Daftar peribahasa Indonesia
Daftar ini merupakan daftar peribahasa dan pepatah dalam bahasa Indonesia.
Catatan: Bila Anda temui peribahasa yang belum dimuat di halaman ini,
tolong kerjasamanya untuk memuat peribahasa tersebut di halaman ini (klik 'Sunting').
Dalam waktu singkat akan segera kami cari artinya. Terima kasih.
A
- "Ada asap ada api."
- "Ada gula ada semut."
- "Ada ubi ada talas, ada budi ada balas."
- "Ada udang di balik batu."
- "Ala bisa karena biasa."
- "Anak harimau tidak akan jadi anak kambing."
- "Air beriak tanda tak dalam."
- "Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga."
- "Air susu dibalas dengan air tuba."
- "Air tenang menghanyutkan."
- "Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan."
- "Anak dipangku, kemenakan (keponakan) dibimbing."
- "Anjing menggongong, kafilah berlalu."
- "Anjing menyalak takkan menggigit."
- "Arang itu jikalau dibasuh dengan air mawar sekalipun tidak akan putih."
- "Asam di gunung garam di laut bertemu dalam satu belanga."
B
- "Bagai air di daun talas."
- "Bagai ayam bertelur di padi."
- "Bagai bara dalam sekam."
- "Bagai duri dalam daging."
- "Bagai kacang lupa akan kulitnya."
- "Bagai katak dalam tempurung."
- "Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau."
- "Bagai makan buah simalakama."
- "Bagai mendapat durian runtuh."
- "Bagai menegakkan benang basah."
- "Bagai musang berbulu domba."
- "Bagai musuh dalam selimut."
- "Bagai padi makin berisi makin merunduk."
- "Bagai pinang dibelah dua."
- "Bagai pungguk merindukan bulan."
- "Bagai telur di ujung tanduk."
- "Bagaikan air dengan minyak."
- "Bayang-bayang sepanjang badan."
- "Bayang-bayang sepanjang tubuh, selimut sepanjang badan."
- "Bayang-bayang tidak sepanjang badan."
- "Belum beranak sudah ditimang."
- "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian."
- "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing."
- "Berakal ke lutut, berontak ke empu kaki."
- "Bersakit-sakit dahulu, baru mati kemudian."
- "Bermain air basah, bermain api terbakar."
- "Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian."
- "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh."
- "Besar pasak dari pada tiang."
- "Biduk lalu kiambang bertaut."
- "Buah yang manis berulat di dalamnya."
- "Bumi mana yang tiada kena hujan?."
- "Buruk muka cermin dibelah."
D
- "Dahulu bajak daripada jawi."
- "Dahulu timah sekarang besi."
- "Dikasih hati minta jantung."
- "Di mana ada kemauan, di situ ada jalan."
- "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung."
- "Di mana tak da lang, aku lah lang, kata belalang."
- "Duduk sama rendah, tegak sama tinggi."
- "Dunia tak selebar daun kelor."
G
- "Gajah bertarung lawan gajah, pelanduk mati di tengah-tengah."
- "Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut diseberang lautan tampak."
- "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama."
- "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari."
- "Gali lubang, tutup lubang."
H
I
J
K
- "Kacang lupa kulitnya."
- "Kalah jadi abu, menang jadi arang."
- "Kalau tak ingin terlimbur pasang, jangan berumah di tepi laut."
- "Kalau di hutan tak ada singa, beruk rabun bisa menjadi raja."
- "Karena mulut badan binasa."
- "Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan."
- "Ke gunung sama mendaki, ke lurah sama menurun."
- "Kejujuran bertahan sangat lama."
- "Keluar mulut harimau, masuk mulut buaya."
- "Kemarau setahun dihapuskan hujan sehari."
- "Kepala boleh panas, tetapi hati harus tetap dingin."
- "Kepala sama hitam, isi hati siapa tahu."
L
M
- "Malu bertanya, sesat di jalan."
- "Manusia merencanakan, Tuhan menentukan."
- "Mati satu tumbuh seribu."
- "Memancing di air keruh."
- "Memang lidah tidak bertulang."
- "Membeli kerbau bertuntun."
- "Menang jadi arang, kalah jadi abu."
- "Mencoreng arang di muka sendiri."
- "Menepuk air di dulang, memercik muka sendiri."
- "Mengharap burung terbang tinggi, punai ditangan dilepaskan."
- "Mengharapkan hujan turun, air di tempayan ditumpahkan."
- "Menuhuk kawan seiring menggunting dalam lipatan."
- "Mulutmu harimaumu."
N
P
R
S
- "Sambil menyelam minum air."
- "Satu orang makan nangka, semua kena getahnya."
- "Sebab buah dikenal pohonnya."
- "Sedia payung sebelum hujan."
- "Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain."
- "Setali tiga uang."
- "Seguru, seilmu, jangan mengganggu."
- "Sejelek-jelek pemimpin pasti punya anak buah, sebaik-baik pemimpin pasti punya musuh."
- "Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya."
- "Sekali membuka pura, dua tiga utang terbayar."
- "Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui."
- "Sekali tepuk dua lalat."
- "Seorang makan cempedak."
- "Sepandai pandai tupai meloncat, jatuh juga."
- "Seperti katak dalam tempurung."
- "Seperti katak hendak jadi lembu."
- "Seperti Kerbau Dicucuk Hidungnya."
- "Seperti pinang dibelah dua."
- "Seperti rusa masuk kampong."
- "Seperti telur di ujung tanduk."
- "Setajam-tajam pisau, masih lebih tajam lidah."
- "Setinggi-tingginya bangau terbang, akhirnya ke pelimbahan juga."
- "Siapa yang kena cubit, itulah yang merasa sakit."
- "Sorga berada di telapak kaki ibu."
- "Sudah jatuh, tertimpa tangga pula."
T
- "Tak ada gading yang tak retak."
- "Tak ada rotan, akarpun jadi."
- "Tak bisa menari dikatakan lantai yang berjungkit."
- "Tak kenal maka tak sayang."
- "Tak lari gunung dikejar."
- "Tiada kuning oleh kunyit, tiada hitam oleh arang."
- "Tong kosong nyaring bunyinya."
- "Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi."
Kembali ke: