman utama suku minang ini.

A.A. Navis bukunya yang paling terkenal dan selalu jadi rujukan berjudul 'Alam terkembang jadi guru'. Adyan 00:52, 14 Juli 2008 (UTC)

Foto di infobox

Kebanyakan!! Delapan sudah cukuplah. Terus kok laki2 semua, perasaan banyak tokoh nasional yang perempuan Minang ?? Kembangraps (bicara) 15:42, 12 Januari 2010 (UTC)

Hmm, siapa ya? Rasuna Said, Rohana Kudus, Dewi Fortuna Anwar? (eh yg terakhir sudah pantas gak ya? ;) ) Gombang (bicara) 09:33, 14 Januari 2010 (UTC)

Apa memang Minangkabau ini suku atau bangsa?, sebab di Minangkabau juga ada suku-suku seperti caniango, koto, piliang. Mohon maaf saya awam dlm hal ini... 218.47.206.135 15:37, 6 Maret 2010 (UTC)

Menurut pendapat saya nama Minangkabau sebenarnya adalah nama sebuah negeri yang ada di salah satu kecamatan (Kec. Sungayang) yang ada di Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumbar,[1], entah kenapa dirujuk menjadi nama suku atau bangsa. – komentar tanpa tanda tangan oleh 60.53.226.232 (bk).

Suku Minangkabau

Bagaimana nama untuk artikel suku minangkabau ini diganti dengan suku Minang atau bangsa Minang, Salam VoteITP (bicara) 13:52, 15 Maret 2010 (UTC)

Tidak perlu, karena Minang merupakan versi pendek dari Minangkabau. Soal penggantian menjadi bangsa Minangkabau, agak susah juga karena secara politis yang diakui di Indonesia hanya ada satu bangsa , yang lainnya adalah suku bangsa. Gombang (bicara) 11:07, 28 April 2010 (UTC)

Saya rasa juga tidak perlu suku Minangkabau diganti denga Bangsa Minangkabau, karena Orang-orang Minang sendiri tidak pernah menyebutnya. Saya tidak setuju dengan kalimat acuan berikut ini "Hal ini dapat dikaitkan dengan kenyataan bahwa beberapa literatur Belanda juga telah menyebut masyarakat suku ini sebagai Padangsche Bovenlanden".Yang dimaksud dengan "Padangsche Bovenlanden" dalam bahasa Belanda adalah nama kawasan yang berada di dataran tinggi Sumatera Barat antara lain Agam, Limapuluh Kota, Tanah Datar, Solok dll., bukan nama penduduk yang mendiaminya.Penduduk yang mendiami kawasan tersebut disebut "Maleiers' (orang Melayu" atau Minangkabause Maleiers / Minangkabauers.Untuk kawasan pesisir seperti Padang, Pariaman, Painan dll. mereka sebut "Padangsche Benedenlanden". Jadi orang Belanda tidak pernah menyebut orang Minang sebagai "Padanger". Catatan : Dalan bahasa Minang "Padangsche Bovenlanden" adalah "Padang Darek". – komentar tanpa tanda tangan oleh Tarmizi Bustamam (bk).

Sekedar usulan kembali, kalau artikel ini diganti dengan judul: Orang Minang bagaimana?, Salam    VoteITP  15:44, 29 September 2010 (UTC)

Saya sangat setuju, kalau judul artikel ini diganti memjadi :Orang Minang. Salam (Tarmizi Bustamam (bicara) 13:58, 31 Januari 2011 (UTC))

buat jayrangkoto saya tau anda orang minangkabau. tapi fakta nya jumlah suku minangkabau adalah 6,3 juta jiwa di tambah di malaysia 600 ribu jadi total nya kurang lebih 7 juta jiwa. sumber: http://joshuaproject.net/people_groups/13724/ID
anda tidak bisa menolak karena itu data standar dan di pakai di seluruh dunia. joshuaproject memuat lebih dari 50.000 suku di seluruh dunia dengan menggunakan server sendiri dan bekerja sama dengan harvard university (universitas terbaik di dunia) untuk memverifikasi kebenaran data. bukan data abal2 seperti data yang anda punya. :) Partai Liberal
Salam kenal Sdr. Partai Liberal. Saya hampir tak punya andil pada artikel Orang Minangkabau. Artikel tersebut telah disunting oleh banyak kontributor dari berbagai etnis dengan hampir seratus referensi, apakah anda mau menafikan itu?. Tahukah anda kapan joshuaproject mendata secara langsung populasi orang Minang?. Kapan mereka ke Sumatera Barat dan ke kantong-kantong perantauan orang Minang di berbagai tempat?. Sehebat apa pun sebuah lembaga tak akan menemukan angka pasti kalau mereka tidak turun ke lapangan, apalagi untuk sensus penduduk perantauan yang bersifat mobil dan dinamis.
Orang Minang di perantauan yang dihitung dalam sensus nasional lebih kepada orang Minang yang relatif baru datang. Sementara orang Minang yang sudah beranak-pinak di perantauan sejak awal abad-20 atau sebelumnya boleh dibilang tidak masuk hitungan sensus sebagai orang Minang. Sementara di Malaysia angka 600 ribu orang Minang itu hanya yang di Negeri Sembilan, belum termasuk Pulau Pinang, yang kedua-duanya merupakan Minang perantauan sejak abad-15 dan 17. Lalu ratusan ribu bahkan mungkin jutaan lagi 'perantauan baru' sejak masa kolonial sampai masa sekarang ini apakah sudah dihitung?. Gelombang 'perantauan baru' Minang ke Malaysia tidak kalah besarnya dengan gelombang perantauan ke wilayah-wilayah lain di Indonesia. Mereka tersebar di berbagai kota besar Malaysia, seperti Kuala Lumpur, Johor Bahru, Subang Jaya, Shah Alam, dan lainnya.
Kalau anda memaksakan kehendak, maka saya juga ingin berkehendak. Saya ingin menghitung sendiri. Pada tahun 1971 jumlah perantau Minang 44% dari jumlah total orang Minang. Semakin lama persentase perantau akan semakin meningkat karena semakin berkurangnya lahan atau peluang ekonomi di Sumatera Barat. Menurut saya saat ini lebih dari separuh orang Minang yang ada di perantauan, berarti total populasi orang Minang adalah 4,5 juta di Sumbar ditambah lebih dari 4,5 juta 'Minang perantauan baru' ditambah 'Minang perantauan lama' yang sudah beranak-anak pinak di tanah rantau sejak awal abad-20 atau sebelumnya, yang tidak diketahui jumlahnya. Dengan perhitungan seperti itu maka saya menemukan angka 13 juta atau bahkan lebih. Tapi tentu saja saya tak akan pernah memasukkan angka ini ke dalam artikel he he. Terima kasih, salam. ~Jay rang Koto 30 Desember 2014 21.10 (UTC)Balas
data penduduk minangkabau bukan hanya dari joshuaproject tapi saya punya 4 data termasuk data inteligence semua nya nyaris sama 6,3 jt sampai 6,4 juta termasuk data dari bps RI 2010 (hanya sebagai acuan dasar). 8 juta terlalu besar.
Halo Sdr. Partai Liberal. Bagus sekali kalau anda punya banyak data dari berbagai sumber. Kalau sumber data Anda itu memang sahih, layak, dan tepercaya, kan bisa dipakai untuk memperkaya referensi suatu artikel di Wikipedia. Silakan masukkan saja data Anda itu, kalau memang sahih tak terbantahkan, tak akan ada yang menghapusnya. Kalau data sahih Anda tetap dihapus juga oleh kontributor lain, maka saya nyatakan di sini, saya akan menjadi orang pertama yang akan membela Anda. Akan saya protes sekeras-kerasnya, kalau perlu saya cabut selama-lamanya dari Wikipedia. Kebenaran adalah yang utama, sedangkan kesalahan, seperti kebencian, kecemburuan negatif, suka menafikan pihak lain, merasa benar sendiri, dan berbagai sifat-sifat buruk manusia lainnya harus kita jauhi sekuatnya. Salam, semoga Anda selalu sehat. ~Jay rang Koto 6 Januari 2015 19.47 (UTC)Balas

Kelirumologi

Menurut saya, minangkabau bukanlah suku. Sejatinya, Minangkabau adalah sebuah wilayah yang memiliki kebudayaan-kebudayaan, bahasa, suku-suku, adat dll. Dimana, kebudayaan2 tsb. diciptakan oleh keturunan-keturunan nenek moyang minangkabau yang membuat pemukiman pertamanya di Puncak gunung marapi dan meluas ke wilayah minangkabau yang sekarang.

Perumpama-annya seperti:
si A dan si B membuat pemukiman diwilayah di Pulau Sia Sib yang baru ditemukannya. si A dari Eropa dan si B dari Cina. Dari pernikahan mereka, lahir sebuah kebudayaan baru, bahasa, suku, adat dll. Dan setelah mereka mempunyai banyak keturunan, merekapun memperluas wilayah pemukiman mereka.

Kurang lebihnya mohon di maafkan, Salam... Templat:Pengguna Rahmatdenas Tdd 00:49, 11 Agustus 2011 (UTC)

Dalam konteks artikel di Wikipedia bahasa Indonesia, sebenarnya menurut saya lebih tepat digunakan istilah Suku Minangkabau/Suku Minang. Pemakaiannya menggambarkan adanya persamaan budaya, yang diakui antar anggota masyarakatnya dan dipandang demikian pula oleh pihak-pihak dari luar. Jadi, paralel dengan artikel-artikel lain, seperti Suku Jawa, Suku Banjar, Suku Bugis, Suku Madura, dll. Pemakaian kata "Orang" cenderung terkesan tak formal. Sedangkan kata suku di dalam bahasa Minang, lebih kurang setara dengan klan/marga di dalam bahasa Indonesia. Demikian pendapat saya. Naval Scene (bicara) 07:42, 12 September 2011 (UTC)
Menurut pendapat saya, pemakaian kata "Orang" pada artikel ini cendrung untuk membedakan "pengertian" saja, karena pada komunitas Minang itu sendiri terdapat pembagian yang mereka sebut dengan "Suku" bahkan pada suku yang dimaksud tsb masih terdapat lg turunannya (lihat artikel), dengan demikian ada titik temu baik dari pandangan luar maupun dari masyarakat itu sendiri. Sbg catatan: komunitas masyarakat Minang jika ditanya akan sukunya tentu akan menyebutkan nama suku seperti yang ada pada Daftar Suku-suku Minang, bukan menyebut diri mereka "Suku Minang/Minangkabau". Demikian pendapat saya, Salam, VoteITP (bicara) 12 Oktober 2011 13.43 (UTC)Balas

Ganti judul artikel?

Bagaimana kalau kita ganti saja judul artikel ini dari Orang Minang --> Minangkabau. Sementara halaman disambiguasinya kita pindahkan dari Minangkabau --> Minangkabau (disambiguasi). Menurut saya artikel ini lebih membahas "Minangkabau" secara keseluruhan, sementara Bahasa Minangkabau, Budaya Minangkabau, dan Adat Minangkabau merupakan sub-topik dari artikel ini. Selain itu pemakaian judul "Orang Minang" terasa agak informal, toh kenapa bukan "Orang Minangkabau". Bagaimana menurut anda-anda, setujukah dengan usul saya? blue§atellite 13 Oktober 2011 09.49 (UTC)Balas

Rasanya saya setuju memakai judul Orang Minangkabau, terasa lebih lengkap dan formal. Salam. Wagino 20100516 (bicara) 13 Oktober 2011 10.00 (UTC)Balas
Masalahnya artikel ini tidak hanya membahas "Orang Minangkabau" tapi lebih ke "Minangkabau" secara keseluruhan. Artikel-artikel lain yang judulnya juga memakai kata-kata "Minangkabau" merupakan sub-topik dari artikel ini. Jadi kenapa halaman Minangkabau harus dijadikan disambiguasi, padahal artikel ini lebih pantas menyandang judul "Minangkabau" itu sendiri? blue§atellite 13 Oktober 2011 10.07 (UTC)Balas

Oh iya, sebagai pertimbangan. Di mayoritas Wikipedia bahasa-bahasa lain, artikel ini diberi judul "Minangkabau" saja[2][3][4][5][6][7][8][9][10][11][12][13] blue§atellite 13 Oktober 2011 10.16 (UTC)Balas

lebih ke orang minangkabau, kalau orang minang kurang jelas,Imanuel NS Uen (Pesan di sini) 13 Oktober 2011 13.36 (UTC)Balas
Kelemahan demokrasi: "Suara mayoritas belum tentu benar."; Menurut saya lebih baik artikel ini dipindahkan ke "Orang Minangkabau". ·· KℇℵℭK 14 Oktober 2011 13.13 (UTC)Balas

Menurut saya sebelum judul artikel ini diganti, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama artikel ini sudah menjadi artikel pilihan, jd tidak ada salahnya dibicarakan bersama dengan komunitas, dan berikan waktu agar para kontributor dapat memberikan masukan yang tepat. Walaubagaimanapun artkel ini dari awal sudah mengalami beberapa perubahan judul, mungkin perlu juga diperhatikan sejarah artikel ini sehingga dapat menghindari sesuatu yang tidak perlu. Selanjutnya, menurut saya penggunaan judul Orang Minang biasa saja dan sesuai dengan kaedah bahasa, saya tidak melihat hubungan informal pada judul ini, banyak teks akademik maupun artikel/buku yang menggunakan kata Orang Minang. Kemudian kenapa judul artikel ini bukan Orang Minangkabau, sederhana saja yaitu untuk membedakan saja dengan nama sebuah Nagari Minangkabau (lihat artikel) karena tentunya suatu kawasan berkaitan dengan orang, sehingga tidak muncul interprestasi bahwa artikel tersebut merujuk pada orang pada kawasan itu saja, lg pula kata Minang sudah dianggap versi lain dari Minangkabau. Jadi tidak ada yang salah dengan judul tersebut. Demikian, terima kasih, VoteITP (bicara) 14 Oktober 2011 13.46 (UTC)Balas

Saya sebenarnya lebih setuju "Orang Minangkabau", tetapi penggunaan ini memang jadi ambigu. Saya sendiri tidak setuju dengan penggunaan kata "suku" untuk ethnic group, karena berasal dari konsep tentang "suku bangsa" yang menurut saya agak tidak jelas dan bias nasionalis. Penggunaannya juga jadi aneh buat kelompok etnis seperti Orang Laut (Suku Laut?) Apa yang menentukan suatu kelompok etnis merupakan "bangsa" atau "suku bangsa" ? Mungkin alternatif yang sesuai adalah "etnis Minangkabau". Gombang (bicara) 17 Oktober 2011 12.05 (UTC)Balas

Untuk Semuanya, bagaimana kalau halaman Minangkabau di alihkan ke halaman Orang Minang ini, dan di atasnya di kasih ini:

Bagaimana setuju?  RahmatdenasMengecat   22 Oktober 2011 05.58 (UTC)Balas

Saya malah pengennya lebih dari ini. Artikel Orang Minang seharusnya dipindahkan ke halaman Minangkabau, karena di sini kita tidak hanya mengulas tentang "orang" Minang, tetapi Minang secara keseluruhan, termasuk adat, budaya, dan segala hal yang terkait dengan orang Minang itu sendiri. Dengan dipindahkan ke halaman Minangkabau, kita juga tidak perlu dipusingkan mana yang formal atau tidak formal antara "orang Minang" atau "orang Minangkabau". Apa perlu saya adakan voting? blue§atellite 19 Juni 2012 11.35 (UTC)Balas
Menurut saya, Minangkabau tidak harus dimaknai sebagai entis atau suku, melainkan lebih dari itu. Layaknya sebuah negara atau persisnya kerajaan, Minangkabau memiliki wilayah yang kini dipisahkan oleh batas provinsi dan negara, juga memiliki adat dan budaya, bahasa lengkap dengan aksara, bahkan bendera yang dikenal sebagai marawa. Jadi saya lebih setuju judulnya diganti menjadi "Minangkabau". Nallizam Umar (bicara) 19 Juni 2012 12.44 (UTC)Balas

Lazimnya di Wikipedia dibedakan antara orang (etnis), bahasa, daerah secara geografis, dan daerah secara administratif. Dalam hal ini saya tidak setuju Orang Minang dialihkan menjadi Minangkabau, karena artikel ini (seharusnya) fokus pada etnisnya saja. Gombang (bicara) 19 Juni 2012 16.57 (UTC)Balas

bagaimana jika artikel Orang Minangkabau diganti judulnya dengan Etnisitas Minangkabau? Dzaky Mughits Algifari (bicara) 9 Agustus 2020 13.05 (UTC)Balas

Gambar

Gambarnya dihapus dari commons, apakah ada yang punya penggantinya? вёӣйүӀіп 11.41, 16 Februari 2012 (WIB)

Klaim

saya kurang setuju dengan claim bahwa: di pantai barat aceh termasuk minang kabau, rincian nya pantai barat aceh terdiri dari aceh barat ibukota meulaboh, naganraya ibukota krueng sabe, aceh barat daya ibukota blang pidie dan aceh selatan ibukota tapaktuan. nah dari 4 kabupaten yang saya sebut di atas cuma aceh selatan yang punya pengaruh melayu dialek "o". 60% masyarakat aceh selatan menggunakan bahasa aceh dan 30% menggunakan bahasa melayu dialek "o". karena bahasa melayu dialek o aceh selatan orang minang juga gak akan faham maksut nya karena bahasa nya campur (bahasa melayu dilek o, bahasa aceh, bahasa kluet dan bahasa minang)bahasa aneuek jamee sendiri dalam bahasa aceh adalah bahasa pendatang/disebut pendatang karena pengucapan bahasa aceh yang tidak sempurna) contoh jamu/jamee/bahasa indonesia pendatang.. terus di sumatera utara saya juga kurang setuju claim mereka suku minang karena suku mandailing berdiri sendiri punya kosa kata sendiri dan bahasa nya jauh berbeda dengan bahasa minang(ibarat bahasa jawa dan bahasa sunda). claim di sebagian riau suku minang saya juga kurang setuju karena oarang di riau mengclaim diri nya suku melayu termasuk di kabupaten kampar yang paling dekat dengan sumbar monolak disebut suku minang (mereka masuk suku melyu riau). kalau di pekanbaru memang 40% suku minang tapi etnis lain seperti china, jawa, batak melayu dialek o juga banyak. perbedaan minang dan melayu dialek o: minang=sinan/melayu dialek o=situ minang=kecek/melayu dialek o=cokap minang=muaro/melayu dialek o=kualo dan lain lain. jadi menurut saya suku minang itu yang ada di sumatera barat aja karena di sumbar suku mentawai, jawa, batak dan melayu dialek o juga cukup besar jadi suku minang kurang lebih 2 sampai 3 juta jiwa saja. – komentar tanpa tanda tangan oleh 125.162.57.72 (bk).

Saya kira tidak ada klaim orang Aceh Barat adalah orang Minang. Tapi mereka adalah keturunan perantau Minang yang menganut adat dan identitas baru. Tentang Minangkabau di Sumatera Utara artikel ini tidak mengacu ke orang Mandailing, tapi orang Batubara di pantai timur (keturunan Orang Minang yang datang lewat Siak). Apakah Kampar dan Kuantan termasuk Minang ini masih jadi perdebatan, tapi ada kok literaturnya yang menunjukkan (paling tidak dulu) mereka punya identitas sebagai orang Minang. Ke depannya bisa saja berubah menjadi Melayu Riau, seperti orang Aneuk Jamee dan Batubara yang sekarang dianggap orang Aceh dan Melayu. Gombang (bicara) 25 November 2012 08.56 (UTC)Balas

Saya sependapat dengan Gombang diatas. Tidak ada klaim bahwa orang aceh barat adalah orang minang, kecuali orang Aneuk Jamee yang masih berkerabat dengan minang, di barat sumatera utara juga begitu tidak ada klaim terkecuali untuk Masyarakat yang menyebut dirinya sebagai Melayu Pesisir yang bermukim di Sibolga, Barus, dan sekitar tapanuli tengah lainnya yang mana dari bahasa pun mereka serupa dengan dialek2 di sumbar. Untuk orang Kampar, Kuantan, dan bahkan Rokan (hulu) alangkah lebih baik menurut saya info seputar suku tersebut dapat dimasukkan kemari, tapi dengan sudut pandang mereka. Tidak salah jika menyebut mereka minang, karena secara adat dan budaya mereka serupa dan bahasa pun serupa spt Kampar = Payakumbuh-limapuluh kota, Kuatan= Tanah Datar, dan Rokan Hulu =Rao. Masalah adanya sedikit perbedaan pada adat, budaya dan bahasa dirasa cukup wajar karena setiap nagari pasti memang mengatur lingkungan sendiri. Tapi saran saya, jika ingin dimasukkan ke artikel Minang, sepatutnyalah diberi penjelasan tentang kondisi nyata tentang perdebatan suku2 tersebut. Ardzun (bicara) 15 Mei 2013 02.17 (UTC)Balas

Untuk saudara yang berkomentar tanpa tanda tangan. Dalam menulis artikel di Wikipedia, tentu diperlukan sumber-sumber yang akurat dan dapat dihandalkan. Mengenai wilayah budaya Minangkabau, sudah banyak peneliti -- baik itu orang Eropa/Amerika/Jepang ataupun orang Indonesia -- yang menuliskan mengenai hal ini. Beberapa buku yang bisa menjadi rujukan antara lain : Jane Drakard, A Malay Frontier: Unity and Duality in a Sumatran Kingdom; Jane Drakard, A Kingdom of Words; Minangkabau Sovereignty in Sumatran History; Christine Dobbin, Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy: Central Sumatra, 1784-1847; dan Hamka, Islam dan Adat Minangkabau. Dari hasil penelitian mereka, akan terlihat bahwa wilayah budaya Minangkabau mencakup sebagian besar pesisir barat Sumatera (dari Aceh Selatan hingga Bengkulu), pantai timur Sumatera (Asahan, Batubara, Siak), wilayah Kerinci, separuh daratan Riau, dan Negeri Sembilan di Malaysia. Bahkan jika ditelaah lebih jauh lagi, budaya Minangkabau juga eksis di wilayah Serawak dan Sulu (lihat buku Mochtar Naim, Merantau: Causes and Effects of Minangkabau Voluntary Migration), serta menjadi komponen pembentuk Suku Laut (lihat buku E.M. Jacobs, Merchant in Asia: the Trade of the Dutch East India Company during the Eighteenth Century). Salam. --Afandri (bicara) 22 Mei 2013 08.26 (UTC)Balas


Kepada 2 akun di atas. Dan yang kepada. Pengguna. Reguler wikipedia yang saya hormati. Pantai Aceh Barat. Itu dominasi suku aslinya. Aneuk Jamee. Mereka. Adalah perantau asal Minangkabau. Kalau seandainya. Anda. Memiliki argumen. Suku-suku lain dialek belakangnya. " O ". Lalu, apa yang anda permasalahkan ? Kalau di Medan saja. Mayoritasnya Suku Batak. Dan ada yang mempermasalahkan. Hanya gara-gara. Suku Minang di Medan juga dialeknya " O ". Sehingga kemayoritasan Suku Batak diperagukan. Itukan jadi tabrakan argumen. Semoga mengerti.

Budaya Minang. Eksis. Di Sulu dan Serawak itu. Karena memang di sana. Ada komunitas perantau Minang. Sulu memang didirikan. Sultan Ali Bagindo. Dan Serawak pernah jadi jajahan Brunei. Sedangkan Brunei. Didirikan oleh Orang Minang. Namanya Awang Betatar.

Untuk akun Gombang. Yang di atas saya apresiasi sekali. Informasinya sangat diharapkan. Semoga akun Gombang bisa menjadi contoh buat yang lain. Termasuk saya.

1 lagi. Saya di sini. Tidak mengkritik Wikipedia. Saya hanya melihat tingkah laku, dan pola p/fikir Orang Minang banyak yang belum sehat. Kalau kalian tidak merasa. Coba perhatikan saudara kalian yang juga Orang Minang. Barulah ketemu jawaban. Ingat. Iya. Apabila Orang Minang tidak mau dikritik. Soal sensus. Akibatnya menimpa Suku Minangkabau. Saya tidak tau apakah kalian yang menghapus. Postingan saya di artikel ini karena dengki. Tidak mau dikritik.

( Muhammad Nurfadhillah Iqbal )

202.67.39.29 3 Agustus 2021 08.30 (UTC)Balas

Aneuk Jamee

Saya rasa suku Aneuk Jamee sudah berdiri sebagai suku tersendiri dikarenakan banyak budayanya yang sudah berbeda dengan suku Minang. Misalkan suku Aneuk Jamee tidak mengenal marga (suku), pakaian adat yang sebagian mengadopsi pakaian adat Aceh, rumah adatnya bukan rumah gadang, tidak adanya tarian dalam bahasa Aneuk Jamee dll. Peninggalan yang masih tersisa adalah bahasa Minang dialek Jamu. -- Si Gam (bicara) 13 Februari 2014 06.12 (UTC)Balas

Per Crisco 1492.AldNonUcallin?♫☎☏♬ 13 Februari 2014 13.07 (UTC)Balas
Kalau ini boleh? -- Si Gam (bicara) 13 Februari 2014 14.21 (UTC)Balas
Buku Adat istiadat daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh halaman 11 dst. -- Si Gam (bicara) 13 Februari 2014 14.27 (UTC)Balas
Ini buku yang lebih lengkap membahas suku Aneuk Jamee, Sistem kesatuan hidup setempat Propinsi Daerah Istimewa Aceh halaman 50 dst. -- Si Gam (bicara) 13 Februari 2014 14.39 (UTC)Balas

Belum ada keputusan? -- Si Gam (bicara) 2 April 2014 13.29 (UTC)Balas

Foto di info box

Maaf, dengan segala kerendahan hati. Saya kurang setuju foto Irwan Prayitno masuk dalam info box, karena beliau masih hidup dan masih menjabat. Sebaiknya info box berisi foto tokoh-tokoh yang sudah almarhum, yang sudah terbukti perbuatan dan pengabdiannya, dan telah meninggalkan legacy yang diakui secara nasional atau sekurang-kurangnya oleh masyarakat Minangkabau sendiri. Sementara Irwan Prayitno belum dirasakan karyanya yang betul-betul bisa dijadikan semacam legacy (sekali lagi maaf, bukan maksud saya merendahkan beliau).

Menurut saya Harun Zain jauh lebih pantas, karena beliaulah yang susah payah mengangkat kembali harga diri orang Minang yang sempat terpuruk akibat kekalahan dalam peristiwa PRRI. Atau Azwar Anas yang juga terhitung sukses memimpin Sumbar sehingga dipercaya menjadi menteri kemudian menko kesra.

Ribuan banyaknya tokoh Minang, sedangkan yang bisa dimasukkan ke info box hanya belasan. Jadi tokoh yang masuk info box haruslah tokoh-tokoh terpilih dari berbagai bidang, kalau saya menyebutnya bukan tokoh lagi, tapi para legenda (alias di atas tokoh).

Beberapa nama legendaris menurut pandangan saya adalah Tuanku Abdul Rahman (raja pertama Malaysia yang wajahnya selalu ada pada mata uang Malaysia), Raja Melewar (raja pertama Negeri Sembilan), Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (guru bagi pendiri NU dan Muhammadiyah), Mohammad Yamin (salah satu pelopor Sumpah Pemuda sebagai cikal bakal persatuan Indonesia dan juga seorang propagandais Negara Kesatuan Indonesia dengan selalu mengagungkan kebesaran Sriwijaya dan Majapahit, dan konon juga pencipta lirik lagu Indonesia Raya), Mohammad Natsir (terkenal dengan Mosi Integralnya), Usmar Ismail (Bapak Film Nasional), Adinegoro (pelopor jurnalistik sehingga namanya diabadikan dalam bentuk Hadiah Adinegoro), Marah Roesli (yang menghasilkan karya legendaris Siti Nurbaya), Zubir Said (pencipta lagu kebangsaan Singapura), Hasyim Ning (konglomerat Indonesia terkaya pada masa Orde Lama), Syahrir (tokoh penting Malari).

Kalau Adityawarman, Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Tan Malaka, Sutan Syahrir, Haji Agus Salim, Rohana Kudus, Rasuna Said, Hamka, Yusof bin Ishak, Chairil Anwar, dan Abdul Muis, memang sudah tepat masuk dalam info box menurut saya. Saya rasa ini sudah objektif.

Kalau ingin juga memasukkan foto tokoh yang masih hidup, maka ada beberapa nama, Emil Salim (tokoh yang punya masa pengabdian yang panjang), Awaluddin Djamin (kapolri dan menteri), Ahmad Syafii Maarif (tokoh pluralis yang dijuluki sebagai 'Guru Bangsa'), Azyumardi Azra (tokoh Islam moderat), Fahmi Idris (salah satu tokoh penting eksponen '66), Irman Gusman (ketua DPD RI), Karni Ilyas (tokoh pejuang hukum yang populer). Semuanya tokoh nasional bahkan ada yang berkaliber internasional.

Kalau dimasukkan semua jadinya akan banyak sekali isi info boxnya, tapi saya rasa info boxnya agak panjang ke bawah tidak apa-apa, karena tokoh-tokoh tersebut memang sangat layak diabadikan namanya dalam info box yang menjadi beranda terdepan sebuah artikel.

Demikianlah isi pangana saya, terlebih terkurang maaf saya kalau terlentung dek kenaik terlenda dek keturun, ampun saya sebelas dengan kepala. Terima kasih. Salam. --222.124.101.2 4 Desember 2014 17.43 (UTC)Balas

Terima kasih atas usulannya, dan saya setuju dengan pendapat saudara. Telah saya ganti beberapa foto box tokoh Minang, semoga berkenan. Kalau ada usulan atau pendapat lain, silakan. Tetapi menurut hemat saya tokoh Minang itu sangat banyak, sekian baris seperti sekarang sudahlah cukup, tak perlu ditambah lagi. Nanti malah menyerupai album foto. Salam. Gunkarta  bicara  4 Desember 2014 22.57 (UTC)Balas

Menhir Mahat

Artikel Orang Minangkabau ini sudah cukup panjang dan lengkap, namun saya melihat ada satu yang terlewatkan dan tak disinggung sedikit pun, yaitu tentang Menhir Mahat, peninggalan kebudayaan Minangkabau tertua yang relatif utuh, dan jauh lebih tua dari Minanga Tamwan, apalagi Pagaruyung. Mudah-mudahan ada yang berminat menulis/menambahkannya dalam artikel ini. Terima kasih, salam. ~Jay rang Koto 30 Desember 2014 19.25 (UTC)Balas

Minang di Malaysia

Referensi yang digunakan untuk jumlah orang keturunan Minang di Malaysia, sewaktu saya periksa tidak menyebutkan jumlah orang Minang, melainkan hanya Bumiputera, Cina, India, dan lain-lain. Adakah yang punya referensi yang kuat & jelas? Salam, Naval Scene (bicara) 5 Januari 2015 13.48 (UTC)Balas

Sepertinya kalau di Badan Pusat Statistik Malaysia (statistics.gov.my), semuanya dicampurkan jadi Bumiputera. Mau data lengkap tampaknya juga harus bayar beberapa puluh ringgit. Informasi publik di sana tampaknya tak seterbuka di sini, sih. SpartacksCompatriot (bicara) 5 Januari 2015 14.16 (UTC)Balas
Iya. Jadi artinya, data tersebut saat ini belum kredibel. Saat ini saya pasang tag dulu untuk semantara, menunggu tambahan referensinya ditemukan. Salam, Naval Scene (bicara) 6 Januari 2015 04.26 (UTC)Balas

Populasi orang Minang

Populasi orang Minang sepertinya kurang up to date. Di Lampung ditulis sekitar 70.000 jiwa padahal ratusan ribu. Di Jawa Timur, Jawa Tengah & Yogyakarta tidak ditulis, padahal di 3 daerah itu cukup signifikan. Ini, ini, ini, dan ini, mungkin bisa dijadikan gambaran kasar. Di Malaysia orang Minang tidak hanya di Negeri Sembilan, tapi menyebar di wilayah dan kota-kota besar lainnya. Menurut perkiraan kasar jumlahnya bisa sampai 10 juta (4,3 juta di Sumbar + 5,7 juta di rantau) atau lebih. Sekadar berbagi pendapat. Terima kasih. --61.94.54.25 25 Januari 2015 05.34 (UTC)Balas

Populasi Orang Minang agak sulit didata karena tidak seperti orang Batak, Minang tidak memiliki marga yang melekat di nama orangnya. Selain itu, garis keturunan matrilineal juga membingungkan apabila terjadi perkawinan dengan non-Minang. Selama ini kan sensus BPS cuma menanyakan langsung ke warga "mengaku" sebagai etnis apa. Di Pekanbaru ada beberapa orang yang "mengaku" orang Melayu Riau, padahal jika ditelusuri sebenarnya keturunan Minang. blue§atellite 25 Mei 2017 04.31 (UTC)Balas

Sibolga dan Pesisir Barat Sumatera Utara

Kenapa tidak dijelaskan pengaruh Minang di Pesisir Barat Sumut? Setahu saya daerah pesisir barat Sumut yang berbatasan langsung dengan Sumbar masih punya keterikatan dengan Minang khususnya Sibolga. Bahasa yang digunakan di sana pun Bahasa Minang. Penggunaan dialek Minang menyebar di sepanjang pesisir barat Sumut hingga ke Aceh bagian Selatan (Aneuk Jamee). Zikripasa (bicara) 19 September 2021 13.41 (UTC)Balas

@Zikripasa: di Wikipedia, jawaban dari "kenapa tidak dijelaskan?" biasanya akan dijawab "kenapa tidak Anda sendiri saja yang menjelaskannya?". Silakan tambahkan sendiri, jangan segan maupun malu :) dwadieff 19 September 2021 14.03 (UTC)Balas

Galeri potret infobox

Excuse me for writing in English as I'm coming from English Wikipedia. Why are the portrait galleries from the infoboxes of articles about ethnic groups still allowed in Indonesian Wikipedia? It was banned with consensus long ago in English Wikipedia.[1] Even here in Indonesian Wikipedia, the execution seems disparate. Some Indonesian ethnic groups such as Suku Jawa have a staggering huge list of portraits, while others completely eliminated the gallery and followed the style of English Wikipedia. What are the reasoning behind the persistent use of portrait gallery, as well as the selective and patchy application of it?

For your information, here are the Indonesian ethnic groups with portrait gallery:

Meanwhile, here are the ethnic groups that don't have the portrait gallery (as of this moment I'm posting this topic. Potentially more uncovered here):

Why is this practice still allowed? Indonesia is a multi-ethnic country, and with the current policy still being applied, I believe there is a host of issues that can potentially arise in the future. For example, Sandiaga Uno is included in the infobox of Suku Gorontalo. But we all know he is multi-ethnic.[2] On what basis does Indonesian Wikipedia arbitrary decide his "primary" ethnic background? Not to mention who gets to decide the "representative" of an ethnic group. The practice is mired with WP:POV and WP:OR, and causing Indonesian Wikipedia to be the source of misinformation. This is the kind of thing that Indonesia needs to discuss and prevent as a country with multi-ethnic harmony. I know only a handful of users effectively manage Indonesian Wikipedia, but even so, I'm extremely baffled by how people here think it is perfectly fine keeping and defending this practice.

terjemahan

Permisi saya menulis dalam bahasa Inggris (dan ini terjemahannya) karena saya berasal dari Wikipedia bahasa Inggris. Mengapa galeri potret di infobox artikel tentang suku masih diperbolehkan di Wikipedia bahasa Indonesia? Ini telah dilarang dengan konsensus sejak lama di Wikipedia bahasa Inggris.[3] Bahkan di Wikipedia bahasa Indonesia, eksekusinya tampaknya berbeda. Beberapa kelompok etnis Indonesia seperti Suku Jawa memiliki daftar galeri potret yang sangat besar, sementara yang lain benar-benar menghilangkan galeri dan mengikuti style Wikipedia bahasa Inggris. Apa alasan di balik penggunaan galeri potret yang terus-menerus, serta penerapannya yang selektif dan tidak merata?

Sekadar informasi, berikut adalah suku bangsa Indonesia dengan galeri potret di infobox:

Sedangkan suku-suku yang tidak memiliki galeri potret ini adalah (saat saya menambahkan topik ini):

Mengapa praktik ini masih diperbolehkan? Indonesia adalah negara multi-etnis, dan dengan penerapan praktik seperti ini saya yakin akan ada sejumlah masalah yang muncul di masa depan. Misalnya Sandiaga Uno dimasukkan ke dalam infobox Suku Gorontalo. Tapi kita semua tahu dia multi-etnis.[4] Atas dasar apa Wikipedia Indonesia secara sewenang-wenang memutuskan latar belakang etnis "utama"-nya? Apalagi ada juga pertanyaan siapa yang berhak menentukan "perwakilan" suatu kelompok etnis. Praktik tersebut diwarnai dengan WP:POV dan WP:OR, sehingga menyebabkan Wikipedia Indonesia menjadi sumber misinformasi. Hal seperti inilah yang perlu dibahas dan dicegah oleh Indonesia sebagai negara yang multietnis. Saya menduga hanya segelintir pengguna yang secara efektif mengelola Wikipedia Indonesia, tetapi meskipun demikian, saya sangat bingung kenapa pengguna di sini berpikir bahwa menjaga dan mempertahankan praktik ini adalah hal yang baik. JahlilMA (bicara) 26 Maret 2022 17.37 (UTC) JahlilMA (bicara) 26 Maret 2022 17.37 (UTC)Balas

@JahlilMA: kebijakan Wikipedia bahasa Inggris tidak otomatis berlaku di Wikipedia bahasa Indonesia. dwadieff 27 Maret 2022 03.09 (UTC)Balas

Hello fellow editors,

I have found one or more external links on Orang Minangkabau that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:

When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.

This notice will only be made once for these URLs.

Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 10 Oktober 2023 04.54 (UTC)Balas

Hello fellow editors,

I have found one or more external links on Orang Minangkabau that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:

When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.

This notice will only be made once for these URLs.

Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 28 April 2024 06.52 (UTC)Balas

Etnis Minangkabau dan Hal Lainnya

Saya ingin berkomentar tentang judulnya ini, walaupun saya sudah lama melihat laman ini dan sudah lama juga ingin menyampaikan hal yang kurang tepat. Saya sebagai orang Minang, benar-benar merasa aneh jika judul ini adalah "Orang Minangkabau", bahkan masih kurang jika awal isi tulisan hanya diubah menjadi "Minangkabau". Dalam pandangan saya, judulnya lebih tepat kalau bertuliskan "Etnis Minangkabau", sedangkan suku-suku yang ada di dalamnya untuk lebih mudah dipahaminya bisa diistilahkan sama jenisnya seperti klan. Kebudayaan dan adat Minangkabau memang benar-benar komplek, sehingga dimaklumi akan membingungkan untuk orang yang masih awam, apalagi di Minangkabau terdapat bersuku-suku, meskipun secara awam di Indonesia ini yang namanya Minangkabau disebut sebagai suku karena serba heterogennya masyarakat Indonesia dalam segi kebudayaan dan sosial.

Saya masih ingat, kira-kira pada tahun 2014 lalu, pernah melihat suatu usulan di suatu postingan halaman "Anak-Anak Minang" di fesbuk, waktu itu saya lihat bahasannya mengenai kebingungan jika disebut "suku Minangkabau" karena di dalamnya terdapat berbagai suku, namun saat itu saya belum bersikap kritis karena belum ada menemukan hal-hal yang meresahkan seperti munculnya tulisan atau konten yang tidak jelas dalam membahas seputar Minangkabau hingga akhirnya pada tahun 2017 kalau tidak salah sempat sedikit terkejut ketika melihat suatu komentar netizen dalam suatu postingan yang mengatakan istilah 'Melayu Minangkabau' yang seolah Minangkabau hanya sub-etnis Melayu seperti Melayu Deli, Melayu Riau, dll, yang padahal itu jelas salah (saat itu belum banyak pengguna medsos yang berkecimplung pada bahasan itu), dan sadar bahwa ada hubungannya dengan isu klaim rendang sejak sekitar tahun 2009 hingga jelas terlihat pertikaian antara netizen Minang dengan netizen Melayu Malaysia pada tahun 2022 yang lalu kalau tidak salah setelah adanya soal Bahasa Indonesia yang tidak dianggap oleh seorang tokoh di Malaysia.

Jika kembali pada bahasan Minangkabau yang kadang diistilahkan sebagai 'Melayu Minangkabau' yang kadang disebut oleh sebagian kalangan orang Melayu Malaysia dan itu tidak ada dasarnya, lagian aneh dikatakan Minangkabau ini seolah anak dari Melayu, padahal adat yang dipakai etnis Melayu adalah adat Temenggung yang sebenarnya berasal dari adat Lareh Koto Piliang yang dicetuskan Datuak Katumangguangan, satu dari dua pencetus masing-masing 'lareh' dalam adat Minangkabau. Tentu kali ini kita fokusnya menyinggung, mengkritik, menyanggah, dan meluruskan suatu pandangan yang tidak ada dasarnya ini, bukan berarti kita memusuhi kalangan yang berpandangan begitu, sebagaimana pepatah Minang yang mengatakan “musuah pantang dicari, basuo pantang diilak'an”.

Saya ingin merekomendasikan tambahan tulisan mengenai ilmu antropologi, arkeologi, dan etnologi secara luas hingga pada ilmu genetika yang berhubungan dengan Minangkabau, agar laman ini kaya akan referensi.

Dan silahkan juga telusuri mengenai Kerajaan Pasumayan Koto Batu, Kerajaan Bungo Setangkai, Kerajaan Dusun Tuo, dan kerajaan lainnya yang pernah ada di Minangkabau, dan juga mengenai konfederasi nagari yang ada di Luhak Nan Tigo hingga ke wilayah rantaunya.

Sekian, dan semoga bisa membantu memperkaya referensi. Dan mohon bedakan juga antara 'konfederasi' dengan 'federasi', kadang orang Minang sendiri pun belum paham apa itu konfederasi khususnya yang ada di Minangkabau.

  1. ^ [14]
  2. ^ [15]
  3. ^ [16]
  4. ^ [17]
Kembali ke halaman "Orang Minangkabau".