SMA Negeri 3 Yogyakarta
Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Yogyakarta atau dikenal juga dengan nama PADMANABA yang berada di Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia.
SMA Negeri 3 Yogyakarta | |
---|---|
Informasi | |
Didirikan | 19 September 1942 |
Jenis | Negeri |
Akreditasi | A |
Kepala Sekolah | Dra. Dwi Rini Wulandari, M.M. |
Jumlah kelas | 17 Kelas Reguler, 2 Kelas Akselerasi, 2 Kelas ICT (Information Communication Technology) |
Jurusan atau peminatan | IPA dan IPS |
Rentang kelas | X, XI IPA, XI IPS, XI Aks, XII IPA, XII IPS, XII Aks |
Kurikulum | Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan |
Jumlah siswa | 695 |
Status | Negeri (SMA Bertaraf Internasional) |
NEM terendah | 36.60 (2009-2010) |
NEM tertinggi | 39.80 (2009-2010) |
Nilai masuk rata-rata | 37.43 (2009-2010) |
Alamat | |
Lokasi | Jalan Yos Sudarso 7, Yogyakarta, 55224, Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia |
Tel./Faks. | (0274) 512856, 520512, 556443 |
Situs web | [1] |
Lain-lain | |
Lulusan | PADMANABA |
Moto | |
Moto | Breakthrough For Your Future |
Visi
Terwujudnya SMA Negeri 3 Yogyakarta sebagai sekolah berwawasan global, berbudaya dan berkepribadian nasional, berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang mampu menyiapkan generasi penerus yang memiliki iman, taqwa, budi pekerti luhur, terdidik dan berkemampuan sebagai kekuatan garda terdepan dalam membangun Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Misi
a. Memberikan pendidikan dan pengajaran yang terbaik kepada siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah menengah atas dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
b. Memberikan pendidikan dan pengajaran kepada siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta untuk menguasai ilmu pengetahuan sebagai dasar untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, baik nasional maupun internasional
c. Menumbuhkan siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta sebagai anak Indonesia yang memiliki imtaq, budi pekerti luhur, jiwa kepemimpinan, mandiri, berwawasan kebangsaan, saling menghargai dan menghormati serta hidup berkerukunan dalam kebhinekaan, baik dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional
Kebijakan Mutu
SMA Negeri 3 Yogyakarta memiliki komitmen melakukan peningkatan mutu layanan pendidikan yang berkelanjutan dengan menciptakan tata kerja baku berbasis sistem manajemen mutu berstandar internasional (ISO 9001: 2008) agar dapat melakukan penjaminan mutu dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tujuh kebijakan mutu yang dicanangkan untuk mencapai hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menciptakan lulusan yang santun dan berbudi luhur,
2. Meningkatkan lulusan yang kompeten di bidangnya,
3. Meningkatkan layanan sekolah guna menuju Sekolah Bertaraf Internasional,
4. Meningkatkan kemampuan guru dan peserta didik dalam bidang penelitian, sains, dan teknologi,
5. Menciptakan lingkungan belajar-mengajar yang kondusif,
6. Meningkatkan upaya pelestarian lingkungan, dan
7. Meningkatkan prestasi akademik dan nonakademik di pentas nasional dan internasional.
Sejarah
SMA Negeri 3 Yogyakarta sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda. Hingga pecah Perang Dunia II (Desember 1941), dikenal dengan nama AMS (Algemeene Middelbare School) afdeling B. Saat itu, sekolah ini hanya diisi oleh mereka dari golongan elite pribumi.
AMS afd. B berganti nama menjadi SMT (Sekolah Menengah Tinggi) bagian A dan bagian B pada masa pendudukan Jepang, tahun 1942. Hingga akhirnya, tanggal 19 September 1942, didukung oleh Kepala Sekolah saat itu (Alm. RJ. Katamsi) berdiri organisasi pelajar sekolah ini yang diberi nama PADMANABA. Padma sendiri dalam Bahasa Sansekerta berarti teratai merah atau dalam Bahasa Latin adalah Nelumbium speciosum.
Tahun 1948, sekolah ini terbagi menjadi dua, yaitu SMA A di Jalan Pakem 2 dan SMA B di Jalan Taman Krida 7. Pada tanggal 21 Desember 1948, sekolah ini diduduki Belanda. Tanggal 6 Juni 1949, SMA B berhasil dibuka kembali dengan pendidikan yang lebih berkualitas. Tahun 1956, SMA ini berubah nama menjadi SMA IIIB, dan berubah lagi menjadi SMA Negeri 3 pada tahun 1964, di bawah pimpinan kepala Sekolah Ibu Mujono Probopranowo.
Dengan diberlakukannya Kurikulum 1994, sekolah ini bernama SMU (Sekolah Menengah Umum) Negeri 3 Yogyakarta, tetapi sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mulai tahun 2004, diubah lagi menjadi SMA Negeri 3 Yogyakarta. Walaupun demikian, masyarakat luas sampai sekarang masih mengenalnya sebagai "SMA Padmanaba" atau "SMA 3 Bhe".
Kepala Sekolah
Sejak tahun 1942, sekolah ini telah mengalami 21 kali pergantian kepala sekolah. Nama-nama kepala sekolah sejak tahun 1942 adalah:
1. 1942 – 1945: RJ. Katamsi,
2. 1945 – 1946: Prof. Dr. Soegarda Poerbokawotjo,
3. 1946 – 1947: Prof. Dr. Priyono,
4. 1947 – 1950: Ir. Marsito,
5. 1950 – 1951: Drg. Nasir Alwi,
6. 1951 – 1956: Muh. Sjahlan,
7. 1956 – 1963: R. Soecipto,
8. 1963 – 1971: Moedjono Probopranowo, S.H.,
9. 1971 – 1976: Utoyo Darmabrata,
10. 1976 – 1981: Haji Muh. Solihin,
11. 1981 – 1985: Drs. Oetoro,
12. 1985 – 1987: Drs. Wahyuntana,
13. 1987 – 1991: Ariento Sukotjo,
14. 1991 – 1993: Drs. Mashari Subagijono,
15. 1993 – 1997: Drs. Soenarto,
16. 1997 – 2002: Drs. Nursisto,
17. 2002 - 2004: Drs. H. Mashadi AR.,
18. 2004 - 2005: Dra. Hj. Sri Ruspita Murni,
19. 2005 - 2007: Drs. Bambang Supriyono, M.M.,
20. 2007 – 2009: Drs. H. Bashori Muhammad, M.M., dan
21. 2009 – ...: Dra. Dwi Rini Wulandari, M.M.
Nama Padmanaba
Nama ini sekarang dipakai sebagai nama organisasi untuk alumni dan semua yang pernah bersekolah di SMA Negeri 3 Yogyakarta.
Nama ini mulai ada sejak sekitar tahun 1942 dan diciptakan oleh RJ Katamsi selaku Kepala Sekolah yang juga menjabat sebagai guru gambar SMA 3. Nama itu bermula ketika beliau menjelaskan tentang sifat-sifat dasar teratai kepada murid-muridnya. Beliau mengatakann bahwa bunga teratai merah atau lotus yang dikenal dengan nama Latin Nelumbium speciosum dan dalam Bahasa Sanskerta disebut Padma, bagi bangsa timur melambangkan sebuah kesakralan dalam berbagai masalah kehidupan. Kuncupnya mengandung arti yaitu kekuatan yang membumbung tinggi ke atas. Bila air pasang,maka teratai ikut naik, bila air surut, maka akan ikut turun. Teratai tumbuh di lingkungan air yang berlumpur, kotor, dengan akar serabut yang saling mengait, namun tetap indah, bersih, dan tidak tercemar sama sekali. Daun pohon teratai pun tumbuh ke arah atas hingga mengambang di atas air dan tidak basah oleh air kotor. Susunan dan kombinasi antara daun dan bunganya pun sangat serasi dengan lingkungan dimana teratai tersebut hidup. Semua itu melambangkan ketidakterikatan kehidupan terhadap keadaan lahiriah atau fisik sekitarnya, dan tersusun atas suatu harmoni kehidupan tanpa tercemar atau terpengaruh oleh alam lingkungannya.
Bunga teratai warna merah melambangkan kesucian yang keindahannya terjangkau oleh siapapun juga mulai dari yang paling rendah atau hina sekalipun, dan sebagai perlambang atas pencapaian tingkat kesadaran tertinggi dalam kehidupan macam apapun.
Dalam agama Buddha dilambangkan bahwa sikap duduk Sang Buddha Gautama waktu bersemedi seperti posisi bunga teratai sehingga disebut bahwa Sang Buddha sedang duduk di atas singgasana Padmasana (tempat tumbuhnya bunga teratai).
Dalam agama Hindu, teratai tumbuh dari pusar Dewa Wisnu ketika terbangun dari semedinya. Dan dari padma yang melambangkan keberanian, kesucian, dan kemajuan tersebut lahirlah Dewa Brahma. Kuncup Padmanaba melambangkan cita-cita, pertumbuhan manusia yang sudi, beriman, dan bertaqwa.
Salah satu murid RJ Katamsi yang bernama Suhud yang memiliki kreativitas lebih daripada lainnya menggambar teratai tersebut dengan sangat baik, sehingga tercetus ide menjadikan gambar teratai Suhud sebagai lambang untuk sekolah. Dengan dibantu oleh temannya yang bernama Soelaiman, Suhud menyempurnakan logo teratai merah itu dengan 2 kelopak bunga dan 8 daun yang tersusun menjadi lapis yang arahnya berlawanan.
Lambang Padmanaba
Lambang Padmanaba yang berupa teratai merah pertama kali dibuat oleh murid RJ Katamsi yang bernama Suhud. Dibantu oleh temannya yang bernama Soelaiman, Suhud menyempurnakan logo teratai merah itu dengan dua kelopak bunga dan delapan daun yang tersusun menjadi dua lapis yang arahnya berlawanan.
Semboyan
SMA Negeri 3 Yogyakarta mempunyai semboyan yang cukup terkenal sejak zaman perjuangan:
BHAKTI VIDYA KHSATRIA TAMA
TAN LALANA LABET TUNGGAL BANGSA
JAYA, JAYA PADMANABA
HIDUP PADMANABA!
HIDUP PADMANABA!
HIDUP PADMANABA!
Sertifikasi
1. SMA Negeri 3 Yogyakarta merupakan Cambridge International Centre, dengan Centre Number ID 108.
2. Sejak tahun 2010 SMA Negeri 3 Yogyakarta mendapatkan sertifikasi yang cukup prestisius yaitu Standar Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008
Sarana & Prasarana Sekolah
Kegiatan pembelajaran dan persekolahan di SMA Negeri 3 Yogyakarta didukung dengan sarana serta prasarana, antara lain lahan seluas 21.540 m2 dan bangunan seluas 7.105 m2. Didukung pula dengan halaman/taman seluas 3.700 m2 dan lapangan olahraga seluas 10.835 ,m2.
Sarana Fisik
Sarana fisik yang dimiliki:
- Ruang belajar: 21 Ruang berbasis mata pelajaran (moving class)
- Laboratorium Kimia
- Laboratorium Fisika
- Laboratorium Biologi
- Laboratorium Komputer
- Laboratorium Bahasa Digital
- 2 Ruang Multimedia
- Gedung Serbaguna “Arga Bagya Padmanaba”
- Lapangan Sepakbola
- Lapangan Basket
- Lapangan Volley
- Lapangan Tennis
- Ruang Auditorium (ruang Aula)
- Ruang Kepala Sekolah
- Ruang Wakasek
- Ruang Guru
- Ruang Tata Usaha
- Ruang Perpustakaan dan Ruang Baca
- Ruang BP
- Ruang OSIS
- 4 Ruang Agama
- Ruang (studio) Musik
- Ruang Koperasi Sekolah
- Kantin Sekolah dan Dapur
- Musholla berlantai 2
- Ruang UKS
- WC dan Kamar mandi
- Pos Satpam
- Gudang
- Bangsal Senam
Sarana Penunjang Kegiatan
Kegiatan Ekstrakurikuler
Program wajib
Pendidikan Pramuka (khusus kelas X)
Program Pilihan
- Paduan suara
- Teater Jubah Macan
- Ambalan (Pramuka)
- Majalah Sekolah (Progresif)
- Aeromodelling
- Bulutangkis
- KIRPAD (Kelompok Ilmiah Remaja)
- Sepak Bola
- Basket
- Padmanaba Junior Rescue Club (PMR)
- Silat Perisai Diri
- Peleton Inti (Bhayangkara Padmanaba)
- Pecinta Alam (Padmanaba Hiking Club)
- ALCOB
- Volley Ball
- Robotika
- Debat Bahasa Inggris
- Padmanaba Computer Club
Beasiswa
Beasiswa yang disediakan di SMA 3 Yogyakarta antara lain :
- Beasiswa Alumni
* Beasiswa untuk 60 siswa/i SMAN 3 Yogyakarta * Beasiswa untuk 12 putra/i guru karyawan SMAN 3 Yogyakarta
- Beasiswa dari Pemerintah dan Swasta
- Beasiswa dari Luar Negeri
Prestasi
- Medali emas dalam Olimpiade Fisika Asia Pasifik dan medali perunggu Olimpiade Fisika Internasional pada tahun 2003 (Tri Wiyono Darsowiyono)
- Medali perunggu dalam Olimpiade Kimia Internasional di Jerman pada tahun 2004 (Lisendra Marbelia)
- Medali emas dalam olipiade matematika, dua siswa memperoleh perak serta 5 siswa memperoleh perunggu tahun 2005 (emas : Kristo)
- Medali Perak dalam 2005 Olimpiade Kimia Internasional di Taiwan atas nama Rendra Prasetya
- Honorable Mention dalam Olimpiade Fisika Asia Pasifik di Kazakhstan tahun 2006 dan medali perak dalam olimpiade Fisika Internasional pada tahun 2007 (Yoshua Michael Maranatha)
- Medali Perunggu pada Asian Physics Olympiad (APhO) 2010 di Taiwan atas nama Ahmad Ataka Awalur Rizqi
Alumni
PADMANABA adalah Organisasi Alumni SMA Negeri 3 Yogyakarta.
Beberapa alumni dan orang yang pernah bersekolah di SMA Negeri 3 Yogyakarta yang dikenal masyarakat luas:
- Radius Prawiro (Ekonom dan Politikus, Mantan Menteri Koordinator Ekuin, Keuangan, dan Perdagangan RI)
- Kardono, Marsekal Muda (Ketua PSSI 1983-1991, Mantan Sekretaris Militer Presiden)
- Faisal Abda'oe (Mantan Direktur Utama Pertamina)
- Lilik Hendrajaya (Mantan Rektor Institut Teknologi Bandung)
- Dasron Hamid(Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
- Herry Zudianto (Walikota Yogyakarta)
- Prof. dr. Sutaryo, Sp.A (Ketua Senat Akademik Universitas Gadjah Mada)
- Prof.Dr.Sudikno Mertokusumo, S.H (Guru Besar Fakultas Hukum UGM)
- Sapto Rahardjo (Musikus, Budayawan)
- Roy Suryo (Pakar Telematika dan Teknologi Informasi, Anggota DPR RI)
- Friderica "Kiki" Widyasari ('49) (Mantan Artis, Direktur Pengembangan Bisnis Bursa Efek Indonesia 2009 - ...)
- Tienuk Tien Rahayu Riefky (Perias Pengantin)
- Anggito Abimanyu (Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia)