Ratu Anom Ismail
Ratu Anom Ismail/Ratu Asmael atau Ratu Anom Mangkudilaga[1] adalah mangkubumi Kesultanan Banjar. Ia menjabat mangkubumi mendampingi ayahandanya Sunan Nata Alam dan sultan berikutnya yaitu Sultan Sulaiman (saudaranya). Menurut tradisi kesultanan Banjar, putera-putera dari seorang Sultan yang sedang berkuasa, salah seorang puteranya dilantik sebagai Sultan Muda dan seorang yang lainnya akan dilantik sebagai mangkubumi (Pangeran Mangkubumi) menggantikan mangkubumi sebelumnya yang meninggal dunia. Sebelum menjabat mangkubumi namanya adalah Pangeran Ismail atau Pangeran Mangkudilaga. Ratu Anom Ismail/Ratu Anom Mangkudilaga mendapat fitnah dengan tuduhan akan melakukan kudeta terhadap Sultan Sulaiman sehingga ia dihukum bunuh oleh abangnya yang juga besannya yaitu Sultan Sulaiman.[3][1]
Ratu Anom Ismail | |
---|---|
Mangkubumi Kesultanan Banjar | |
Berkuasa | 1761-1823 |
Keturunan | ♂ Pangeran Su'ud[1] ♂ Pangeran Sungging Anum[1][2] ♂ Pangeran Cakra Utu[1] ♀ Ratu Dipati[1] |
Wangsa | Dinasti Banjarmasin |
Ayah | Sunan Nata Alam |
Ratu Anom Ismail pernah mengirim surat kepada Gubernur-Jenderal VOC Pieter Gerardus van Overstraten tertanggal 14 Juli 1779 dan surat tersebut diterima di Batavia tanggal 15 Agustus 1797 (Cod.Or.2239)[4]
Catatan kaki
- ^ a b c d e f (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 157.
- ^ menantu Sultan Sulaiman Saidullah
- ^ (Belanda) (1860)"Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde". Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen: 98.
- ^ (Inggris) (1998)Codices manuscripti. 25. E.J. Brill. Teks "Bagian 1" akan diabaikan (bantuan)
Didahului oleh: ? |
Mangkubumi 1761-1823 |
Diteruskan oleh: Pangeran Mangkoe Boemi Nata |