Injil Thomas

Revisi sejak 7 Mei 2011 04.19 oleh PT26Hendra (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Injil Thomas diperkirakan ditulis pada tahun 150 M. Injil ini merupakan teks yang lengkap: ada awal, akhir, dan isi. Teks ini berisi 114 perkataan Yesus. Tidak ada cerit...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Injil Thomas diperkirakan ditulis pada tahun 150 M. Injil ini merupakan teks yang lengkap: ada awal, akhir, dan isi. Teks ini berisi 114 perkataan Yesus. Tidak ada cerita tentang kelahiran, kematian, kebangkitan, atau cerita naratif lainnya tentang Yesus. Kebanyakan dari perkataan Yesus yang ada dalam teks ini berpola:”Yesus Berkata…”. Beberapa kali terdapat dialog antara Yesus dan para muridnya yang bertanya atau berkata sesuatu dan respon-respon Yesus terhadap hal itu dan sebaliknya. Terdapat juga beberapa persamaan dari teks ini dengan teks-teks yang terdapat dalam Injil-Injil di Perjanjian Baru. Contoh: Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.

(Perkataan 20; Mark 4:30–31)

Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."

(Perkataan 34;  Mat. 15:14)

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. (Perkataan 54; Luk. 6:20)

Oleh karena banyaknya persamaan itu maka seringkali Injil Thomas dianggap dapat dipercaya untuk memperoleh informasi tentang perkataan Yesus. Selama abad ketiga, terdapat lebih dari dua puluh keuskupan di wilayah Tigris-Euphrates termasuk Seleucia Ctesiphon dan wilayah Timur lainnya yaitu diantara Laut Caspian dan Teluk Persia. Komunitas Kristen sudah ada di Armenia (Kerajaan Kristen pertama), Arabia dan Khurasan (Persia Timurlaut) (England 1996, 17). Armenia adalah kerajaan pertama yang secara resmi mengakui agama Kristen sebagai agama kerajaan. Selain itu proses masuknya kekristenan di Asia juga ditandai dengan pengaruhnya dalam kehidupan orang Kristen tersebut. Misalnya Makam orang Kristen pada abad ketiga di Phrygia mirip dengan makam penganut ajaran lokal. Kuburan mereka biasanya diukir membentuk gambar orang yang meninggal dengan keluarganya namun perbedaannya dengan kuburan Kristen adalah terdapat tulisan “Ia adalah milik Allah”. Sedangkan kuburan penganut ajaran lokal di altarnya digunakan sebagai tempat pemberian sesajen bagi orang yang meninggal (Ehrman 2003, 55-56).