Ca laca adalah variasi dari huruf Ca dalam aksara Bali, yang melambangkan bunyi /c/ yang disusul oleh bunyi /h/.[1] Jika Ca laca dialihaksarakan menjadi huruf Latin, maka ditulis "cha".[2]

Ca laca
Aksara JawaAksara Bali
Huruf LatinCha
Fonem[cʰa]
Warga aksaratalawya
Pasangan (nglegena)
Gantungan

Bentuk

Bentuk huruf Ca laca yang seutuhnya tidak diketahui, sebab yang tersisa hanya gantungan aksara saja.[2] Artinya, huruf ini tidak bisa berdiri sendiri selama di depannya tidak ada huruf konsonan. Karena yang tersisa hanya gantungannya saja, maka huruf ini ditulis di bawah huruf konsonan, seolah-olah menggantungkan diri pada huruf konsonan tersebut. Namun dalam Unicode, Ca laca berbentuk utuh dan terletak pada titik U+1B19.[3]

Ca laca
dalam Unicode
Gantungan
Ca laca
 
 

Fonem

Ca laca merupakan huruf konsonan yang termasuk dalam warga talawya, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah pada anak tekak.[4] Ca laca melambangkan fonem /cʰa/ atau /cʰə/. Meskipun demikian, dalam kenyataannya, masyarakat Bali jarang mengucapkan bunyi /c/ yang disusul oleh /h/. Mereka biasanya mengucapkan bunyi /c/ dengan tegas (tanpa disusul hembusan bunyi "h").

Penggunaan

Penggunaan Ca laca sama seperti penggunaan huruf Cha (aksara Dewanagari: छ) dalam abjad bahasa Sanskerta.[5] Penggunaan Ca laca dalam menulis bahasa Bali dengan aksara Bali sangat jarang ditemui. Biasanya hanya digunakan saat menulis bahasa non-Bali dengan menggunakan aksara Bali (contohnya saat menyalin kalimat berbahasa Sanskerta ke dalam aksara Bali).

Karena biasanya Ca laca yang ditemui hanya berupa gantungan aksara saja, maka Ca laca tidak bisa ditulis di awal kata. Ca laca harus berada di tengah kata atau di akhir kata, didahului oleh huruf konsonan dan ditulis di bawah huruf konsonan tersebut. Salah satu contoh penggunaan Ca laca (bunyi /c/ yang disusul dengan /h/) terdapat pada kata ica dan sueca (bahasa Bali).

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Surada, hal. 5, 9.
  2. ^ a b Tinggen, hal. 23.
  3. ^ Tabel Unicode
  4. ^ Surada, hal. 6.
  5. ^ Surada, hal. 5.

Referensi

  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha
  • Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.