Rao, Pasaman

kecamatan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat

Rao adalah sebuah kecamatan di kabupaten Pasaman, provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

Rao
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenPasaman
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri13.08.14 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1309121 Edit nilai pada Wikidata
Luas263.2 km²
Kepadatan- jiwa/km²
Nagari/kelurahan-
Peta
PetaKoordinat: 0°33′39.2476″N 100°1′5.7698″E / 0.560902111°N 100.018269389°E / 0.560902111; 100.018269389

Di daerah ini pernah lahir pahlawan Tuanku Rao yang berjuang bersama Tuanku Imam Bonjol melawan kolonial Belanda.

Batas wilayah

Utara kecamatan Rao Utara
Timur kecamatan Rao Selatan dan kecamatan Rao Utara
Selatan kecamatan Duo Koto dan kecamatan Rao Selatan
Barat provinsi Sumatera Utara

Pemerintahan

Kecamatan Rao terbagi atas 2 nagari dan 18 jorong.

Pada Masa orde lama atau sampai tahun 1965 Kecamatan Panti masih masuk ke dalam kecamatan Rao Mapat Tunggul. Dahulu Kecamatan Rao Mapat tunggul panjangnya sekitar 50 km dan lebarnya sekitar 10 km berarti luasnya 500 km persegi. Sebagian besar wilayah Kecamatan Rao Mapat Tunggul merupakan kawasan hutan lindung dan hanya sebagian kecil merupakan wilayah pertanian. Pada masa penjajahan Belanda wilayah Rao ini pemerintahannya setingkat Kabupaten yang ibu kotanya terletak di Rao. Wilayah Rao sebelum masuk Belanda dan setelah masuk Belanda sangat berbeda 180 derjat. Pusat Perekonomian Rao Zaman sebelum masuk Belanda berada wilayah sebelah Timur yaitu Muara Tais dan Pintu Padang sedangkan setelah Belanda masuk dan setelah dibukan jalan Raya dari Bukit Tinggi - Rao maka pusat perekonomian berpindah dari Muara Tais ke Rao. Pusat pemerintahan nagari nan sambilan juga berada di Muara Tais. Pada tahun 1950 an dan tahun 1960 an terjadi perpindahan penduduk dari Angkola Sipirok secara besar-besaran ke Nagari Panti, Nagari Padang Gelugur, Nagari Torung-torung yang mengakibatkan komposisi penduduk menjadi 50% orang Angkola Sipirok, 20% orang Mandailing (sudah berada di Rao sejak dahulu kala), 30% orang Minangkabau (perantau dari Luhak Limapuluh Koto zaman dahulu kala). Sekarang ini setelah perpindahan orang-orang Angkola Sipirok ke wilayah Rao pusat perekonomian sudah berpindah dari Rao ke Tapus dan Panti. Keadaan perekonomian di Tapus dan Panti sudah seperti di kota besar seperti Bukit Tinggi dan Padang Sidempuan, malah kadang-kadang lebih maju dari pada Bukit Tinggi.

Orang-orang Angkola Sipirok yang pindah ke Rao jarang sekali yang bisa berbahasa minangkabau. mereka tetap menggunakan bahasa Angkola dan adatnya juga adat angkola. Orang-orang Mandailing pada umumnya bisa berbahasa mingkabau. orang-orang Minangkabau pada umumnya menguasai 2 bahasa yanitu Ming dan bahasa Tapanuli dialek Angkola.


Sebelumnya kecamatan ini bernama Rao Mapat Tunggul namun dipecah menjadi dua kecamatan, yaitu kecamatan Rao dan kecamatan Mapat Tunggul. Dan kemudian kecamatan Rao dimekarkan lagi menjadi kecamatan Rao, kecamatan Rao Utara dan kecamatan Rao Selatan.

Kependudukan

Penduduk kecamatan Rao terdiri dari suku Mandailing dan suku Minangkabau. Sebagian besar penduduknya beragama Islam.

Masyarakat pada kecamatan ini umumnya menggunakan Bahaso Rao yaitu Bahasa Minang dengan dialek khas yang dipengaruhi logat Melayu Deli serta Bahasa Mandailing.

Pranala luar