Hafalan Shalat Delisa (novel)

Novel Tereliye

Hafalan Shalat Delisa adalah novel fiksi berbalut religi yang ditulis oleh Tere Liye. Serta diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Republika, pada tahun 2005.

Hafalan Shalat Delisa
PengarangTere Liye
Negara Indonesia
BahasaIndonesia
Genre
Penerbit
Tanggal terbit
2005
Halaman248 halaman
ISBNISBN 979-321-060-5

Alur cerita

Kisah ini menceritakan gadis cilik bernama Delisa. Ia merupakan anak bungsu di dalam keluarganya. Adapun kakak-kakak dari Delisa adalah Cut Fatimah, Cut Zahra dan juga Cut Aisyah. Keluarga Delisa berdomisili di Lhok Nga. Delisa dan saudara-saudaranya hanya tinggal bersama Ummi, sebab sang Abi bekerja sebagai mekanik kapal yang berbulan-bulan ikut di kapal yang berlayar.

Meski merindu, tetapi Delisa tetap menjalani hari-hari mereka tanpa sang Abi. Suatu hari Delisa mendapat tugas dari sekolahnya. Tugas tersebut adalah menghafal bacaan salat. Delisa giat sekali menghapas bacaan-bacaan tersebut. Terlebih ummi menjanjikan ia hadiah jika Delisa berhasil menghafal bacaan tersebut. Hadiah yang membuat Delisa semangat adalah kalung emas yang dijual di toko Ko Acan. Ko Acan sendiri merupakan sahabat Abi Delisa.

Tanggal 26 Desember tahun 2004, Delisa dan semua teman seisi kelasnya dijadwalkan mempraktekkan hafalan solat yang telah mereka hapalkan beberapa waktu. Saat tiba giliran Delisa, sembari mengucapkan bacaan solat, tiba-tiba bumi bergetar hebat. Semua tampak gonjang ganjing. Dan seketika, air laut mulai naik ke daratan dengan ganasnya. Ia bagai tangan raksasa yang merengkuh segala yang ia jumpai. Bencana tersebut adalah gempa hebat yang disusul tsunami. Kurang lebih 15.000 orang yang meninggal akibat bencana ini. Termasuk di dalamnya Ummi dan kakak-kakan Delisa.

Delisa sendiri selamat. Ia tersangkut di semak belukar. Siku kanan bocah tersebut patah dan kakinya bagian kanannya terjepit di bebatuan. Setelah 6 hari terjebak di tempat terebur, Delisa kemudian ditemukan oleh seorang prajurit sekaligus relawan bernama Smith. Delisa yang dilihatnya sangat bercahaya kemudian membawa prajurit tersebut untuk masuk Islam.

Karena suasana yang kacau balau, Abi yang telah mengetahui bencana tersebut tak bisa menemukan Delisa. Ia menghabiskan beberapa waktu sebelum akhirnya bertemu gadis mungilnya. Saat bertemu Abinya, Delisa bercerita layaknya anak-anak yang tak mengerti apa-apa. Bencana tak menghapus keceriannya. Termasuk saat kaki kanan Delisa harus diamputasi, semuanya tak berhasil membuat ia murung. Ia bersama Abi menjalani hidupnya. menata dari awal. Meski jasad Ummi dan ketiga kakaknya belum ditemukan, tapi Delisa dan Abi harus hidup normal, begitu pikirnya.

Suatu waktu Delisa melihat ada sebuah pantulan cahaya yang mengganggu penglihatannya. Karena penasaran, Delisa pun mendekat. Dan tak disangka, cahaya tersebut merupakan pantulan kalung dengan huruf D. Dan kalung tersebut berada dalam pegangan seseorang. Ummi Delisa sendiri.

Karakter

  • Delisa seorang gadis periang berusia 6 tahun.
  • Abi Usman ayah dari Delisa yang bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan minyak internasional.
  • Ummi ibunda Delisa yang menjadi korban Tsunami.
  • Saudari Delisa meninggal ketika Tsunami menerjang.
  • Smith prajurit Angkatan Darat AS
  • Sophie suster yang membantu Delisa ketika di Rumah Sakit.
  • Rahman guru mengaji dari Delisa.

Adaptasi film

Pada tahun 2011, pihak Kharisma Starvision Plus menyatakan bahwa akan mengangkat sekaligus memproduksi novel ini kedalam layar lebar. Nama Sony Gaokasak terpilih mengarahkan film ini, serta menggaet pemeran-pemeran ternama lainnya seperti, Chantiq Schagerl, Nirina Zubir, Reza Rahadian, Al Fathir Muchtar, serta Mike Lewis. Akhirnya resmi tayang pada tanggal 22 Desember pada tahun yang sama.[1][2]

Referensi

  1. ^ Fimela.com (2015-12-28). "Mengenang Tsunami Aceh Lewat Film Hafalan Shalat Delisa". fimela.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-23. Diakses tanggal 2020-06-07. 
  2. ^ "'Hafalan Shalat Delisa' Sepenggal Kisah dari Tragedi Tsunami". detiknews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-09. Diakses tanggal 2020-06-07. 

Pranala luar