Prima Rusdi
Prima Rusdi, Penulis Skenario Film. Lahir di Gottingen, besar di Jakarta. Prima adalah alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), jurusan Komunikasi. Awalnya ia bercita-cita ingin menjadi jurnalis. Prima lalu melanjutkan pendidikan University of Canberra di Australia, atas bea siswa Equity and Merit Scholarship Scheme dari pemerintah Australia, lalu ia memperoleh gelar M.A in International Communications.
Sejak masa kuliah Prima Rusdi bekerja paruh waktu untuk Radio Prambors, sebagai asisten Program Director. Dari situlah minatnya kepada penulisan kreatif terus berkembang. Sepulangnya dari Australia, Prima sempat kembali bekerja paruh waktu di Radio FeMale, kemudian ia bergabung di divisi kreatif Lowe, Lintas Indonesia, sebuah perusahaan iklan multi nasional-sebagai seorang copywriter (1995-2000). Sepanjang karirnya di Lintas, Prima memenangkan sejumlah penghargaan Citra Pariwara, di antaranya Best of the Best Adi Prima Citra untuk iklan Sunlight Cair, tahun 1998.
Di tahun 2000, Prima memutuskan untuk bergabung dengan Miles Productions dan mulai menulis naskah filmnya yang pertama bersama sutradara Riri Riza, "Eliana, Eliana". Ketika Riri Riza harus melanjutkan pendidikan ke Inggris, proses penulisan ini terhenti, Prima bersama Mira Lesmana, Lasja Fauzia, dan Agung Sentausa mengembangkan cerita untuk film "Ada Apa dengan Cinta?" (sutradara Rudi Soedjarwo). AADC? beredar tahun 2001, sementara "Eliana, Eliana" beredar di tahun 2002.
Di antara tahun 2001-2002 ini pula, Prima menjadi salah satu penulis kontributor di majalah Cosmogirl! Indonesia. Di tahun 2002, Prima Rusdi bekerja sama dengan Rayya Makarim menulis naskah film "Banyu Biru" (sutradara: Teddy Soeriaatmadja). Di tahun 2003, Prima menulis naskah film untuk televisi (FTV) berjudul "Perayaan Besar" (sutradara: Enison Sinaro). Di tahun 2004, Prima Rusdi memenangkan penghargaan Piala Citra untuk penulisan skenario terbaik untuk film "Eliana, Eliana" (bersama Riri Riza), juga untuk naskah televisinya, "Perayaan Besar".
Tahun 2005, Prima memperoleh nominasi Piala Citra untuk naskah film "Garasi" (sutradara: Agung Sentausa). Tahun 2006, Prima menulis naskah film pendek untuk sutradara Lasja Fauzia, berjudul "(Bukan) Kesempatan Yang Terlewat." Di tahun yang sama, ia bekerja dengan sutradara panggung Malaysia, Ann Lee, mengadaptasi naskah panggung "Hang Li Poh" ke dalam Bahasa Indonesia. Satu segmen dari naskah ini ditampilkan pada "International Women Playwrights Conference 2006".
Tahun 2007, Prima bersama-sama dengan ratusan pekerja film lainnya, termasuk para rekan kerja terdekatnya, yang juga kerap disebutnya sebagai para gurunya, Mira Lesmana, Riri Riza, dll, bergabung di dalam sebuah gerakan yang diberi nama Masyarakat Film Indonesia (MFI), sebuah gerakan advokasi yang berinisiatif mengajak para pendukung film Indonesia untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang menghambat perkembangan perfilman nasional. Sebagai simbol dari keseriusan gerakan ini, Prima Rusdi, Riri Riza dan sejumlah pekerja film lainnya, memutuskan untuk mengembalikan Piala Citra yang mereka peroleh kepada pemerintah.
Prima juga menulis artikel dan cerita pendek untuk beberapa media cetak. Ia juga kerap menjadi salah satu mentor pada pelatihan pembuatan film pendek/video diary yang diselenggarakan oleh Kampung Halaman. Saat ini Prima sedang menyelesaikan beberapa naskah film.