Indra keenam
Pengindraan ekstra adalah suatu pengindraan yang lebih atau peka, dengan memanfaatkan “lebih daripada biasanya“ potensi dari alat indera.
Sejarah
Penelitian awal
Pada akhir abad ke-19, seorang peneliti Frederic William Myers, menciptakan istilah "ESP" (Extra Sensory Perception) yang sebelumnya dikenal oleh dengan sebutan "sixth sense". Istilah ini kemudian diadopsi oleh JB Rhine untuk menunjukkan kemampuan psikis, misalnya retrokognisi, telepati, prekognisi dan kemampuan kognitif lainnya.
Charles Robert Richet menjelaskan banyak teori tentang indera keenam dalam bukunya "Our Sixth Sense" pada tahun 1928. Namun banyak yang menganggap anomali, karena tingkat perkembangan ilmu pada waktu itu.[1]
Perkembangan yang lebih baru
Lilik Hendrajaya menjelaskan dalam bukunya bahwa indera keenam merupakan suatu bentuk "kecerdasan magnetik", suatu kecerdasan manusia dimana ia dapat mengolah dan menanggapi informasi magnetik dan atau ia mempunyai sistem magnetik yang dapat berproses dalam dirinya.
- “indera penglihatan, mengingat pembuluh darah dan syaraf sangat rapat dimata untuk merespon cahaya yang tidak lain juga gelombang elektromagnetik. Konsentrasi dan keinginan mengindera medan magnet dengan latihan akan melebarkan selang frekuensi spektra elektromagnetik yang dapat diindera oleh mata. Bantuan kepekaan magnetik dipembuluh darah membentuk proses peningkatan kepekaan ini.”
Pertumbuhan kepekaan indera bergantung pada kondisi lingkungan hidupnya. Masyarakat pantai akan peka dengan suara, dan debur ombak. Kondisi lingkungan hidup akan “melatih paksa“ manusia untuk mempunyai indera-indera yang lain, baik merupakan pengembangan yang tadi atau diluar tersebut: indera keenam, ketujuh dan seterusnya.[2]
Refrensi
- ^ Richet, C 1928. Our Sixth Sense. London: Rider.
- ^ Hendrajaya, L 2005. Kecerdasan Magnetik FI ITB.