Siklon Cempaka
Siklon Tropis Cempaka adalah sebuah siklon tropis yang menerjang sebagian Pulau Jawa dan Bali pada bulan November 2017. Meskipun tidak sempat mendarat dan hanya tumbuh hingga menjadi siklon kategori 1, Cempaka menelan 41 korban jiwa di tiga provinsi serta menyebabkan setidaknya 20.000 orang mengungsi dan total kerusakan senilai Rp 1,13 triliun.[1][2] Siklon Cempaka merupakan siklon keempat yang memiliki dampak di Indonesia menurut catatan Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (Tropical Cyclone Warning Center, TCWC) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak tahun 2008 serta merupakan yang pertama sejak Siklon Bakung pada tahun 2014. Cempaka juga merupakan siklon tropis yang pernah terjadi paling dekat dengan pesisir Indonesia dan nyaris melakukan pendaratan.[3]
Siklon tropis kategori 1 (skala Aus.) | |
---|---|
Terbentuk pada | 22 November 2017 |
Mereda pada | 1 Desember 2017 |
(Menjadi sistem tekanan rendah pada 29 November 2017 ) | |
Kecepatan angin maksimal | 10 menit: 65 km/jam |
Tekanan minimal | 998 hPa (mbar) |
Korban jiwa | 41 |
Kerusakan | Rp 1,13 triliun |
Area terdampak | Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat |
Bagian dari musim siklon wilayah Australia 2017-2018 |
Perkembangan
Cempaka awalnya berkembang dari sistem tekanan rendah 95S sekitar 332 km ke arah selatan dari Surabaya pada tanggal 22 November berdasarkan pengawasan dari TCWC Perth dan TCWC Jakarta.[4] Pada pukul 13.00 WIB tanggal 26 November, TCWC Jakarta mencatat bahwa sistem tersebut telah berkembang menjadi sebuah depresi tropis dan telah berpindah ke sekitar 195 km barat daya Cilacap dengan kecepatan angin maksimal yaitu 45 km/jam. BMKG memprediksi dan mengeluarkan peringatan peluang gelombang laut dengan ketinggian 2—4 meter di sepanjang pesisir selatan Jawa bagian tengah dan timur.[5]
Sebuah Tropical Cyclone Formation Alert (Peringatan Pembentukan Siklon Tropis) diterbitkan keesokan harinya pada tangal 27 November yang menyebutkan bahwa citra satelit menunjukkan adanya konveksi intensif di dekat pusat sistem dengan kecepatan angin maksimal senilai 61 km/jam.[6] Beberapa jam kemudian, TCWC Jakarta meningkatkan status sistem tersebut menjadi sebuah siklon tropis dengan nama "Cempaka" yang kala itu berada sekitar 100 km di arah tenggara selatan Cilacap.[7] BMKG mengeluarkan peringatan kemungkinan adanya curah hujan tinggi untuk wilayah Jawa yang berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor.[3] Pada tanggal 29 November, Cempaka mereda menjadi sebuah sistem tekanan rendah dan bergerak ke arah barat daya menjauhi Jawa.[8] Cempaka terus bergerak ke barat daya pada tanggal 30 November.[9] Cempaka terakhir disebutkan oleh TCWC Perth dan Jakarta pada tanggal 1 Desember.[10][11]
Dampak
Siklon Cempaka tidak melakukan pendaratan namun hujan yang mengiringinya menyebabkan banjir dan tanah longsor di 28 kabupaten/kota di Jawa terutama di bagian selatan Jawa. Angin puting beliung juga dilaporkan terjadi di beberapa tempat.[12] BMKG menyebutkan terjadinya curah hujan harian ekstrem di Pacitan sebanyak 383 mm pada tanggal 27 November dan di Yogyakarta sebanyak 286 mm pada tanggal 28 November.[3] Di Bantul pada 28 November, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah terjadi banjir di 63 titik dan longsor di 41 titik.[13] Pada tanggal 29 November, pemerintah DI Yogyakarta menyatakan status keadaan darurat.[2] BNPB menyebutkan bahwa pada tanggal 30 November, 26 orang dilaporkan meninggal sementara 14.000 orang lainnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta mengungsi. Puluhan ribu bangunan dan lahan pertanian terendam banjir.[14] Longsor menutup akses jalan dan merubuhkan beberapa jembatan menuju desa-desa di Jawa Tengah dan Jawa Timur.[14] Tagar #PrayForPacitan muncul di jejaring sosial di Internet. Presiden Joko Widodo menyerukan warga untuk tetap waspada selagi upaya penanggulangan dilakukan oleh lembaga pemerintah pusat dan daerah.[12] Siklon Cempaka juga sempat menyebabkan arah dari abu letusan Gunung Agung di Bali yang sebelumnya bergerak ke timur menjadi ke arah barat.[15] Pada awal Desember, BNPB menyebutkan bahwa setidaknya 41 orang dilaporkan meninggal akibat peristiwa ini yang tersebar di Pacitan, DI Yogyakarta, Wonogiri, Purworejo, dan Wonosobo. Lebih dari 28.000 orang mengungsi sementara total kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,13 triliun.[1][2]
Kelangkaan
Wilayah Jawa dan Indonesia pada umumnya tidak dilintasi oleh siklon tropis meskipun banyak siklon dan sistem tekanan rendah pernah terbentuk di wilayah ini.[16] Siklon Cempaka menjadi salah satu dari sedikit siklon tropis di belahan Bumi selatan yang pernah menerjang wilayah Jawa. Sebuah analisis terhadap data dari Bureau of Meteorology Australia sejak 1907 hingga 2017 menemukan bahwa hanya sekitar 0,62% dari seluruh siklon di wilayah siklon tropis Australia pernah terjadi di utara 10 derajat lintang selatan.[17]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b "2.341 Kejadian Bencana, 377 Tewas dan 3,5 Juta Jiwa Mengungsi dan Menderita Akibat Bencana Tahun 2017". Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2017-12-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-15. Diakses tanggal 2019-01-15.
- ^ a b c "Cyclone Cempaka leaves at least 41 dead" (dalam bahasa Inggris). The Jakarta Post. 2017-12-06. Diakses tanggal 2019-01-14.
- ^ a b c "Siklon Tropis "CEMPAKA" Lahir, Siaga Cuaca Ekstrem 3 Hari Ke Depan". Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika. 2017-11-27. Diakses tanggal 2019-01-14.
- ^ "Tropical Cyclone Outlook for the Western Region for the period until midnight WST Saturday 25 November 2017" (dalam bahasa Inggris). Australian Bureau of Meteorology. 2017-11-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-23.
- ^ "BULETIN INFORMASI SIKLON TROPIS Depresi Tropis 95S". Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika. 2017-11-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-26.
- ^ "Archived copy" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 November 2017. Diakses tanggal 27 November 2017.
- ^ "BULETIN INFORMASI SIKLON TROPIS Siklon Tropis CEMPAKA". Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika. 2017-11-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-27.
- ^ ""Cempaka" Meluruh, Siklon Tropis "DAHLIA" Lahir, Waspada Bencana Hidrometeorologi Menghadang". Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika. 2017-11-29. Diakses tanggal 2019-01-14.
- ^ "Tropical Cyclone Outlook for the Western Region for the period until midnight WST Sunday 3 December 2017" (dalam bahasa Inggris). Australian Bureau of Meteorology. 2017-11-30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-30.
- ^ "Tropical Cyclone Outlook for the Western Region for the period until midnight WST Monday 4 December 2017" (dalam bahasa Inggris). 2017-12-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01.
- ^ "TCWC Jakarta - Current Cyclone" (dalam bahasa Inggris). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2017-12-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01.
- ^ a b "Banjir di Pacitan dan Yogyakarta, dampak 'keserakahan pada alam' dengan kerugian triliunan rupiah". BBC News Indonesia. 2017-11-30. Diakses tanggal 2019-01-14.
- ^ Aqila, U. F.; Jatmiko, R. H. (2018). Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Curah Hujan pada Kejadian Bnecana Siklon Tropis Cempaka di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Tesis Tugas Akhir). Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. http://new.etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/165386.
- ^ a b "Belasan Ribu Orang Mengungsi Akibat Siklon Cempaka". CNN Indonesia. 2017-11-30. Diakses tanggal 2019-01-15.
- ^ "Sebaran abu vulkanik terpengaruh siklon tropis Cempaka". Beritagar.id. 2017-11-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-15. Diakses tanggal 2019-01-15.
- ^ "Musim Siklon di Sekitar Indonesia". Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Diakses tanggal 2019-01-15.
- ^ "Cempaka dan Dahlia, anomali siklon tropis Indonesia". Beritagar.id. 2017-12-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-15. Diakses tanggal 2019-01-15.
Pranala luar
- TCWC Jakarta - BMKG (Indonesia)