Pembicaraan:Kabupaten Banggai

Sejarah Kabupaten Banggai, diawali dengan terbentuknya Badan Perjuangan Otonomi Daerah (BPOD), badan ini merupakan perjuangan para tokoh politik, pemuda, mahasiswa dan pelajar bersama-sama dengan Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) Swapraja Banggai raja S.A. Amir tahunkoh 1956, para tokoh politik itu antara lain Ahmad Mile Ketua DPC NU Kab.Banggai, Abd.Azis Sinukun Sekretaris DPC NU.Kab.Banggai, Aco Dg.Matorang Ketua DPC PSII Kab.Banggai, A.Mauragahi Ketua Parkindo Kab.Banggai, Abd.Azis Larekeng, ketua pemuda,pelajar,mahasiswa Kab.Banggai, Pada Tahun 1964, Bupati pertama Bidin menyelengagarakan pemerintahan berbentuk Kewedanaan, sehingga pemerintahan ini disebut Daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI) Kab.Banggai, Kepala Wedana Banggai darat di Luwuk Andi Ibrahim, membawahi 7 Distrik, dan Kepala Wedana Banggai laut di Banggai Sulaeman Amir, membawahi 7 Distrik. Pada saat Kabupaten ini dipimpin oleh Bupati kedua R.Atjeh Slamet, pemerintahan berbentuk Kabupaten Dati II Banggai dengan wilayah kekuasaan berbentuk Kecamatan, jumlah kecamatan pada 1964, 14 Kecamatan.sumber Buku Sejarah Kab.Banggai, Haryanto djalumang, yayasan Insancita Luwuk. - komentar tanpa tanda tangan dari 42.62.176.14


Dari Buku Sejarah Kabupaten Banggai, penulis Haryanto Djalumang, di Seminarkan Pemda Kab.Banggai,10 Maret 2012, terungkap bahwa HUT Kabupaten Banggai Tanggal 4 Juli 1959. Berdasarkan UU 29 Tahun 1959 Tanggal 4 Juli 1959 Tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi. Selama ini HUT Kab Banggai dilaksanakan tgl 8 Juli 1960, tanpa dasar historis dan juridis. Daerah ini lahir atas perjuangan para leluhur yang ikhlas, tanpa pamrih, melalui sebuah wadah bernama "Badan Perjuangan Daerah Otonomi" (BPOD). Sebelum Kemerdekaan RI, di wilayah Kecamatan Pagimana, tepatnya Kampung Pala, setelah selesai Sholat Idhul Adha 1933, para pejuang Kemerdekaan menaikkan Bendera Merah Putih, dengan tokoh pejuang Abdau Masulili, TS.Bullah, SP.Makarao, Agulu Lagonah, AL.Lanasir, Jusuf Monoarfah. Di Luwuk, dengan gerakan pejuang RI melalui wadah Komite XII tanggal 13 Februari 1942, benderah merah putih berkibar di Kota Luwuk, dimarkas Kontroler Belanda (sekarang Kantor Polres Banggai), dipimpin dr.Notonegoro, AG.Mambu, AL. Lanasir, Jusuf Monoarfah, Ahmad Fulelkhan, Ince Umar Dahlan,dkk. Kabupaten Banggai merupakan bekas wilayah Kerajaan Banggai, secara historis mempunyai hubungan yang sangat erat antara kultur, struktur serta filosofisnya. Kerajaan Banggai terbentuk Tahun 1580, rajanya pertamanya ADI Cokro Mumbui Doi Jawa (Tuanku raja Cokro meninggal di tanah Jawa), mempunai keturunan Abukasim, Mandapar, Putri Saleh. Dari anaknya Mandapar inilah yang membuat Generasi turun-mrnurun memimpin raja kerajaan Banggai samapi keturunan raja terakhir ke 33 H.Sjokoeran Aminuddin Amir (SA.Amir). Hindia Belanda masuk dan menguassi wilayah kerajaan Banggai tahun 1906, disambut dengan perlawanan gerilya dari Talenga Janggo Item, Djanggo Puteh, Galanggusing di wilayah Lingketeng,Tambunan, Baloa, Pagimana (1906-1907), Talenga Laginda di Balantak, Lamala dan Masama (1911-1915). Pada tanggal 1 April 1908, raja Banggai ke 30 H.Abdurrahman dipaksa Pemerintah Hindia Belanda menandatangani KORTE VERKLARING (pelekat pendek), isinya kerajaan Banggai mendapat status sebagai zelfbestuurrende landschappen (daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri) lepasa dari kekuasaan Sultan Ternate, namun tetap patuh pada aturan Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan staatblad nomor 365 tahun 1924 isinya, wilayah Sulawesi Tengah masuk dalam Keresidenan Manado dan terbagi dua wilayah AFDELING,partama Afdeling Donggala dan kedua Afdeling Poso, dan kerajaan Banggai masuk dalam wilayah Afdeling Poso sebagai ONDERAFDELING Banggai (1924-1959).....


SEJARAH KABUPATEN BANGGAI, Penulis Haryanto Djalumang, terdiri dari lima Bab, dalam bab ketiga dibahas tentang Sejarah Kab.banggai, yang dimulai dari masa sebelum kerajaan Banggai (1400-1580), pada masa ini penulis mengurai adanya bukti sejarah tentang kerajaan Tompotika (rajanya Lalogani dan Mapaang) di Bualemo, kerajaan Motindok,Bola dan Loa (rajanya Ali Aseni,Aminah, Lohat)di Batui terdapat di Banggai darat, kemudian di Banggai laut terdapat kerajaan Bulagi/Buko, Sisipan,Kadupang,Bongganan dan Liputomundo (P.Peling), Dodung,Monsongan,Katapen dan Tano Bonunungan (P.Banggai. Rajaraja dini kemudian bersepakan untuk membentuk sebuah Kerajaan dengan nama "Kerajaan Banggai" (1580) dan bersepakat mengangkat raja pertamanya bernam Raden Cokro Mumbuidoi Jawa. Kerajaan ini dibawah kekuasaan Kesultanan Ternate, oleh karena itu raja pertama ini dilantik di ternate oleh Sultan Ternate Baab Ullah (1570-1580). Pada masa kerajaan Banggai berkuasa (1580-1959), raja-raja/Tomundo/Adi Kerajaan Banggai adalah sbb : 1.Adi Cokro mumbui Doi Jawa (1580-1590) 2.Abdul Jabar Mumbu Doi Pangkalalas Doi Tano 3.Mpu Nolo Mumbu Pangkalas doi Ndalangon 4.Mumbu Palangkangkang 5.Mumbu tetelengan 6.Mumbu Dinadat Doi Batang 7.Mumbu dinadat Doi taipa 8.Mumbu Dinadat 9.Mumbu Aibingi 10.Abukasim Abdurahman Raden Sakka 11.mumbu Doi Taipa 12.Mambu Pangkola 13.Mumbu Doi Godong Maulana Prins Mandapar (1600-1630) 14.Molen mumbu Doa Kintom (1630-1648) 15.Paudagar Mumbu Doi Benteng (1648-1689) 16.Mbulang Mumbu Doai Balantak (1689-1705) 17.Abdul Gani Mumbu Doi Kota (1705-1728) 18.Abu Kasim Mumbu Doai Bacan (1728-1753) 19.Kabudo Mumbu Doai Mendono (1753-1768) 20.Ansyara Mumbu Doi Padongko (1768-1773) 21.Mandari Mumbu Doi Dinadat (1773-1809) 22.Atondeng Mumbu Doi Galela (1809-1821) 23.Tadja Mumbu Doi Sau (1821-1827) 24.Laota Mumbu Doai Tenebak (1827-1847) 25.Agama Mumbu Doai Bugis (1847-1852) 26.Tatu Tonga Mumbu Doai Jere (1852-1858) 27.Soak Mumbu Doai Banggai (1858-1870) 28.Nurdin Mumbu Doi Labasuma (1870-1882) 29.H.Abdul Azis (1882-1900) 30.H.Abdurrahman (1901-1922) 31.H.Awaluddin (1925-1940) 32.Nurdin Daud (1940-1941) 33.H.Sjoekoeran Aminuddin Amir (1941-1959). Raja terakhir ini pernah menjabat sebagai Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) Swapraja Banggai 1952 s/d 1959, setelah mnjadi Daerah Kab. Dati II Banggai, raja SA.Amir menjabat sebagai wakil rakyat Kab.Banggai di MPR-S (1960-1984, sampai beliau wafat. Pada Masa Kabupaten Banggai, terbentuk tanggal 4 Juli 1959, berdasarkan UU no.29/1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi, Daerah ini telah dipimpin sebanyak tigas belas Bupati dari Bupati pertama Bidin (1959), sampai Bupati ke 13 H.M.Sophian Mile,SH,MH. (2011-2016).......

Dalam Buku Sejarah Kab. Banggai, penulis Haryanto Djalumang, terungkap bahwa suku asli daerah ini adalah pertama suku Loinang (selama ini kita kenal dengan nama Saluan), kedua suku Balantak dan ketiga suku Andio (Masama). Suku asli Loinang masih ada dan menyebar di wilayah Lingketeng, Baloa, Buyangge, pegunungan Tompotika dan suku asli Balantak serta andio masih menetap disekitar gunung totolu. Hasil studi Kepustakaan dari Buku Sejarah ini memperlihatkan bahwa Bangsa eropah banyak menulis daerah ini, antara lain, Dr.JJ.Dormier (1945) Banggaisech adatreacht; Dr.Alber C.Cryut (1931)De Voersten Van Banggai, De To Loinang van den oostarm Van Celebes, De Balantak Studi Van Celebes; E.Goedhat (1908) Dri landschappen in Celebes; Francois Valintjn (1726) Oud en Nieuw Oost Indien,... disamping studi Kepustakaan, Buku Sejarah Kabupaten Banggai oleh penulisnya dilakukan Wawancara kepada tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan Lembaga Adat, yang mengerti dan mengetahui persis sejarah Kabupaten Banggai......

Kembali ke halaman "Kabupaten Banggai".