Kota hantu
Kota hantu adalah kota yang telah ditinggalkan sepenuhnya atau mungkin tidak sepenuhnya (masih ada yang tinggal di kota tersebut). Faktor yang menyebabkan kota ditinggalkan adalah kegiatan ekonomi yang gagal, bencana alam, perintah dari penguasa negara, pelanggaran hukum yang tidak terkendali, atau perang. Beberapa kota hantu dijadikan sebagai tempat-tempat wisata, contohnya : Barkerville, British Columbia, Tombstone, Arizona, Jerome, Arizona; Oatman, Arizona; Bannack, Montana; Kolmanskop, Namibia, dan Elizabeth Bay, Namibia. Beberapa kota hantu lainnya juga ada yang tidak boleh dikunjungi karena beberapa faktor.
Penyebab
Faktor-faktor ditinggalkannya sebuah kota adalah sebagai berikut,
- Kehabisan sumber daya alam, seperti minyak bumi / batu bara. - Kegiatan ekonomi bergeser ke tempat lain - Bencana alam (Contohnya adalah kota Chernobyl) - Pembantaian - Dan masih banyak lagi
Contoh bencana alam yang dapat membuat kota hantu adalah sebagai berikut. Setelah membanjiri lebih dari 30 kali sejak kota mereka didirikan pada tahun 1845, penduduk Pattonsburg, Missouri, sudah cukup setelah dua banjir pada tahun 1993. Dengan bantuan pemerintah, seluruh kota ini dibangun kembali sepanjang 3 mil (4.8 km).
Kontaminasi Tanah juga dapat membuat sebuah kota hantu. Inilah yang terjadi pada Times Beach, pinggiran kota St Louis, warga yang terkena tingkat tinggi dioxin. Centralia, Pennsylvania ditinggalkan oleh banyak orang karena batu bara di bawah tanah yang sangat berbahaya.
Salah satu faktor lainnya yang paling jarang adalah pembangunan bendungan. Contohnya, Loyston di Tennessee.
Kota Hantu yang Hidup Kembali
Ada beberapa kota hantu yang hidup kembali karena bantuan para turis untuk membangun kembali. Contohnya sebagai berikut, Kota Alexandria, kota kedua terbesar di Mesir, adalah kota yang sangat berkembang pada masa era kuno. Tetapi, pada pertengahan abad ke 19, kota ini telah dijadikan sebagai kota hantu. Sekarang kota ini sudah hidup kembali dengan penduduk 3,5 - 5 juta jiwa.
Contoh lainnya adalah,
Foncebadon, sebuah desa di Spanyol yang sebagian besar ditinggalkan dan hanya dihuni oleh seorang ibu dan anak, secara perlahan sedang dihidupkan kembali karena aliran yang terus meningkat dari peziarah di jalan ke Santiago de Compostela.