Disinformasi Rusia

kampanye disinformasi yang disponsori oleh pemerintah Rusia
Revisi sejak 17 Desember 2024 18.19 oleh Hariadhi (bicara | kontrib)

Disinformasi Rusia adalah teknik kampanye disinformasi di berbagai negara yang merujuk kepada cara disinformasi yang berkarakter propaganda ala Rusia[1][2][3][4] Sebagai contoh kampanye disinformasi yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin dilaporan terjadi di beberapa negara di Afrika[5][6] Rusia sendiri menolak dikaitkan dengan penggunaan disinformasi untuk mempengaruhi opini publik.[7]

Seringkali kampanye ala Rusia mengganggu politik dalam negeri di Eropa dan Amerika Serikat, dengan tujuan melemahkan dunia barat, dengan alasan memerangi pengaruh "imperialisme barat", dan mempengaruhi keseimbangan kekuatan dunia agar lebih mengarah kepada Rusia dan sekutunya. Menurut Voice of America, Rusia berusaha mendorong politik isolasionisme di Amerika, meningkatkan kekhawatiran mengenai perbatasan dengan negara lain, dan meningkatkan ketegangan rasial di Amerika Serikat melalui kampanye disinformasi[8][9][10]

Latar belakang

Saat Perang Dingin terjadi, Uni Soviet memang menggunakan disinformasi dan propaganda seagai "usaha proaktif... melawan populasi negara-negara barat.[11]:51 Selama kepemimpinan Boris Yeltsin, presiden pertama Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet, "disinformasi" didiskusikan di media-media Rusia dan oleh polisi Rusia dalam hubungannya dengan disinformasi selama era Uni Soviet dan untuk membedakannya dengan propaganda pada masa Boris Yeltsin.[12]

Penting sekali untuk mengenalkan kekacauan geopolitis kepada aktivitas di Amerika Serikat, mendorong separatisme dan konflik antar etnis, kehidupan sosial dan rasisme, secara aktif mendukung gerakan pembangkangan - ekstremisme, rasisme, dan grup-grup sektarian, sehingag menciptakan ketidakstabilan dalam politik dalam negeri Amerika Serikat. Juga hal yang masuk akal untuk mendorong politik isolasionisme di Amerika Serikat agar berkembang.

Aleksandr Dugin, Foundations of Geopolitics (1997), translation by John B. Dunlop[13]

Setelah era Yeltsin, disinformasi Rusia dideskripsikan sebagai taktik kunci dalam doktrin militer di Rusia.[7] Penggunaan disinformasi Rusia meningkat sejak tahun 2000 di bawah kepemimpinan Vladimir Putin, terutama setelah Perang Rusia-Georgia pada tahun 2008. Gaya disinformasi ini secara khusus disebut "firehose of falsehood" oleh pengamat mengingat banyaknya kanal dan dan keinginan untuk menyebarkan berita palsu sehingga terjadi inkonsistensi. Yang membedakan dengan taktik disinformasi pada masa Uni Soviet adalah penggunaan internet, jurnalisme amatir, dan media sosial.[14]

Pada Desember 2024, Uni Eropa mengajukan sanksi yang menargetkan belasan orang dan tiga entitas atas tuduhan operasi disinformasi Rusia dan aktivitas hibrid lainnya. Sanksi tambahan terhadap Belarusia juga diajukan, menargetkan individu yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia dan keuntungan yang didapat dari hubungan dengan pemerintah yang dipimpin Presiden Alexander Lukashenko.[15]

  1. ^ Stukal, Denis; Sanovich, Sergey; Bonneau, Richard; Tucker, Joshua A. (February 2022). "Why Botter: How Pro-Government Bots Fight Opposition in Russia" (PDF). American Political Science Review. Cambridge and New York: Cambridge University Press on behalf of the American Political Science Association. 116 (1): 843–857. doi:10.1017/S0003055421001507 . ISSN 1537-5943. LCCN 08009025. OCLC 805068983. Diakses tanggal 10 March 2022. 
  2. ^ Sultan, Oz (Spring 2019). "Tackling Disinformation, Online Terrorism, and Cyber Risks into the 2020s". The Cyber Defense Review. West Point, New York: Army Cyber Institute. 4 (1): 43–60. ISSN 2474-2120. JSTOR 26623066 . 
  3. ^ Anne Applebaum; Edward Lucas (6 May 2016), "The danger of Russian disinformation", The Washington Post, diakses tanggal 9 December 2016 
  4. ^ "Russian state-sponsored media and disinformation on Twitter". ZOiS Spotlight. Diakses tanggal 16 September 2020. 
  5. ^ "Russian Disinformation Is Taking Hold in Africa". CIGI. November 17, 2021. Diakses tanggal March 3, 2022. Keefektican Kremlin dalam menyusupkan infrmasi keliru mengenai vaksin yang lebih dipilih merusak dan mendiskreditkan kekuatan negara barat dengan mendorong atau menggunakan sentimen anti barat di seluruh benua. 
  6. ^ "Leaked documents reveal Russian effort to exert influence in Africa". The Guardian. June 11, 2019. Diakses tanggal March 3, 2022. Misinya adalah meningkatkan pengaruh Rusia di benia ini dengan dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha yang berbasis di St Petersburg, yang merupakan sekutu Presiden Rusia, Vladimir Putin. Tujuannya adalah merusak pengaruh Amerika Serikat dan penguasa lama kolonial seperti Inggris dan Perancis di daerah ini. Tujuan lainnya adalah mencegah kebangkitan kekuatan pro barat., menurut dokumen tersebut. 
  7. ^ a b MacFarquharaug, Neil (28 August 2016), "A Powerful Russian Weapon: The Spread of False Stories", The New York Times, hlm. A1, diakses tanggal 9 December 2016, Moskow selalu membantah menggunakan disinformasi untuk mempengaruhi opini publik di dunia barat dan cenderung melabeli tuduhan Rusiafobia.' 
  8. ^ "How Russia's disinformation campaign seeps into US views". Voice of America (dalam bahasa Inggris). 2024-04-11. Diakses tanggal 2024-05-13. 
  9. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0
  10. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :2
  11. ^ McGeehan, Timothy P. (2018). "Countering Russian Disinformation". Parameters. 48 (1): 11. Diakses tanggal 25 February 2022. 
  12. ^ Tolz, Vera; Hutchings, Stephen (8 October 2021). "Performing disinformation: a muddled history and its consequences". LSE blogs. Diakses tanggal 12 April 2022. 
  13. ^ John Dunlop (January 2004). "Aleksandr Dugin's Foundations of Geopolitics" (PDF). Demokratizatsiya. 12 (1): 41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 7 June 2016. Penting sekali untuk mengenalkan kekacauan geopolitis kepada aktivitas di Amerika Serikat, mendorong separatisme dan konflik antar etnis, kehidupan sosial dan rasisme, secara aktif mendukung gerakan pembangkangan - ekstremisme, rasisme, dan grup-grup sektarian, sehingag menciptakan ketidakstabilan dalam politik dalam negeri Amerika Serikat. Juga hal yang masuk akal untuk mendorong politik isolasionisme di Amerika Serikat agar berkembang. 
  14. ^ Paul, Christopher; Matthews, Miriam (11 July 2016). "The Russian "Firehose of Falsehood" Propaganda Model". Perspective. RAND Corporation. 
  15. ^ Nardelli, Alberto (13 December 2024). "EU Targets Russian Intelligence With First Disinformation Sanctions". BBC News. Diakses tanggal 15 December 2024.