Lokomotif C28

salah satu lokomotif uap di Indonesia
Revisi sejak 12 Januari 2012 04.39 oleh Bagaz RW (bicara | kontrib)

Lokomotif uap C28 merupakan salah satu yang terpopuler di Indonesia. Hal ini dikarenakan lokomotif ini biasanya digunakan untuk melayani kereta-kereta cepat kelas ekpress dengan kecepatan mencapai 95 km/h. Bahkan ditahun 1920. Lokomotif uap ini dinobatkan sebagai lokomotif tercepat dunia untuk gauge sempit (1067 mm) yakni 110 km/h. Pada saat itu rutenya meliputi Jakarta-Bandung, Jakarta-Surabaya, dan Surabaya-Jakarta. Selain itu kehandalannya terbukti karena lokomotif ini dapat melaju dengan kecepatan yang sama pada dua arah.

Lokomotif C28
Berkas:Stoom locomotive C28.JPG
C28 / SS1300
Jenis dan asal
Sumber tenagaUap
ProdusenHannomag, Hannover Jerman, Henschel Kassel Jerman dan Esslingen, Jerman
Nomor seriC28 / SS1300
ModelBaltic
Tanggal produksi1921
Jumlah diproduksi58
Data teknis
Konfigurasi:
 • Whyte4-6-4T
 • AAR2-C-2
 • UIC2C2
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1503 mm
Jari-jari lengkung terkecil150 m
Panjang13,015 m
Lebar3,020 m
Jenis bahan bakarKayu, Batubara, Minyak Residu
Jumlah silinder485 X 600 mm
Performansi
Daya mesin1050 HP

Untuk itu pada zaman penjajahan Belanda terdapat istilah ‘VLUGGE VIER” yang artinya untuk rute Jakarta-Bandung dengan jarak tempuh 175 km, dijalankan 4 kali sehari dengan waktu tempuh 2 jam 45 menit dan kecepatannya 70 km/h. Kereta api cepat tersebut hanya berhenti selama 1 menit di Stasiun Karawang, Cikampek, dan Purwakarta. Sedangkan untuk istilah “VLUGGE VIJF” merupakan kereta api cepat untuk rute Surabaya-Malang dengan jarak 96 km dengan intensitas 5 kali dalm sehari. Ditempuh dengan waktu 1 jam 30 menit dengan kecepatan rata-rata 65 km/h. Selain itu, lokomotif C28 juga pernah menarik rangkaian kereta api ekpress Eendaagsche Express dan Java Nacht Express.

Lokomotif C28 di Indonesia terdapat 58 unit dan dibuat oleh 3 pabrik yang berbeda, yakni Henschel, Hartmann dan Esslingen. Lokomotif C28 juga sangat berjasa besar dalam membantu hijrah rombongan Presiden Ir. Soekarno ke Yogyakarta pada tanggal 3 januari 1948.

Lihat pula

Pranala luar