Buku Harian Nayla
Informasi
- Judul: Buku Harian Nayla
- Genre: drama keluarga
- Jam tayang: setiap hari, 20:00/21:00 WIB
- Periode tayang: 11 Des 2006 - 25 Des 2006
- Stasiun TV: RCTI
- Rumah Produksi: Sinemart
- Penulis: Serena Luna
- Lagu pengiring: Seperti Yang Kau Ingini oleh Nikita
Pemain
- Chelsea Olivia Wijaya sbg Nayla
- Glenn Alinskie sbg Moses
- Andrew White sbg Paul
- Steve Emmanuel sbg dr. Fritz
- Moudy Wihelmina sbg Martha
- Yadi Timo sbg Aldhi
- Rudy Salam sbg dr. Gerdy
- Debby Chintya sbg Mrs Gerdy
- Raka Hafid sbg Irvan
- Virgo Brody sbg Gio
- Gisela Cindy sbg Joana
Kontroversi kemiripan dengan sinema lain
Sinetron Buku Harian Nayla memiliki banyak kemiripan dari segi cerita dan artistik dari serial drama Jepang 1 Litre of Tears (1リットルの涙). Tema, adegan, dan dialog dalam Buku Harian Nayla sebagian besar mirip dengan 1 Litre of Tears.
Banyak kritik dan kecaman yang menyusul temuan ini, terutama dari penggemar drama 1 Litre of Tears.
Pihak yang memprotes melakukan beberapa tindakan untuk menyampaikan kekecewaan mereka. Di antara tindakan tersebut adalah melaporkan penjiplakan ini ke Fuji TV yang menayangkan 1 Litre of Tears, dan juga membuat artikel Buku Harian Nayla dalam bahasa Inggris.
Tetapi terdapat pula kelompok pemirsa yang bisa memberi toleransi terhadap kemiripan ini.
Hal yang membedakan adalah pernyataan bahwa sinetron ini murni fiktif, sedangkan drama 1 Litre of Tears diangkat dari kisah nyata Kitou Aya. Bagi sebagian pemirsa, Pernyataan ini dianggap tidak menghormati mendiang Kitou Aya.
Buku Harian Nayla | 1 Litre of Tears |
---|---|
Sinopsis
Templat:Spoiler Semua tampak sempurna untuk Nayla, dia ceria, rajin, pintar, dan jago basket dan taat pula beribadah. Disekolah pun dia bisa menjadi ketua kelas dan bertemu dengan cowok yang baik dan ganteng pula. Tapi dibalik kesempurnaan itu sebenarnya Nayla menderita penyakit yang sangat berat karena dia bisa kehilangan kemampuan fisiknya hingga akhirnya lumpuh. Nayla tidak mengetahui hal ini.
Dr Fritz yang memeriksa dan merawat Nayla memintanya membuat buku harian (sebenarnya agar ia bisa memantau perkembangan kesehatan Nayla). Beberapa hari kemudian, Martha menemui dr Fritz untuk mengambil Hasil pemeriksaan Nayla. Martha kaget mengetahui penyakit yang diderita Nayla. Nayla yang tak tahu apa-apa, tetap menjalani hidupnya seperti biasa. Hingga Nayla bertemu pasien yang telah lama menderita sakit, dan mengalami gejala-gejala yang mirip dengan yang dialaminya.
Nayla bertanya pada Dr Fritz. Namun Dr Fritz merasa tak berhak memberitahu Nayla. Kondisi Nayla semakin memburuk. Martha terpaksa memberi tahu Nayla tentang penyakitnya. Nayla tidak terkejut, karena sudah lama menduga akan kenyataan itu. Nayla kini duduk di kursi roda. Beruntung Nayla memiliki teman-teman yang setia. Selain itu, Moses yang jatuh cinta pada Nayla, juga selalu menemani Nayla. Namun banyak juga siswa yang merasa terganggu dengan keadaan Nayla.
Waktu berlalu dengan cepat. Nayla berhasil lulus sekolah. Semua teman Nayla sibuk memikirkan kuliah. Nayla sedih, hal yang bisa menghiburnya hanya menulis buku harian. Nayla terus menulis walau tangannya semakin lama semakin susah bergerak. Sementara itu, Moses akhirnya masuk kuliah kedokteran yang sebenarnya jauh dari minat awalnya. Dengan satu alasan, dia ingin menyembuhkan Nayla.
Namun Nayla justru sadar bahwa kehadirannya yang tinggal sebentar lagi hanya akan menyakiti Moses. Nayla lalu memutuskan hubungannya dengan Moses. Tapi secara diam-diam, Moses terus mengamati Nayla. Penyakit Nayla berkembang semakin parah, jauh melampaui prediksi Dr. Fritz. Beberapa kali Nayla hampir meninggal hanya karena tersedak dan kesulitan bernapas. Namun Nayla tetap tegar dan tidak berhenti berdoa, dia tetap menggunakan waktunya untuk mengukir prestasi. Nayla mengirimkan tulisannya ke majalah-majalah. Banyak orang yang bersimpati pada keadaan Nayla.
Suatu hari, di malam Natal, Moses datang membawa surat dari pembaca Nayla. Saat itu Nayla sudah benar-benar lelah berperang dengan penyakitnya. Ternyata banyak pembaca yang menjadi lebih tegar menghadapi hidupnya setelah membaca tulisan Nayla. Itu menjadi bukti bahwa sekalipun sudah tak berdaya secara fisik, Nayla tetap berguna dan menjadi penolong bagi orang lain, sesuai keinginan terbesarnya. Nayla tersenyum bahagia. Tak ada lagi yang perlu dia cari di dunia ini.