Wang Ming-tao

Wang tumbuh dengan latar belakang kekristenan yang kolot dan menolak adanya perubahan.[1] Wang Ming-tao lahir pada tahun 1900 di Beijing. Wang dibesarkan di gereja Kongregational bawah bimbingan ‘’London Misionaris Society’’. [2] Wang berjanji untuk masuk pelayanan.[2] Wang tidak menerima pelatihan teologis, tetapi Wang memiliki cara berbicara yang baik dan memahami suatu sistem kepercayaan konservatif berorientasi Alkitab. [2] Sebagai seorang menteri muda di tahun 1920 S, Wang menganjurkan ‘’THREE-SELF PRINSIP’’ sebagai awalnya disarankan oleh John Nevies, gereja di ladang misi harus mandiri. [2] Wang mulai pertemuan rumah kecil yang selama bertahun-tahun tumbuh menjadi Taber Kristen yang dibuat di Beijing. [2] Wang menegaskan bahwa setiap anggota terwujud yang terlihat rohani. [2] Ada beberapa 570 anggota pada saat Komunis mengambil alih. [2] Tabernakel menganjurkan ibadah Kristen yang sederhana dan gaya hidup yang nyata sesuai arahan dari Alkitab. [2] Hal yang ditekankan adalah praktik kekristenan, seperti makan makanan rohani dan menyebarkan pesan gereja. [2]

Di pertengahan tahun 1970-an, Wang membangun gereja lokal yang mempunyai tiga prinsip-prinsip yaitu pengembangan diri sendiri, pengendalian diri sendiri, dan penopangan diri sendiri.[1] Gereja in sendiri awalnya hanyalah semacam persekutuan rumah tangga di daerah Peking, di mana orang-orang datang untuk bersekutu , mempelajari Alkitab, dan berdoa.[1] Kelompok persekutuan ini terus mengalami perkembangan hingga di tahun 1937, Wang berhasil mendirikan “Christian Tabernalel” (nama gereja yang didirikannya) dari persekutuan tersebut.[1] Ketika Cina dikuasai oleh komunisme, gereja dan kekristenan dituntut untuk tetap eksis dan tetap berada di dalam masyarakat.[1] Pada saat itu, gereja ini hanya memiliki jemaat 570 orang.[1] Hal ini menjadi keunikan dari gereja ini adalah simplisitasnya yang menyatakan bahwa hal-hal upacara (seremonial) yang tidak dijelaskan di dalam Alkitab , tidak perlu untuk dilakukan.[1] Oleh karena itu, gereja ini tidak mengandung unsur “liturgi”, paduan suara, kantong persembahan, dan juga perayaan Natal.[1] Wang juga menolak bilahal-hal teologis dijadikan suatu ketentuan bagi setiap orang yang hendak melayani Tuhan.[1] Wang mengatakan bahwa perlu adanya pendidikan akan Alkitab dan pengenalan akan Roh Kudus.[1] Wang Ming-tao membawa tradisi baru dalam pelayanan gereja , pelayanan kaum awam.[1]


referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k Sunquist, Scott W. 2001. The Dictionary Of Asian Christianity‘’.Michigan:Grand Rapids.886 113-125.
  2. ^ a b c d e f g h i Melton, Gordon J. 2001. Encyclopedia of Protestantism ‘’.Michigan:Grand Rapids.563-564.