Pondok Pesantren Al Ma'ruf Bandungsari

Revisi sejak 6 Desember 2024 10.33 oleh Kopijawi (bicara | kontrib)

Sejarah

Pondok Pesantren Al Ma'ruf Bandungsari
 
Alamat


Situs webppalmaruf.com
Informasi
JenisPondok pesantren
AfiliasiNahdlatul Ulama, Aswaja
Didirikan1905; 119 tahun lalu (1905)
PendiriKH.Ma'ruf
Lain-lain
JulukanPondok Bandungsari
Moto


Pondok Pesantren Al Ma'ruf Bandungsari merupakan ponpes tertua di Grobogan, terletak di Bandungsari, Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Hingga kini belum ada literatur yang mencatat tahun berapa Ponpes ini didirikan, namun berdasarkan sejumlah sumber setempat, ponpes ini telah ada sejak jaman Wali Sanga

Kiai BASYARIDDIN bin Kiai RADEN JUMALI waliyulloh asal Tuyuhan Pamotan Rembang adalah Kiai pertama yang mendirikan Pondok pesantren di kulon kali (barat sungai), setelah beliau wafat diteruskan menantunya yaitu Kiai HASAN PURO putra Kiai IMAM TABRI dari Jatisari Wirosari.

Menantu Kiai BASYARIDDIN yang lain yaitu Kiai IBRAHIM mendirikan Pondok pesantren di masjid selatan. Sepeninggal beliau diteruskan Kiai MUKTI kemudian diteruskan Kiai SAIROZI. Menantu beliau yang lain yaitu kiai ARIF mendirikan pondok pesantren di madrasah utara. Sepeninggal beliau diterusakan Kiai DAHLAN dan Kiai MUHADI.

Sepulang dari pondok pesantren Langitan Jawa Timur putra-putra KIAI HASAN PURO yaitu Kiai ASMU’IN dan HAMZAH beserta sahabatnya KH. MA’RUF mengamalkan ilmunya di Bandungsari.

HAMZAH menjadi Kepala Desa Bandungsari sekaligus sesepuh Desa Bandungsari namanya diganti HADI REJO. Kiai ASMU’IN mendirikan Pondok pesantren di dekat pondok Kiai DAHLAN dan Kiai MUHADI. KH. MA’RUF dinikahkan dengan keponakan Kiai ASMU’IN yaitu putri mbah PAWIRO menantu HASAN PURO.

Tahun 1905 KH. MA’RUF mendirikan pondok di komplek kauman sebelah barat. Tahun 1917 kiai SIDIK menantu mbah PAWIRO mendirikan Pondok pesantren di kauman timur. Beliau adalah putra Kiai UMAR ABDULLOH dari Jati Sari. Sepulang berguru di Pondok pesantrennya KH. HASYIM ASY’ARI dari Tebuireng, Kiai MASYHURI putra KH. MA’RUF membantu ayahandanya membimbing para santri.

Pada tahun 1908, K.Masyhuri lahir, beliau merupakan putra KH.Ma'ruf lahir dari istri pertama (Nyai Samanah). Dan kelak saat dewasa, Ponpes Al Ma'ruf di kelola oleh K Masyhuri. [1]

Pada tahun 30-an terjadi krisis di Pondok pesantren utara. Kiai MUHADI hijrah ke Demak, Kiai DAHLAN pindah ke Trowolu, Kiai ASMU'IN wafat. Setelah Kiai ASMU'IN wafat istrinya dijadikan istri kedua Kiai MA’RUF. Pondok utara dan semua santrinya digabungkan di pondok pesantrennya Kiai MA’RUF.

Pada tahun 1944 M. ketika Kiai SIDIK wafat. Pondok timur dipersatukan dengan pondok barat oleh Kiai MASYHURI diberi nama AL MA'RUF. Seiring dengan makin banyaknya santri maka sistem mengajarnya pun diubah dengan cara formal yaitu dengan mendirikan madrasah yang diberi nama RIYADLOTUS SUBBAN

Tahun 1963 M Kiai Masyhuri wafat. Kepemimpinan Pondok pesantren dipegang oleh KH. ABDUL KARIM dan Kiai MUSLIH. Tahun 1981. Kiai MUSLIH wafat. Posisi beliau digantikan Kiai BASYARIDDIN putra Kiai SIDIK.

Tahun 1988 M. KH. ABDUL KARIM Wafat. Posisi beliau digantikan KH. ABDUL WAHID ZUHDI dan KH. AHMAD KHOLIL KARIM, dibawah kepemimpinan KH. ABDUL KARIM dan Kiai MUSLIH di Bandungsari hanya satu pondok pesantren yaitu PP. Al Ma’ruf.

Tapi sepeninggal Kiai MUSLIH mulailah bermunculan pesantren-pesantren baru. Semoga bermunculnya pesantren-pesantren baru membawa hikmah dan berkah untuk kemaslahatan Islam dan orang-orang Islam.

Sistem Pendidikan

Pondok Pesantren Al-Ma'ruf merupakan Pesantren Salaf atau Pondok Pesantren Salafiyah yang merupakan sebutan bagi pondok pesantren yang mengkaji “kitab-kitab kuning” (kitab kuno). Pesantren salaf identik dengan pesantren tradisional (klasik) yang berbeda dengan pesantren modern dalam hal metode pengajaran dan infrastrukturnya. Di pesantren salaf, hubungan antara Kyai dengan santri cukup dekat secara emosional. Kyai terjun langsung dalam menangani para santrinya.

Melalui sistem pengajaran yang mensinergikan pendidikan pondok pesantren salaf, Al-Ma'ruf berupaya menjadikan santri mampu memahami serta menguasai nash al qur'an dan hadits dengan mengimplementasikan pada hukum Fiqih sebagaimana dalam kutubut turats, sehingga terwujud generasi ulama yang berkompeten dan berwawasan luas. [1]

Batsul Masail

Pada tahun 2020, NU Grobogan Gelar Bahtsul Masail ke-23 di Pesantren Al-Ma'ruf Bandungsari Grobogan. Kegiatan Bahtsul Masail putaran ke-23 ini membahas tentang kewajiban masyarakat mematuhi protokol covid-19 dan kewajiban melaksanakan pemulasaraan jenazah covid-19 sesuai syariat agama Islam dengan tetap mematuhi protokol. [2]

Referensi

  1. ^ a b PP Al Ma'ruf, admin. "Pendiri Ponpes Al'Maruf". PP Al Ma'ruf. 
  2. ^ Mundzir, Ahmad (2020-12-7). "NU Grobogan Gelar Bahtsul Masail ke-23 di Pesantren Al-Ma'ruf Bandungsari Grobogan". Nu.or.id. Diakses tanggal 2024-12-6.