Kota Batam

kota di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia

Kota Batam adalah salah satu kotamadya di Provinsi Kepulauan Riau. Pusat kotanya terkenal dengan istilah Batam Center. Kota ini memiliki luas wilayah 6.125 km² dan berpenduduk sebanyak 434.299 jiwa. Kota ini terdiri atas 9 kecamatan. kota ini merupakan zona ekonomi istimewa, berada di seberang Singapura. Kota ini yang ketika dibangun pada tahun 1970-an awal hanya dihuni sekitar 6.000 jiwa penduduk Kota Batam merupakan sebuah Pulau yang terletak sangat strategis di sebelah utara Indonesia dan terletak di jalur pelayaran internasional.

Lambang Kota Batam

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini memiliki Luas wilayah daratan sebesar 715 kilometer persegi atau sekitar 115 % dari wilayah Singapura, sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1,570,35 kilometer persegi

Beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celcius, dengan dataran yang berbukit dan berlembah, serta tersebarnya vegetasi mangrove pada garis pantai merupakan karakteristik geografis Kota Batam

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan Penjajah ini, digunakan oleh pemerintah pada dekade 60-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

Pada dekade 70 an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam sebagai penggerak pembangunan Batam

seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 80-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Batam yang merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam.

di era reformasi pada akhir dekade tahun 90-an, dengan Undang-Undang nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah otonomi yaitu Pemerintah kota batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan.dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam.

Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Dengan berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi bhineka tunggal ika, menjadikan Kota Batam kondusif dalam bergeraknya kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam masyarakat.

Kota yang pada bulan Juni 2005 telah berpenduduk mencapai 636.729 jiwa ini, memiliki laju pertumbuhan Penduduk yang cenderung stabil. Dalam kurun waktu tahun 2001 hingga tahun 2005 memliki rata-rata 6 persen pertahun.

Kota Batam dalam perkembangannya dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas dasar yaitu fasilitas air bersih yang dikelola pada waduk-waduk penampungan air dengan total kapasitas produksi 1.357 liter / detik dan ketersediaan pasokan energi listrik di Kota Batam dilakukan melalui pembangkit listrik tenaga diesel dan tenaga gas yang menghasilkan daya 450,687 KVA.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, fasilitas pendidikan telah tersedia mulai dari jenjang taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah hingga tingkat perguruan tinggi. Terdapatnya fasilitas kesehatan berupa rumah sakit milik pemerintah, rumah sakit swasta serta puskesmas, maka pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat terpenuhi.

Akses menuju Kota Batam sangat mudah. dengan adanya pelabuhan laut domestik dan internasional serta didukung oleh bandar udara internasional hang nadim memberikan daya tarik dalam kunjungan yang datang maupun keluar dari kota batam. Transportasi dalam kota pun didukung dengan keberadaan taksi, minibus serta bus kota yang melayani masyarakat dalam beraktifitas. sebagai kota metropolis, bis pilot project sedang di ujikan guna merelaisasikan sistem transportasi massal yang aman dan nyaman dimasa yang akan datang,

Dengan pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional, menjadikan wilayah ini sebagai wilayah andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi Propinsi Kepulauan Riau. Beragam sektor penggerak ekonomi meliputi sektor komunikasi, sektor listrik, air dan gas, sektor perbankan, sektor industri dan alih kapal , sektor perdagangan dan jasa merupakan nadi perekonomian kota batam yang tidak hanya merupakan konsumsi masyarakat Batam dan Indonesia tetapi juga merupakan komoditas ekspor untuk negara lain. Keberadaan kegiatan perekonomian di Kota ini juga dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat.

Kota Batam sebagai kota pariwisata, menyajikan aneka bentuk sarana wisata yaitu wisata laut dan pantai, wisata seni dan budaya, wisata belanja, wisata ekonomi dan konferensi, serta wisata kemanusiaan. Didukung oleh tersedianya fasilitas hotel dan resort yang standar berkelas internasional serta aneka event yang disusun dalam Kalender Kegiatan Kepariwisataan Kota Batam diharapkan menjamin kenyamanan dan kepuasan wisatawan domestik maupun mancanegara dalam berkunjung ke Kota Batam.

Pemerintah Kota Batam sebagai pelaksana pembangunan Kota Batam bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kota Batam serta keikutsertaan Badan Otorita Batam dalam meneruskan pembangunan,memiliki komitmen dalam memajukan pertumbuhan investasi dan ekonomi Kota Batam, hal ini dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman ketiga instasi tersebut , yang kemudian diharapkan terciptanya pembangunan Kota Batam yang berkesinambungan.

Dalam mewujudkan demokratisasi dan kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan di kota batam, pada bulan Januari 2006 yang lalu, diselenggarakan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batam. Melalui proses yang tertib dan aman, maka terpilih dan ditetapkannya Drs. H. Ahmad Dahlandan Ir. Ria Saptarika sebagai Walikota dan Wakil Walikota Batam periode 2006-2011.

Kota Batam dengan segala kelebihan dan kekurangannya saat ini telah menjadi kota metropolis. harapan masyarakat Batam pada khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya untuk menjadikan Batam sebagai lokomotif pembangunan Indonesia, telah menggerakkan kita untuk ikut serta dalam pembangunan, yang pada akhirnya Kota batam dapat mewujudkan misinya menuju Bandar Dunia yang Madani.

Pendidikan

Salah satu sekolah menengah pertama di Kota Batam adalah SMP Negeri 3 Batam yang merupakan sekolah menengah pertama tertua di Batam. Pertguruan Tinggi Swasta banyak bermunculan di kota ini, karena tidak ada universitas negeri, seperti Universitas Internasional Batam (UIB), Universitas Batam, STIE Ibnu Sina, STT Bentang Betara, dll.

Geografis

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini memiliki Luas wilayah daratan seluas 715 kilometer persegi atau sekitar 115% dari wilayah Singapura, sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1,570,35 kilometer persegi.

Beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celcius, dengan dataran yang berbukit dan berlembah, serta tersebarnya vegetasi mangrove pada garis pantai merupakan karakteristik geografis Kota Batam.

Penduduk

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang Melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah ini, digunakan oleh pemerintah pada dekade 60-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu. Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Dengan berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, menjadikan Kota Batam kondusif dalam bergeraknya kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam masyarakat. Pada bulan Juni 2005, Batam telah berpenduduk mencapai 636.729 jiwa, memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cenderung stabil. Dalam kurun waktu tahun 2001 hingga tahun 2005 memliki angka pertumbuhan penduduk rata-rata 6 persen pertahun.

Perkembangan Batam

Pada dekade 70-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam sebagai penggerak pembangunan Batam

Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 80-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Batam yang merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam.

Di era reformasi pada akhir dekade tahun 90-an, dengan Undang-Undang nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah otonomi yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam.

Sarana dan prasarana

Kota Batam dalam perkembangannya dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas dasar yaitu fasilitas air bersih yang dikelola pada waduk-waduk penampungan air dengan total kapasitas produksi 1.357 liter / detik dan ketersediaan pasokan energi listrik di Kota Batam dilakukan melalui pembangkit listrik tenaga diesel dan tenaga gas yang menghasilkan daya 450,687 KVA.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, fasilitas pendidikan telah tersedia mulai dari jenjang taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah hingga tingkat perguruan tinggi. Terdapatnya fasilitas kesehatan berupa rumah sakit milik pemerintah, rumah sakit swasta serta puskesmas, maka pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat terpenuhi.

Akses menuju Batam

Akses menuju Kota Batam sangat mudah. dengan adanya pelabuhan laut domestik dan internasional serta didukung oleh Bandar Udara Internasional Hang Nadim memberikan daya tarik dalam kunjungan yang datang maupun keluar dari Kota Batam. Transportasi dalam kota pun didukung dengan keberadaan taksi, minibus serta bus kota yang melayani masyarakat dalam beraktifitas. Sebagai kota metropolis, bus pilot project sedang diujikan guna merealisasikan sistem transportasi massal yang aman dan nyaman di masa yang akan datang.

Ekonomi

Dengan pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional, menjadikan wilayah ini sebagai wilayah andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau. Beragam sektor penggerak ekonomi meliputi sektor komunikasi, sektor listrik, air dan gas, sektor perbankan, sektor industri dan alih kapal, sektor perdagangan dan jasa merupakan nadi perekonomian kota batam yang tidak hanya merupakan konsumsi masyarakat Batam dan Indonesia tetapi juga merupakan komoditas ekspor untuk negara lain. Keberadaan kegiatan perekonomian di Kota ini juga dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat.

Pariwisata

Kota Batam sebagai kota pariwisata, menyajikan aneka bentuk sarana wisata yaitu wisata laut dan pantai, wisata seni dan budaya, wisata belanja, wisata ekonomi dan konferensi, serta wisata kemanusiaan. Didukung oleh tersedianya fasilitas hotel dan resort yang standar berkelas internasional serta aneka event yang disusun dalam Kalender Kegiatan Kepariwisataan Kota Batam diharapkan menjamin kenyamanan dan kepuasan wisatawan domestik maupun mancanegara dalam berkunjung ke Kota Batam.

Pemerintah Kota Batam sebagai pelaksana pembangunan Kota Batam bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kota Batam serta keikutsertaan Badan Otorita Batam dalam meneruskan pembangunan, memiliki komitmen dalam memajukan pertumbuhan investasi dan ekonomi Kota Batam, hal ini dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman ketiga instasi tersebut , yang kemudian diharapkan terciptanya pembangunan Kota Batam yang berkesinambungan.

Dalam mewujudkan demokratisasi dan kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan di kota batam, pada bulan Januari 2006 yang lalu, diselenggarakan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batam. Melalui proses yang tertib dan aman, maka terpilih dan ditetapkannya Drs. H. Ahmad Dahlan dan Ir. Ria Saptarika sebagai Walikota dan Wakil Walikota Batam periode 2006-2011.

Kota Batam dengan segala kelebihan dan kekurangannya saat ini telah menjadi kota metropolis. Harapan masyarakat Batam pada khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya untuk menjadikan Batam sebagai lokomotif pembangunan Indonesia, telah menggerakkan kita untuk ikut serta dalam pembangunan, yang pada akhirnya Kota Batam dapat mewujudkan misinya menuju Bandar Dunia yang Madani.

Pranala luar