Gunung Batur

gunung di Indonesia
Revisi sejak 24 Desember 2006 04.32 oleh Xyz or die (bicara | kontrib)


Gunung Batur adalah suatu gunung di Bali, Indonesia yang memiliki ketinggian 1.717 m dpl. Kompleks Gunung Batur memiliki kaldera terbesar dan terindah di dunia [butuh rujukan] yang timbul sewaktu puncaknya meletus meninggalkan dataran atau danau dengan puncak kecil di tengahnya. Gunung Batur masih aktif dan selalu mengeluarkan asap. Nama gunung ini sama dengan nama danau dan nama desa di kawasan tersebut.

Berkas:Danau-baturs.jpg
Danau Batur di kaldera Gunung Batur

Terjadi letusan pada tahun 1917 dan tahun 1926, letusan yang terjadi pada tahun 1917 telah merenggut jiwa 1.000 penduduk dan menghancurkan Desa Batur di sisi selatan gunung. Penduduk masih bertahan di Desa ini hingga pada tahun 1926 gunung ini meletus kembali dan menghancurkan seluruh Desa menyisakan sebuah bangunan suci di dalam pura.

Desa Batur yang baru dibangun di pinggir kaldera sebelah selatan Kintamani. Pura Ulun Danu dibangun kembali, hingga saat ini masih terkenal sebagai Pura yang paling indah di Bali. Pura ini dipersembahkan untuk menghormati "Dewi Danu" yakni Dewi penguasa air, seperti halnya Pura yang terdapat di danau Bratan juga dipersembahkan untuk memuja "Dewi Danu".

Danau Batur adalah danau terbesar di Bali dengan panjang 7 km dan lebar 2,5 km dengan kedalaman antara 60-70 meter. Terdapat aliran air dalam tanah yang mengalirkan air danau Batur, yang muncul menjadi mata air di beberapa tempat di Bali dan dianggap sebagai "Tirta Suci".

Jalan utama untuk menuju ke Danau ini adalah melalui Desa Penelokan di sebelah barat daya danau, dari sinilah kita dapat menyaksikan pemandangan kaldera yang sangat indah. Terdapat banyak penginapan dan rumah makan, dapat juga menyewa perahu atau naik mobil untuk mengelilingi danau. Ada terdapat beberapa desa di sekitar danau, disini juga terdapat sumber air panas yang mengandung belerang.

Terdapat sebuah Desa yang sangat unik yang disebut Desa Bali Aga yang dihuni oleh penduduk asli Bali Trunyan sebelum masuknya pengaruh Hindu di Bali. Untuk mencapai kesana harus menggunakan perahu dari Kedisan. Di sebelah utara Trunyan terdapat Kuban yakni sebuah tempat makam desa, dimana penduduk tidak menguburkan atau membakar mayat, tetapi setelah melakukan upacara kematian yang rumit mereka meletakkannya di tempat terbuka. Di tempat pemakamanan ini dipenuhi oleh tulang-tulang, dan bisa jadi kita menemukan mayat yang masih baru.

Untuk mendaki Gunung Batur bisa dimulai dari Toya Bungkah, pendaki dapat melakukan perjalanan tanpa memerlukan seorang guide, dimana seorang guide akan meminta bayaran yang sangat mahal. Bila ingin menyewa seorang guide cobalah untuk menawarnya.

Perjalanan menuju Puncak Gunung Batur hanya berkisar 2 jam, waktu terbaik adalah dengan melakukan pendakian pagi-pagi sekali sebelum matahari muncul, sehingga kita dapat menyaksikan sunrise dari puncak Gn.Batur. Bila kita menginap di Kudistan perjalanan dapat dimulai dari Pura Jati, sebelah selatan Toya Bungkah.

Rute termudah adalah lewat sebelah Timur Laut yang hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk sampai di puncak. Di puncak gunung pendaki dapat menyaksikan pemandangan sunrise yang sangat indah, dimana kita dapat menyaksikan puncak Gunung Agung dan puncak Gunung Rinjani, selain itu pendaki dapat memasak tanpa api dengan menggunakan sumber mata air panas.