Tacca palmata
Tacca palmata adalah spesies tumbuhan dari famili Dioscoreaceae yang tumbuh di bioma beriklim tropis basah yang tersebar mulai dari Indo-China hingga kawasan Malesia dan Kepulauan Caroline (Palau). Pada tahun 1827, Carl Ludwig Blume memperkenalkan nama ilmiah untuk spesies ini.[1][2]
Tacca palmata
| |
---|---|
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Tracheophytes |
Ordo | Dioscoreales |
Famili | Dioscoreaceae |
Genus | Tacca |
Spesies | Tacca palmata Blume, 1827 |
Beberapa nama daerah untuk spesies ini adalah gadung tikus (Indonesia), kemendulan, ceker ayam, trenggiling mentik (Jawa), kotok bongkok (Sunda), tobitoan (Madura), keladi murai (Malaysia), payung-payungan (Tagalog, Filipina), khot din (Thailand). Adapun, beberapa sinonimnya yakni Tacca montana Rumph (1747), Tacca vesicaria Blanco (1837), Tacca rumphii Schauer (1843).[3][4]
Habitat dan Distribusi Geografis
Habitat yang cocok untuk spesies ini adalah daerah vegetasi sekunder, tepi - tepi hutan dan belukar, hutan jati, serta hutan desa. Spesies ini juga dapat tumbuh di dataran rendah hingga tinggi sampai dengan 900 m dpl.[3][5] Penyebaran spesies ini di Asia Tenggara dimulai dari Malaysia kemudian ke barat sampai ke Afrika Barat lalu ke timur sampai ke pulau- pulau di Pasifik. Di Indonesia, spesies tersebar di seluruh Jawa dari Jawa Barat (Pelabuhan Ratu), Jawa Tengah (Banyumas, Pekalongan, Jepara, dan Rembang), Jawa Timur (Kediri).[4]
Morfologi
Umbi dan Daun
Spesies ini tergolong terna tahunan dengan tinggi mencapai 20 – 75cm. Umbi spesies ini tersimpan di dalam tanah dengan bentuk bulat agak pipih, berdiameter 2 – 4cm. Bagian dalam umbi berwarna kuning, sedangkan bagian luar berwarna putih.[5]Daun tergolong soliter berwarna hijau sampai hijau keabuan dengan banyak bintik - bintik berwarna hijau pucat. Helaian daun tipis, terbelah menjadi tiga dengan diameter 15 – 20cm, dan di tengah - tengahnya terdapat umbi coklat tua gelap yang kasar berbintil - bintil. Bentuk anak daun lanset dengan banyak lekukan pada tepi daunnya. Tangkai daun keras dan keluar dari rimpang dengan bentuk silinder. Panjang tangkai daunnya 12 – 50cm.[3][4][6][7]
Bunga, Buah, dan Biji
Perbungaan tegak, keluar dari rimpang, bentuk payung, bertangkai keras, dan memiliki dua helai daun pelindung, yaitu 2 helai tidak bertangkai dan 2 helai lainnya bertangkai; masing - masing perbungaan memiliki 8 – 25 kuntum bunga; tangkai bunga warna kuning kehijau-hijauan; perhiasan bunga berwarna coklat keungu-unguan.[4] Bunga tergolong soliter dan berasal dari umbinya ketika daun dorman dengan diameter 1 - 1,2cm. Warna bunga hijau hingga ungu kecokelatan. Bunga berbentuk tongkol, pipih, dengan apendiks berwarna merah muda. Bunga jantan terletak di bawah apendiks dan bunga betina terletak di bagian basal perbungaan. Benang sari berwarna kehijauan. Ovarium 2–5 x 1–4mm. T. palmata berbunga pada bulan Desember-Januari, Maret-April, dan Agustus-Oktober. Tumbuhan ini hanya menghasilkan satu perbungaan pada satu waktu per lokasi. Selubung bunga bagian luar tergolong refleks, sedangkan bagian dalamnya tetap tegak dan melengkung dengan ujung-ujungnya menempel. Selubung bunga akan tertutup pasca antesis. Jenis buah buni berbentuk silinder sampai bulat telur dengan warna merah cerah serta diameter mencapai 1cm. Jumlah biji adalah 7 - 16 biji, berbentuk piramida, berukuran 3–5 x 2–4mm dan tebal 2–3mm, dan berwarna coklat gelap.[3][6][7][8][9] Tipe perkecambahannya adalah hipogeal. Bijinya toleran terhadap desikasi dan bersifat ortodoks. Dalam satu tandan buah di setiap musimnya terdapat 7-23 buah.[10]
Sumber makanan dan habitat bagi berbagai hewan. Menyediakan habitat bagi berbagai jenis hewan, termasuk serangga, burung, dan mamalia kecil. Tumbuhan ini juga membantu menjaga kesuburan tanah dan mencegah erosi. Karakteristik memiliki umbi yang tebal dan berdaging yang dapat tumbuh hingga 1 m diameter. Daunnya besar dan berbentuk hati, dan tersusun dalam roset di bagian atas tumbuhan. Bunganya kecil dan berwarna hitam, dan tersusun dalam kelompok pada tangkai yang panjang.[11]
Pertumbuhan
Tanaman ini dalam daur hidupnya mengalami masa istirahat, yang pada masa itu tidak terlihat adanya bagian tumbuhan di atas tanah. Pada masa demikian tumbuhan ini memerlukan air banyak. Di Jawa tumbuh liar di hutan-hutan, di halaman rumah, di kebun – kebun, di bawah rumpun bambu, di hutan jati dan hutan sekunder campuran pada ketinggian 5 – 1000 m dpl, di tempat yang agak rindang (70 – 80 % naungan), Menyenangi tanah pasir bercampur humus dan tanah liat dengan pH sedikit asam dan gambut adalah media yang sesuai. Di daerah tropik dan subtropik, diperlukan suhu minimum 15oC, kelembaban udara dan tanah tinggi, subur, drainasi baik, tidak terlalu gelap akan tumbuh baik.[4]
Pemanfaatan
Umbi tanaman ini dilaporkan dapat digunakan untuk mengobati luka dan bengkak, serta mengobati gigitan ular.[5]
Kandungan kimia didapatkan pada batang dan rimpangnya yang mengandung zat pahit taccasin dan juga B-sitosterol serta ceryl alkohol."Rimpang (umbi) dimemarkan ditambah air kapur untuk obat wasir, rasa parutan pahit untuk obat perut, obat menstruasi tidak teratur, juga mengobati gigitan ular, lipan, menyembuhkan luka dan pereda nyeri/demam. Sedangkan batang yang dimemarkan diletakan di tali pusar untuk obat sakit perut.[4]
Referensi
- ^ "Tacca palmata". plantamor.com. Diakses tanggal 2024-12-27.
- ^ "Tacca palmata Blume | Plants of the World Online | Kew Science". Plants of the World Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ a b c d AgroMedia, Redaksi (2008-01-01). Buku Pintar Tanaman Obat: 431 jenis tanaman penggempur aneka penyakit. AgroMedia. ISBN 978-979-006-194-1.
- ^ a b c d e f "Inilah Tanaman Gadung Tikus Obat Wasir, Sakit Perut, Menstruasi Tak Teratur Hingga Gigitan Ular". Tribunjateng.com. Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ a b c Hadi, Susilo; Susandarini, Ratna; Marliana, Siti Nurleily; Eprilurahman, Rury; Yudha, Donan Satria; Asti, Hastin Ambar; Purnomo (2024-03-15). Keanekaragaman Flora Dan Fauna Daerah Aliran Sungai Pakerisan Kabupaten Gianyar. UGM PRESS. ISBN 978-602-386-161-3.
- ^ a b "NParks | Tacca palmata". www.nparks.gov.sg. Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ a b Sakila, Lanita; Henri, Henri; Sajidin, Sajidin (2020-06-30). "PERSEBARAN DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI LENGKIR (Tacca leontopetaloides L. Kuntze) SEBAGAI SUMBER PANGAN DI PULAU BANGKA". EKOTONIA: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 5 (1): 31–38. doi:10.33019/ekotonia.v5i1.1947. ISSN 2722-4171.
- ^ "Tacca palmata Blume". www.worldfloraonline.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ Chua, Kek Shen; Borkent, Art; Wong, Sin Yeng (2020-02). "Floral biology and pollination strategy of seven Tacca species (Taccaceae)". Nordic Journal of Botany (dalam bahasa Inggris). 38 (2). doi:10.1111/njb.02594. ISSN 0107-055X.
- ^ Wardani, Fitri Fatma; Mimin (2020). "Characterization of Fruit and Seeds and Identification of Tacca palmata Seed Storage Behavior Using the 100-seed Test Method". PROSIDING SEMINAR NASIONAL MASYARAKAT BIODIVERSITAS INDONESIA. 6 (1): 577 – 582. doi:10.13057/psnmbi/m060117.
- ^ Saputra, Dhira K.; Yanuwiadi, Bagyo; Pangudi, Suari Dwi; Andrimida, Anthon; Purnomo; Abdullah, Zulfikar; Makhardani, Maulanie; Rinjani, Adinda Kartika; Mulia, Ariij Trisna. Listrik dan Lestari : Perlindungan Biodiversitas di Kawasan Konservasi PLN Nusantara Power Pacitan. Citra Airiz Publishing. ISBN 978-623-5704-44-9.