Gol A Gong

Revisi sejak 18 Mei 2010 09.46 oleh Kenrick95Bot (bicara | kontrib) (Bot melakukan perubahan kosmetika)

Gola Gong adalah nama pena dari Heri Hendrayana Harris. Dia dilahirkan di Purwakarta pada 15 Agustus 1963 dari ibu bernanama Atisah dan ayah bernama Harris. Dia terkenal dengan novelnya yang berjudul Balada Si Roy. Selain menulis novel tersebut dia juga menulis novel lain lebih dari 25 judul. Sejak 2001 dia mendirikan komunitas kesenian Rumah Dunia di Serang, Banten.

Gola Gong

Gola Gong adalah anak kedua dari lima bersaudara. Selengkapnya adalah Dian, Gola Gong, Goozal, Eva, dan Evi. Pada 1965 ia bersama dengan orangtuanya meninggalkan kampung halamannya Purwakarta menuju ke Serang, Banten. Bapaknya adalah guru olahraga sedangkan ibunya seorang guru di sekolah keterampilan putri, Serang. Mereka tinggal di sebuah rumah di dekat alun-alun Serang.

Masa Kecil

Pada umur 11 tahun Heri kehilangan tangan kirinya. Itu terjadi saat dia dan teman-temannya bermain di dekat alun-alun. Saat itu sedang ada tentara latihan terjun payung. Kepada kawan-kawannya dia menantang untuk adu keberanian seperti seorang penerjun payung. Uji nyali itu dilakukan dengan cara loncat dari pohon di pinggir alun-alun. Siapa yang berani meloncat paling tinggi, dialah yang berhak menjadi pemimpin di antara mereka. Kecelakaan yang menyebabkan tangan kirinya harus diamputasi itu tidak membuatnya sedih. Bapaknya menegaskan kepadanya:

Kamu harus banyak membaca dan kamu akan menjadi seseorang.

Keluarga

Pada umur 33 tahun dia menikahi Tias Tatanka gadis asal Solo. Dari pernikahan ini mereka memiliki anak Bela, Abi, Jordi, dan Kaka.


Karya tulis

Gola Gong telah menulis lebih dari 25 novel dan ratusan skenario film. Selain itu cerita-cerita pendeknya juga terdapat di berbagai antologi. Beberapa dari novelnya adalah Balada Si Roy, Kupu-Kupu Pelangi, Kepada-Mu Aku Bersimpuh, Biarkan Aku Jadi Milik-Mu, Lewat Tengah Malam (adaptasi dari film 2007 berjudul sama bersama Ibnu Adam Aviciena)dan lain-lain.

Rumah Dunia

Impiannya sejak remaja untuk memiliki gelanggang remaja terwujud dengan didirikannya komunitas kesenian Rumah Dunia. Komunitas ini berada di atas tanah 1000 meter persegi di belakang rumahnya di Komplek Hegar Alam, Ciloang Serang, Banten. Komunitas semacam ini adalah impiannya beserta temannya Toto ST Radik, dan (alm) Rys Revolta.

Pranala luar