Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten paling terisolir di NAD. Bila tidak ada perencanaan pembangunan Jalan Ladia Galaska, maka lalu lintas dari Blangkejeren ke Banda Aceh harus melalui Medan, Sumatera Utara.
Kabupaten Gayo Lues | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: - | |
Berkas:Locator kab gayo lues.png | |
Koordinat: 4°N 97°E / 4°N 97°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Nanggroe Aceh Darussalam |
Tanggal berdiri | 10 April 2002 |
Dasar hukum | UU No.4 Tahun 2002 |
Ibu kota | Blang Kejeren |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | dr. Aspino Abusamah, M.Kes |
Luas | |
• Total | 5,719km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 72,045(2.005) |
Demografi | |
• Agama | Islam |
Zona waktu | [[UTC]] (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0642 |
Kode Kemendagri | 11.13 |
DAU | - |
Situs web | - |
Sejarah
Gayo Lues Merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dan berdiri dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Saat ini Gayo Lues sedang mengalami perkembangan pesat pasca pemekaran tersebut, meski kadang mendapat gangguan keamanan dari Gerakan Aceh Merdeka. Kabupaten berpenduduk kebanyakan suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mencapai pembangunan. Potensi yang dikembangkan adalah pertanian, seperti cabe besar dimana Gayo Lues merupakan pemasok utama cabe ini di pasar-pasar kota Medan, selain itu terdapat hutan pinus yang potensial untuk pengembangan tanaman serai wangi dan di kawasan Terangon yang mulai dihuni transmigrasi dapat mengembangkan budidaya nilam, tembakau virginia dan kakao disamping kopi Arabika. Semboyan dari kabupaten ini adalah Musara.
Dengan rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Lautan Hindia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Selat Malaka, meski banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup, diharapkan perekonomian masyarakat Gayo Lues yang sebelumnya terisolir akan membaik.
Geografi
Gayo Lues memilki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 30 40'46,13' - 40 16' 50,45'`LU 960 43' 15,65'`- 970 55' 24,29'`BT.
Suku
Mayoritas penduduk Gayo Lues adalah bersuku Gayo. Selain itu ada suku Aceh, Alas, dan Batak
Pemerintahan
Kabupaten Gayo Lues dipimpin oleh Seorang Bupati. Daerah ini mencakup 57 persen dari wilayah Aceh Tenggara, dan terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan dengan rincian sebagai berikut :
- Kecamatan Blang Kejeren
- Kecamatan Kuta Panjang
- Kecamatan Pining
- Kecamatan Rikit Gaib
- Kecamatan Terangun
- Kecamatan Puteri Betung
- Kecamatan Blang Pegayon
- Kecamatan Dabun Gelang
- Kecamatan Blang Jerango
- Kecamatan Teripe Jaya
- Kecamatan Pantan Cuaca
Bupati
- M Ali Kasim
- 29 Maret 2006 - Sekarang dr H Aspino Abusamah, penjabat Bupati
Potensi Daerah
Parawisata
Seni Budaya
Pranala luar
- (Indonesia) UU RI No.4 Tahun 2002