SMA Negeri 10 Padang
SMA Negeri (SMAN) 10 Padang, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Sekolah ini berdiri pada tahun 1991 di atas tanah yang terletak di Jalan Situjuh Padang. Sebelumnya sekolah ini merupakan sebuah SPG (Sekolah Pendidikan Guru).
SMA Negeri 10 Padang | |
---|---|
Berkas:Logo-smanten.png | |
Informasi | |
Didirikan | 1991 |
Jenis | Negeri |
Kepala Sekolah | Drs.H.Safarni Budaya Putra |
Jumlah kelas | 7 kelas setiap tingkat |
Jurusan atau peminatan | IPA dan IPS |
Rentang kelas | X, XI IPA, XI IPS, XII IPA, XII IPS |
Kurikulum | Kurikulum Nasional dan Internasional (Cambridge) |
Jumlah siswa | 672 siswa (32 siswa per kelas) |
Alamat | |
Lokasi | Jln. Situjuh, Padang, Sumatra Barat, Indonesia |
Tel./Faks. | (0751) 27331 |
Situs web | http://www.sman10-padang.sch.id/ |
Moto |
Pada tahun 2006, sekolah ini mulai menjadi Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) dan menerapkan kelas bilingual sebanyak 4 kelas per tahun. Sejak 2009, SMA Negeri 10 padang telah menerapkan kelas RSBI sebanyak 7 kelas. SMA Negeri 10 padang juga menjalin kerjasama dengan sekolah Essington School Darwin, Australia sebagai sekolah kembaran (sister school) di luar negeri dan dengan SMA Negeri 81 Jakarta di dalam negeri. Sejak 2010, SMA Negri 10 Padang telah menerapkan kelas SBI.
Saat ini, SMA Negeri 10 Padang memiliki jumlah siswa sebanyak 672 orang dengan staf pengajar berjumlah 96 orang guru. Sejak awal tahun ajaran 2007/2008, sekolah yang dikepalai oleh Bapak Drs.H.Safarni Budaya Putra sejak tahun 2005 ini telah menerapkan program satu shift.
Fasilitas
Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 10 Padang untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain:
Ekstrakurikuler
SMA Negeri 10 memiliki kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya,
- Paskibra "Garuda"
- English Club "Marvell"
- Japanesse Club "Amayadori"
- Kerohanian Islam (Rohis) "Sholawatul Islam"
- Palang Merah Remaja (PMR) "Avi Sena"
- Mading Jurnalistik "UNIC"
- Siswa Pencinta Alam (Sispala) "Rinjani"
- Karya Ilmiah Remaja (KIR)
- Basket
- Sepak bola
- Tae Kwon Do
- Pencak silat "Tapak Suci"
SMA Negeri 10 Padang Pasca Gempa 30 September
SMA Negeri 10 Padang merupakan salah satu sekolah yang paling parah kerusakannya akibat gempa. Gempa merusak 18 kelas dan memaksa pihak sekolah untuk menyelenggarakan PBM dalam 3 shift. Untuk menormalkan PBM, sekolah membangun 15 kelas darurat sehingga PBM kembali 1 shift. Kelas darurat dibangun dengan kerangka kayu dan berdindingkan triplek sehingga PBM tidak maksimal karena suara guru yang mengajar terdengar di 2 kelas tetangganya.
SMA Negeri 10 Padang telah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Balikpapan sebanyak RP 2.976.278.000. Dana ini di berasal dari sumbangan masyarakat kota Balikpapan sebesar Rp 1.064.278.000 dan dari pemerintah kota Balikpapan dengan persetujuan DPRD Kota Balikpapan Sebesar Rp 1.912.000.000. Selain itu, SMA Negeri 10 padang juga mendapat bantuan pemerintah jepang melalui Jakarta Japan Club Foundation untuk meretrofit 18 kelas yang rusak tersebut. Diperkirakan pada tahun ajaran 2010/2011 proses belajar mengajar kembali berjalan normal seperti sedia kala.
Krisis Belanti
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Pada bulan november 2009, yayasan budha tzu chi memberikan bantuan sebesar RP 20 Milyar untuk membangun sekolah di tanah seluas 1,2 hektar yang berada di kawasan belanti, padang utara. Sekolah megah yang sedang dalam proses pembangunan ini, pada awalnya diperuntukkan kepada SMA Negeri 1 Padang. Namun, dalam proses pemindahan terjadi pertikaian antara pihak sekolah dan pemerintah kota padang dengan alumni SMA Negeri 1 Padang. Hal ini dikarenakan, karena pada proses peletakan batu pertama pembangunan sekolah, terdapat tarian yang dianggap sebagian orang sebagai pembelokan akidah siswa. Selain itu, menurut alumni SMA Negeri 1 Padang, SMA Negeri 1 Padang merupakan sekolah tertua dan harus tetap di lokasi lama, Jl. Sudirman No. 1.
Setelah melalui pertikaian sengit, akhirnya pemko membatalkan pemindahan sekolah tersebut dan menggantinya dengan membentuk SMA Negeri 17 Padang di kawasan belanti. Namun menurut Dinas Pendidikan Kota padang, menyatakan kurang maksimalnya nanti pengelolaan sekolah baru tersebut, karena perekrutan guru dan siswa yang ada baru ada satu angkatan.
Setelah wacana SMA Negeri 17 Padang dinyatakan sulit untuk direalisasikan, pemerintah kota padang membuat wacana baru yaitu memindahkan SMA Negeri 10 Padang ke kawasan belanti. Sampai sekarang wacana ini belum dapat direalisasikan karena SMA Negeri 1 Padang masih menginginkan kawasan belanti tersebut.