Tapin Selatan, Tapin
Tapin Selatan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Indonesia.
Tapin Selatan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Kalimantan Selatan | ||||
Kabupaten | Tapin | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | - | ||||
Populasi | |||||
• Total | - jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 63.05.02 | ||||
Kode BPS | 6305020 | ||||
Luas | - km² | ||||
Kepadatan | - jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | - | ||||
|
Objek Wisata
Makam Datu Nuraya
Makam sebagai tujuan wisata ziarah antara lain makam Datu Nuraya yang merupakan makam panjang bahkan mungkin makam terpanjang di dunia (± 63 meter) dan haulannya (peringatan tahunan) adalah pada tanggal 14 Dzulhijjah. Makam ini terletak di desa Munggu Tayuh Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Tapin.
Menurut riwayat, beliau bernama asli Abdul Rauf, seorang Habib yang berasal dari Syria] yang datang pada hari raya menemui Datu Suban untuk menyerahkan kitab yang bernama Nyawa Alam yang di kemudian hari terkenal dengan nama Kitab Barencong. Selesai menyerahkan Kitab tersebut beliau meninggal dunia dan dimakamkan di tempat dimana beliau meninggal tersebut. Karena badan beliau tinggi dan besar, maka menguburkannya dibuat lubang yang panjang sesuai dengan ukuran panjang dan lebar badan beliau. Banyak peziarah yang datang ke makam beliau. Tidak hanya penduduk lokal, tetapi banyak juga dari luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Syria, Inggris, India dan lain sebagainya.
Makam Datu Suban
Datu Suban adalah seorang waliyullah yang memiliki Ilmu Hikmah dan menguasai Ma'rifat tingkat tinggi. Murid-muridnya berjumlah 12 orang. Tiap murid mempunyai tingkat Ilmu Kasyaf yang berbeda-beda, namun yang paling lengkap kajian ilmunya dan mendapat kehormatan untuk mewarisi Kitab Utama yang biasa disebut Kitab Barencong. Hanya murid beliau yang bernama Abdussamad Al-Palembangi atau dengan nama lain Datu Sanggul.
Dalam komplek makam tersebut terdapat makam beberapa murid utama beliau seperti Datu Karipis, Datu Diang Bulan, dan Datu Mayang Sari. Tidak hanya penduduk lokal, tetapi banyak juga dari luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Syria, Inggris, India dan lain sebagainya. Haulannya dilaksanakan pada bulan Syawal setiap tahun.