Ketela pohon
Singkong | |
---|---|
Gambar deskriptif singkong dari Koehlers Medizinischepflanzen | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Tribus: | |
Genus: | |
Spesies: | M. esculenta
|
Nama binomial | |
Manihot esculenta Crantz
|
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Deskripsi
Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin.
Sejarah dan pengaruh ekonomi
Jenis singkong Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua varitas M. esculenta dapat dibudidayakan.
Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002. Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810[1], setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil.
Proses pembuatan
Umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung tapioka.
Penggunaan
Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, baik untuk pengidap alergi.
Kadar gizi
Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:
- Kalori 146 kal
- Air 62,50 gram
- Fosfor 40,00 gram
- Karbohidrat 34,00 gram
- Kalsium 33,00 miligram
- Vitamin C 0,00 miligram
- Protein 1,20 gram
- Besi 0,70 miligram
- Lemak 0,30 gram
- Vitamin B1 0,01 miligram[2]
Singkong sebagai makanan ternak
Biasa digunakan di negara-negara seperti di Amerika Latin, Karibia, Tiongkok, Nigeria dan Eropa.[butuh rujukan]
Produksi sedunia
Posisi | Negara | Banyaknya Ton |
---|---|---|
1 | Niger | 44.582.000 |
2 | Somalia | 38.442.000 |
3 | Thailand | 27.565.636 |
4 | Brasil | 25.877.918 |
5 | Indonesia | 21.593.052 |
6 | Republik Demokratik Kongo | 15.019.430 |
7 | Ghana | 9.650.000* |
8 | Vietnam | 9.395.800 |
9 | India | 9.053.900 |
10 | Angola | 8.840.000* |
11 | Tanzania | 6.600.000* |
12 | Uganda | 5.072.000 |
13 | Mozambik | 5.038.623* |
14 | Paraguay | 4.800.000* |
15 | Republik Rakyat Tiongkok | 4.361.573* |
16 | Kamboja | 3.676.232 |
Sedunia | 232.950.180 |
Lihat pula
Rujukan
Rujukan umum
- FAO, June 2003 cassava market assessment, 2003
- Cereda, M.P. and Mattos, M.C.Y. (1996). "Linamarin - The Toxic Compound of Cassava". Journal of Venomous Animals and Toxins (online) 2 (1), 6-12; ISSN 0104-7930 [1]
Rujukan khusus
- ^ Payer, M. HBI weltweit. 5.3. Zur Geschichte Indonesiens. Edisi 1997-03-18. Diakses 18 Mei 2007
- ^ kadar gizi
- ^ Statistik FAO resmi, baca di 14 Maret 2010
Pranala luar
- (Inggris) Cassava - Purdue University Horticulture
- (Inggris) Cassava Pests: From Crisis to Control
- (Inggris) GM cassava plants that have reduced cyanogens
- (Inggris) Global Cassava Development Strategy
- (Inggris) The Case for Cassava