Tritunggal
Bagian dari seri tentang |
Kekristenan |
---|
Portal Kristen |
Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Istilah Tritunggal (Inggris: trinity, Latin: trinitas) mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah "pribadi" dalam bahasa Yunani adalah hupostasis, diterjemahkan ke Latin sebagai persona (Inggris: Person).
Sejak awal abad ketiga[1] doktrin Tritunggal telah dinyatakan sebagai "Satu keberadaan (Yunani: ousia, Inggris: beeing) Allah di dalam tiga Pribadi dan satu substansi (natur), Bapa, Anak, dan Roh Kudus "
Kamus Oxford Gereja Kristen (The Oxford Dictionary of the Christian Church) menjelaskan Trinitas sebagai "dogma sentral dari teologi Kristen".[2] Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen, seperti: Katolik,Protestan, dan Orthodoks.
Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, tidak secara eksplisit menuliskan istilah "Allah Tritunggal", tetapi keberadaan Bapa, Putra dan Roh Kudus tersirat dalam banyak ayat, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Berdasarkan rumusan dalam perintah tentang pembaptisan di Matius 28:19: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (TB-LAI). Doktrin Tritunggal mendapatkan bentuknya seperti sekarang, adalah berdasarkan Firman Tuhan dalam Injil. Ucapan Yesus: "Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku", dapat digunakan untuk menjelaskan istilah "pribadi", "sifat", "esensi", "subtansi", istilah-istilah yang belum pernah digunakan oleh para Rasul.
Karena kekurangpahaman dalam membaca Injil, beberapa orang atau kelompok menyangkal bahwa doktrin yang dinyatakan pada abad ke-4 tersebut didasarkan pada gagasan Kristen, dan bahwa doktrin itu merupakan sebuah penyimpangan dari ajaran Kristen mula-mula tentang Allah. Bahkan ada yang menyatakan bahwa doktrin tersebut meminjam konsep pra-Kristen tentang trinitas ilahi yang dipahami oleh Plato. Namun sebenarnya justru konsep trinitas ini muncul dari pembacaan lebih mendalam dari Alkitab itu sendiri.
Etimologi
Kata Trinitas berasal dari bahasa Latin "trinus" dan "unitas" yang berarti "tiga serangkai atau tritunggal".[3] Kata benda abstrak ini terbentuk dari kata sifat trinus (tiga masing-masing, tiga kali lipat),[4] sebagai kata unitas yang merupakan kata benda abstrak yang dibentuk dari unus (satu).
Kata yang sesuai dalam bahasa Yunani adalah Τριάς, yang berarti "satu set dari tiga" atau "berjumlah tiga".[5]
Penggunaan tercatat pertama dari kata Yunani ini dalam teologi Kristen (meskipun bukan tentang Trinitas Ilahi) adalah oleh Teofilus dari Antiokhia pada sekitar 170.[6][7][8]
Tertulianus, seorang teolog Latin yang menulis pada awal abad ke-3, yang dianggap menggunakan kata-kata "Trinitas",[9] "persona" dan "substansi"[10] menjelaskan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah "satu dalam esensi - bukan satu dalam Persona"[11]
Sekitar satu abad kemudian, pada tahun 325, Konsili Nicea menetapkan doktrin Trinitas sebagai ortodoksi dan mengadopsi Pengakuan Iman Nicea, yang menggambarkan Kristus sebagai "Allah dari allah, Terang dari terang, maha Allah dari maha Allah, diperanakkan, bukan dibuat, satu substansi (homoousios) dengan Bapa".
Sejarah
Pertemuan Nicea adalah pertemuan yang sangat diragukan karena ketidak konsistenan data. Penguasa Roma Konstantin memanggil semua uskup ke Nicea, jumlahnya sekitar 1800 uskup. Dari jumlah ini sekitar 1000 orang dari timur dan 800 orang dari barat. Namun, jumlah yang hadir lebih sedikit dan tidak diketahui pasti berapa. Eusebius dari Kaisaria menghitung 250, Athanasius dari Alexandria menghitung 318, dan Eustatius dari Antiokia mencatat 270 orang. Mereka bertiga hadir pada konsili ini. Belakangan Socrates Scholasticus mencatat lebih dari 300 orang dan Evagrius, Hilarius, Hieronimus dan Rufinus mencatat 318 orang.
Konstantin bukan seorang Kristen. Menurut dugaan, ia belakangan ditobatkan, tetapi baru dibaptis pada waktu sedang terbaring sekarat.
Mengenai dirinya, Henry Chadwick mengatakan dalam The Early Church: “Konstantin, seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan;... pertobatannya hendaknya tidak ditafsirkan sebagai pengalaman kerelaan yang datang dari batin... Ini adalah masalah militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak pernah jelas sekali, tetapi ia yakin bahwa kemenangan dalam pertempuran bergantung pada karunia dari Allah orang-orang Kristen.”
Peranan apa yang dimainkan oleh kaisar yang tidak dibaptis ini di Konsili Nicea? Encyclopaedia Britannica menceritakan:
- “Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan... rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’... Karena sangat segan terhadap kaisar, para uskup, kecuali dua orang saja, menandatangani kredo itu, kebanyakan dari mereka dengan sangat berat hati.”
Karena itu, peran Konstantin penting sekali. Setelah dua bulan debat agama yang sengit, politikus kafir ini campur tangan dan mengambil keputusan demi keuntungan mereka yang mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi mengapa? Pasti bukan karena keyakinan apapun dari Alkitab. “Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan pertanyaan yang diajukan dalam teologi Yunani,” kata A Short History of Christian Doctrine. Yang ia tahu adalah bahwa perpecahan agama merupakan ancaman bagi kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.
Perkembangan selanjutnya
Setelah Konsili Nicea, perdebatan mengenai pokok ini terus berlangsung selama puluhan tahun. Mereka yang percaya bahwa Yesus tidak setara dengan Allah bahkan mendapat angin lagi untuk beberapa waktu. Namun belakangan, Kaisar Theodosius mengambil keputusan menentang mereka. Ia meneguhkan kredo dari Konsili Nicea sebagai standar untuk daerahnya dan mengadakan Konsili Konstantinopel pada tahun 381 M. untuk menjelaskan rumus tersebut.
Konsili tersebut menyetujui untuk menaruh roh kudus pada tingkat yang sama dengan Allah dan Kristus. Untuk pertama kali, Tritunggal Susunan Kristen mulai terbentuk dengan jelas.
Tetapi, bahkan setelah Konsili Konstantinopel, Tritunggal tidak menjadi kredo yang diterima secara luas. Banyak orang menentangnya dan karena itu mengalami penindasan yang kejam.
Baru pada abad-abad belakangan Tritunggal dirumuskan dalam kredo-kredo yang tetap. The Encyclopedia Americana mengatakan : “Perkembangan penuh dari ajaran Tritunggal terjadi di Barat, pada pengajaran dari Abad Pertengahan, ketika suatu penjelasan dari segi filsafat dan psikologi disetujui.”
Kredo Athanasia
Tritunggal didefinisikan lebih lengkap dalam Kredo Athanasia. Athanasius adalah seorang pendeta yang mendukung Konstantin di Nicea. Kredo yang memakai namanya berbunyi: “Kami menyembah satu Allah dalam Tritunggal... sang Bapa adalah Allah, sang Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; namun mereka bukan tiga allah, tetapi satu Allah.”
Tetapi, para sarjana yang mengetahui benar masalahnya setuju bahwa Athanasius tidak menyusun kredo ini. The New Encyclopedia Britannica mengomentari: “Kredo itu baru dikenal oleh Gereja Timur pada abad ke-12. Sejak abad ke-17, para sarjana pada umumnya setuju bahwa Kredo Athanasia tidak ditulis oleh Athanasius (meninggal tahun 373) tetapi mungkin disusun di Perancis Selatan pada abad ke-5... Pengaruh kredo itu tampaknya terutama ada di Perancis Selatan dan Spanyol pada abad ke-6 dan ke-7. Ini digunakan dalam liturgi gereja di Jerman pada abad ke-9 dan kira-kira tidak lama setelah itu di Roma.”
Pengertian Pribadi dalam Tritunggal
Allah di dalam Alkitab menyatakan Diri kepada manusia yang diciptakanNya sebagai Bapa, Firman (Anak), dan Roh Kudus. Umat Krisitiani mengenal Allah sedemikian rupa dan membentuk istilah Allah Tritunggal: Allah (Bapa), Allah (Anak), dan Allah (Roh Kudus) merupakan inti ajaran Kristen. Ketiga Pribadi adalah sama, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan memiliki sifat (Ing:attribute) yang sama. Ke-mahakuasa-an,ke-tidak-berubah-an, ke-mahasuci-an, ke-tidak-tergantung-an, dimiliki oleh masing-masing Pribadi Allah.
Masing-masing Pribadi adalah Allah, namun ketiga Pribadi tidak identik ketika kita memanggilNya di dalam doa atau ketika Allah mewujudkan karyaNya bagi penciptaan dan pemeliharaan manusia dan alam semesta, maka Allah Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Ketiganya dapat dibedakan, tetapi di dalam esensi tidak terpisahkan.
Yohanes Calvin menjelaskan bahwa ketiga Pribadi tersebut tidak dapat dipisahkan menjadi tiga sosok yang terpisah.[12] Ketiga gelar tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa ada kekhasan dalam cara Allah turun ke dunia ini.[12] Allah yang turun ke dunia, mati dan menderita bukanlah Allah Bapa, melainkan Allah Anak.[12]
Jika ketiga pribadi adalah satu mengapa satu sama lain berkomunikasi seolah-olah berbeda eksistensi satu sama lain? Ketiganya saling berkomunikasi untuk mengungkapkan eksistensi-Nya yg hakiki dalam Tritunggal; Ia ingin menunjukkan Diri-Nya. Yesus berbicara mendukung kemuliaan Allah Bapa, Yesus menjadi saksi Allah Bapa. Bapa berbicara mendukung kemuliaan Yesus Kristus, Bapa menjadi saksi Yesus Kristus. Roh Kudus hadir mendukung kemuliaan Allah Bapa dan Yesus Kristus, Roh Kudus menjadi saksi Kemuliaan Allah Bapa dan Putra.
- dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."[13] (Bapa dan Roh Kudus bersaksi)
- "Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dia-lah yang melakukan pekerjaan-Nya.”[14] (Yesus bersaksi)
Ketiga-Nya saling memberikan kesaksian untuk mengesahkan satu sama lain
- "Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar."[15]
- "Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah."[16]
- "Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah"[17]
Allah Bapa
Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan karakter yang tidak dapat terbandingi dengan kasih dan karakter Bapa Sorgawi. Allah sebagai Bapa Sorgawi merupakan Bapa yang sempurna dari segala bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini yang adalah gambaran dan rupa (duplikat dan bayangan) dari Sang Bapa Sorgawi yang murni.
Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak ataupun juga dengan Roh Kudus.
Allah Anak
Allah sebagai teladan dengan Ia merendahkan diri-Nya dalam rupa manusia dan mengenakan nama Yesus yang adalah Kristus (Allah yang datang sebagai manusia), taat pada semua hukum yang telah Ia tetapkan, mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga, dan naik ke surga dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Ia adalah teladan iman sejati dan sumber kehidupan bagi orang Kristen. Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan menjadi Anak yang mati di kayu salib. Ini adalah berita Injil yang adalah kekuatan Allah. Alkitab menyatakan bahwa Anak merupakan yang Anak sulung Allah dari semua anak-anak Allah dimaksudkan bahwa Anak pun merupakan "Sahabat Sejati" yang rela mengorbankan Nyawa-Nya dan tidak menyayangkannya sama sekali untuk manusia dapat diterima sebagai anak-anak Allah.
Anak (Kepribadian Anak) tidak pernah lebih rendah daripada Bapa.
Allah Roh Kudus
Allah sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan Penghibur yang tidak terlihat, namun berada dalam hati setiap manusia yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan hidup di dalam-Nya.
Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi dari seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu agama baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang benar bahwa Allah itu maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa atau kekuatan, tetapi Roh Kudus adalah Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus adalah Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah. Kepribadian Roh Kudus tidak pernah lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.
Dasar-dasar Alkitabiah Tritunggal
- Pada saat penciptaan dalam Kitab Kejadian Allah berkata: "Marilah Kita ...", kata Kita merupakan subjek jamak.
- Saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Ia menunjukkan kepribadian-Nya pada saat yang sama dan bermunculan bersama-sama dengan Roh Kudus (dalam manifestasi burung merpati) turun ke atas Anak, dan Bapa berfirman dengan lantang penuh kasih.
- Saat penciptaan, dimana Bapa mencipta, Anak berfirman, dan Roh Kudus yang memulihkan (melayang-layang) sempurna.
- Saat Pencurahan Pentakosta, dimana Bapa mengutus, Anak yang memberikan Roh Kudus, dan Roh Kudus tercurah pada murid-murid Yesus yang ada di atas loteng.
- Saat Yesus berada di atas gunung, setelah Ia meneladani manusia dengan berdoa, Ia menunjukkan kemuliaan-Nya dan menampakkan kepribadian-Nya dengan wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang, kemudian Roh Kudus turun, dan awan yang terang menaungi 3 orang murid Yesus. Bapa dari dalam awan itu memperdengarkan suara-Nya dan berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
Antitritunggal
Tidak ada pemeluk Kristen yang menolak doktrin Tritunggal, tetapi sebagian menganggap suatu hal yang tidak begitu penting untuk mendiskusikannya. Seseorang atau satu komunitas yang berasal dari agama lain berada pada posisi menyebut diri mereka sebagai "Antitritunggal", namun bervariasi sesual alasan mereka menolak Tritunggal dan sesuai bagaimana mereka mendeskripsikan Tuhan.
SAKSI YEHOVAH III
DOKTRIN TENTANG ROH KUDUS
Ada 3 hal yang salah yang dipercayai oleh orang-orang Saksi Yehovah tentang Roh Kudus, yaitu:
A) Roh Kudus adalah kuasa / tenaga aktif Allah.
B) Roh Kudus bukanlah seorang pribadi.
C) Roh Kudus bukan Allah.
A) Roh Kudus adalah kuasa / tenaga aktif Allah:
Kutipan dari buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?' hal 20:
"'Roh Kudus' yang digunakan dalam Alkitab menyatakan bahwa ini adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dikendalikan yang digunakan oleh Allah Yehuwa untuk melaksanakan berbagai maksud-tujuanNya. Sampai taraf tertentu, ini dapat disamakan dengan listrik, tenaga yang dapat digunakan untuk melakukan beragam fungsi".
Ayat-ayat Kitab Suci yang mereka pakai sebagai dasar:
1) Kej 1:2 - Orang Saksi Yehovah mengatakan bahwa "disini, Roh Allah adalah tenaga aktifNya yang bekerja untuk membentuk bumi" ('Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', hal 20).
Bantahan:
Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah kuasa Allah. Mengapa tidak ditafsirkan bahwa Roh Kudus juga menciptakan alam semesta bersama-sama dengan Allah?
2) Bil 11:7 - 'Sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka'.
Bantahan:
Bil 11:17 versi Kitab Suci Indonesia ini salah terjemahan! Kata 'sebagian' itu seharusnya tidak ada.
NIV menterjemahkan: "......I will take of the Spirit that is on you and put the Spirit on them" (= Aku akan mengambil Roh yang ada padamu dan menaruh Roh itu pada mereka).
3) Hak 14:6 - 'Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya ... tanpa apa-apa di tangannya'.
Orang Saksi Yehovah menggunakan terjemahan dari Today's English Version (TEV) yang mengatakan: "Suddenly the power of the LORD made Samson strong" (= Tiba-tiba kuasa TUHAN membuat Simson kuat).
Orang Saksi Yehovah lalu berkata: "Apakah suatu pribadi ilahi benar-benar memasuki atau berkuasa atas Simson, menggunakan tubuhnya untuk melakukan apa yang ia lakukan? Tidak, ini benar-benar 'kuasa TUHAN (yang) membuat Simson kuat'" ('Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', hal 21).
Bantahan:
Terjemahan TEV / Good News Bible ini justru salah, tapi yang salah ini yang justru dipilih oleh orang-orang Saksi Yehovah. Dalam ayat ini terjemahan Kitab Suci Indonesia adalah benar. Perhatikan juga ter-jemahan NIV: "The Spirit of the LORD came upon him in power" (= Roh TUHAN datang pada dia dalam kuasa).
Jadi ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa yang memasuki dan menguasai Simson adalah 'Roh TUHAN', bukan sekedar 'kuasa TUHAN'! Dan Roh TUHAN itu maha kuasa sehingga dengan mudah Ia bisa men-jadikan Simson sangat kuat.
4) Luk 5:17 - 'Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyem-buhkan orang sakit'.
Orang Saksi Yehovah memakai ayat ini sebagai dasar untuk mengatakan: "Tenaga aktif dari Allah ini memungkinkan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati" ('Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', hal 21).
Bantahan:
Perhatikan terjemahan NIV dan NASB di bawah ini:
NIV: "And the power of the Lord was present for him to heal the sick" (= Dan kekuatan / kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk menyembuhkan orang sakit).
NASB: "And the power of the Lord was present for Him to perform healing" (= Dan kekuatan / kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk melakukan penyembuhan).
Jadi, ayat ini memang menunjukkan adanya 'kuasa Tuhan' tetapi ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah kuasa Tuhan! Roh Kudus ada dalam diri Yesus dan karena itu dengan sendirinya kuasa Allah juga ada di dalam Yesus.
Serangan terhadap doktrin Saksi Yehovah ini:
1) Kitab Suci membedakan antara 'Roh Kudus / Roh Allah' dengan 'kuasa Allah'.
Luk 1:35 - 'Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau'. Kis 10:38 - 'mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa'.
Bahwa kedua istilah itu dibedakan seperti itu, menunjukkan bahwa kedua istilah itu tidak identik!
2) Dalam Alkitab ada istilah 'kuasa Roh' atau 'kekuatan Roh'.
Misalnya:
Luk 4:14 - 'kuasa Roh'. Ro 15:13 - 'kekuatan Roh Kudus'. 1Kor 2:4 - 'kekuatan Roh'.
Sebetulnya istilah-istilah ini sudah jelas membuktikan bahwa 'Roh Kudus' bukanlah 'kuasa Tuhan / Allah'. Kalau 'Roh Kudus' adalah 'kuasa Allah', maka 'kuasa Roh Kudus' adalah 'kuasa dari kuasa Allah'. Ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal! Bagaimana suatu kuasa bisa mempunyai kuasa?
Anehnya, orang Saksi Yehovah percaya bahwa Roh Kudus, yang adalah kuasa Allah itu, ternyata bisa memberi kuasa. Ini terlihat dalam buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?' hal 21, karena di sana dikatakan:
"Roh Allah dapat juga memberikan 'kekuatan yang melimpah-limpah ('melebihi yang normal', NW)' kepada mereka yang melayani Dia". "Roh Allah juga memberi kuasa kepada murid-murid Yesus untuk mela-kukan hal-hal yang bersifat mujijat". "Jadi roh kudus memberi Yesus dan hamba-hamba Allah yang lain kuasa untuk melakukan apa yang biasanya tidak dapat dilakukan oleh manusia".
Pertanyaannya adalah: kalau memang orang-orang Saksi Yehovah percaya bahwa Roh Allah / Roh Kudus itu adalah 'kuasa Allah', bagaimana mereka bisa percaya bahwa 'Roh Kudus / kuasa Allah' itu bisa memberi kuasa? Kalau Roh Kudus itu adalah seorang Pribadi / Allah sendiri (seperti yang dipercaya oleh orang kristen), maka jelas bahwa Ia bisa memberi kuasa. Tetapi kalau Roh Kudus itu adalah kuasa Allah, seperti yang dipercaya oleh orang Saksi Yehovah, maka Ia tidak mungkin bisa memberi kuasa / kekuatan!
B) Roh Kudus tidak berpribadi:
Dasar Kitab Suci orang-orang Saksi Yehovah:
1) Penggambaran Roh Kudus sebagai person / pribadi dalam Kitab Suci hanyalah suatu personifikasi, dan itu tidak menunjukkan Roh Kudus sebagai seorang person / pribadi.
Mereka juga mengutip kata-kata dari seorang yang mereka sebut seorang teolog yang bernama Edmund Fortman (Catatan: ini jelas adalah seorang Teolog sesat!) dalam bukunya yang berjudul 'The Triune God' sebagai berikut:
"Walaupun roh ini sering dipersonifikasikan, tampak jelas sekali bahwa para penulis kitab-kitab suci (dari Kitab-Kitab Ibrani) tidak pernah meng-anggap atau menyatakan bahwa roh ini adalah suatu pribadi tersendiri" ('Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', hal 21).
Mereka menambahkan lagi bahwa dalam Kitab Suci ada banyak hal-hal lain yang dipersonifikasikan / dipribadikan, seperti:
Hikmat, yang dalam Luk 7:35 dikatakan mempunyai anak.
Untuk ini perhatikan Luk 7:35 versi NIV: "But wisdom is proved right by all her children" (= tetapi hikmat dibuktikan benar oleh semua anak-anaknya).
Dosa / kematian dikatakan berkuasa.
Misalnya: Kej 4:7 Ro 5:14,21.
Ini tidak menunjukkan bahwa hikmat, dosa dan kematian adalah pribadi-pribadi. Jadi, bahwa Kitab Suci mempersonifikasikan Roh Kudus, itu tidak berarti bahwa Roh Kudus adalah seorang pribadi.
Bantahan:
Dalam Kitab Suci memang ada personifikasi, dimana sesuatu yang sebetulnya bukan person / pribadi digambarkan sebagai person / pribadi. Kalau Kitab Suci di tempat tertentu mempersonifikasikan sesuatu, maka dalam bagian-bagian lain dalam Kitab Suci tidak selalu hal itu diper-sonifikasikan. Tapi Roh Kudus selalu digambarkan sebagai seorang person / pribadi. Ini menunjukkan bahwa hal itu bukanlah personifikasi, tetapi merupakan penggambaran yang sebenarnya. Dan ini menunjukkan bahwa Roh Kudus betul-betul adalah person / pribadi.
2) Dalam Mat 3:11, Roh Kudus disejajarkan dengan air dan api, sedangkan air dan api bukanlah seseorang yang berpribadi.
Bantahan:
Perlu diingat bahwa Mat 3:11 bukanlah suatu penyejajaran! Sebaliknya, Mat 3:11 justru mengkontraskan 'baptisan Roh Kudus' (yang dilakukan oleh Yesus) dengan 'baptisan air' (yang dilakukan oleh Yohanes Pem-baptis)!
Sedangkan 'baptisan api' bisa diartikan 2 macam:
a) Ada yang mengartikan baptisan api sebagai penyucian.
Kalau dipilih arti ini, maka Mat 3:11 berarti: Yohanes hanya bisa mem-baptis dengan air, tetapi Yesus bisa memberi Roh Kudus dan menyu-cikan.
b) Ada yang mengartikan baptisan api sebagai hukuman.
Kalau dipilih arti ini, maka Mat 3:11 berarti: Yohanes hanya mem-baptis dengan air, dan ia tidak bisa membedakan orang-orang yang ia baptis. Tetapi Yesus bisa membedakan. Orang yang percaya / yang bertobat sungguh-sungguh Ia baptis dengan Roh Kudus (artinya: diberi Roh Kudus), sedangkan orang yang tidak percaya / tidak bertobat dengan sungguh-sungguh Ia baptis dengan api (artinya: Ia hukum).
Saya berpendapat bahwa arti ini lebih cocok dengan kontexnya (baca Mat 3:10 dan Mat 3:12, dimana api jelas menunjuk pada hukuman).
Yang manapun arti yang saudara ambil, ayat ini tetap tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan pribadi!
3) Roh Kudus dimasukkan dalam daftar sifat-sifat (2Kor 6:6).
Bantahan:
a) 2Kor 6:6 tidak meletakkan Roh Kudus dalam daftar sifat-sifat.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan 2Kor 6:6 disini:
"... dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik".
Perhatikan bahwa disitu ada kata 'pengetahuan' yang jelas juga bukan merupakan sifat. Karena itu jelas bahwa ayat ini bukan daftar sifat!
Catatan:
Kalau saudara mau lebih jelas lagi, bacalah dalam Kitab Suci mulai 2Kor 6:4 sampai 2Kor 6:7, maka saudara akan menjumpai lebih banyak lagi hal-hal yang bukan merupakan sifat!
b) Kalau orang-orang Saksi Yehovah menafsirkan 2Kor 6:6 itu sebagai daftar sifat, itu akan bertentangan dengan ajaran mereka sendiri, karena mereka mempercayai Roh Kudus sebagai 'kuasa Allah', bukan sebagai sifat!
4) Roh Kudus dibandingkan dengan anggur (Ef 5:18).
Bantahan:
Ef 5:18 tidak membandingkan Roh Kudus dengan anggur. Sebaliknya, Ef 5:18 justru mengkontraskan orang yang mabuk (dikuasai oleh pengaruh anggur) dengan orang yang penuh Roh Kudus (dikuasai oleh Roh Kudus). Kita dilarang untuk mabuk / dikuasai anggur, tetapi sebaliknya diharuskan untuk dipenuhi / dikuasai oleh Roh Kudus. Jadi jelaslah bahwa ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan seorang pribadi!
5) Kitab Suci menggambarkan Roh Kudus sebagai air, api, angin, dsb, dan semua itu merupakan hal-hal yang tidak berpribadi. Jadi, Roh Kudus juga bukan pribadi.
Bantahan:
Sekalipun Kitab Suci menggunakan air, api, dan angin untuk menggambarkan Roh Kudus, tetapi air, api, dan angin itu bukanlah Roh Kudus / tidak sama dengan Roh Kudus! Itu hanya simbol / lambang dari Roh Kudus!
Yesus juga berkata: 'Akulah pintu' (Yoh 10:9), 'Akulah jalan' (Yoh 14:6), sedangkan 'pintu' maupun 'jalan' bukanlah seorang pribadi. Tetapi itu tidak menunjukkan bahwa Yesus bukan pribadi!
Juga dalam Perjanjian Lama, Allah / Yahweh sering digambarkan dengan hal-hal yang tidak berpribadi, seperti 'perisai' (Maz 28:7), 'gunung batu' (Maz 62:3a), 'kota benteng' (Maz 62:3b), dsb. Tetapi semua itu tidak menunjukkan bahwa Allah / YAHWEH itu tidak berpribadi.
6) Dalam Mat 10:19-20 dan Kis 4:24-25, sekalipun memang dikatakan bahwa Roh Kudus itu berbicara, tetapi Roh Kudus berbicara melalui manusia / malaikat.
Bantahan:
Dalam Mat 10:19-20 Roh Kudus memang dikatakan bisa berbicara melalui manusia. Demikian juga dalam Kis 4:24-25 dikatakan bahwa Roh Kudus berbicara dengan perantaraan Daud.
Kalau ini dijadikan dasar untuk berkata bahwa Roh Kudus itu bukan pribadi, ini betul-betul suatu ketololan yang menggelikan, karena:
Allah / YAHWEH juga berbicara kepada Firaun melalui Musa (Kel 6:27,28), tetapi itu tidak membuktikan bahwa Allah / YAHWEH itu tidak berpribadi. Setan juga bisa berbicara melalui manusia (Mark 5:7,9,10), tetapi itu tidak membuktikan setan bukanlah seorang pribadi!
Disamping itu perlu diperhatikan bahwa:
a) Roh Kudus bisa dan pernah berbicara langsung (Kis 8:29 Kis 13:2).
b) Kalau Roh Kudus adalah 'kuasa / tenaga Allah', Ia justru tidak bisa berbicara melalui manusia / melalui apapun juga. Dimana dan kapan saudara pernah mendengar ada suatu kuasa / tenaga bisa berbicara melalui manusia?
7) Dalam Yoh 14:17 kata ganti orang yang ditujukan kepada Roh Kudus seharusnya bukan 'him', tetapi 'it' (ini bisa terlihat dari bahasa Yunani-nya). Ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan pribadi.
Untuk jelasnya, saya akan mengutip buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?' yang berbunyi sebagai berikut:
"Yesus menyebut roh kudus sebagai 'seorang Penolong', dan ia berkata bahwa roh ini akan mengajar, membimbing dan berbicara (Yohanes 14:16,26; 16:13). Kata Yunani yang ia gunakan untuk penolong (parakletos) adalah kata yang berjenis laki-laki atau maskulin. Jadi ketika Yesus menyatakan apa yang akan dilakukan penolong itu, ia menggunakan kata ganti nama pribadi laki-laki (Yohanes 16:7,8). Sebaliknya, bila kata Yunani yang berjenis netral untuk roh (pneuma) digunakan, kata ganti yang netral 'it' dalam bahasa Inggris itulah yang yang digunakan.
Kebanyakan penerjemah yang menganut Tritunggal menyembunyikan fakta ini, seperti diakui oleh New American Bible Katolik berkenaan Yoha-nes 14:17: "Kata Yunani untuk 'Roh' ialah berjenis netral, dan walaupun kita menggunakan kata ganti nama pribadi dalam bahasa Inggris ('he', 'his', 'him'), kebanyakan MSS (manuskrip) Yunani menggunakan kata (bahasa Inggris) 'it'".
Jadi bila Alkitab menggunakan kata ganti nama pribadi berjenis laki-laki sehubungan dengan parakletos dalam Yoh 16:7,8, hal ini sesuai dengan peraturan tatabahasa, bukan menyatakan suatu doktrin" (hal 22).
Bantahan:
Yoh 14:17 memang kalau dilihat dari bahasa Yunaninya menggunakan kata yang kalau diterjemahkan kedalam bahasa Inggris menjadi 'it'. Mengapa memakai 'it'? Karena itu memang sesuai dengan grammar / tatabahasa bahasa Yunani! Kata 'it' itu menunjuk kepada kata 'Roh / Spirit / PNEUMA' yang dalam bahasa Yunaninya mempunyai jenis kelamin netral. (Catatan: dalam bahasa Yunani setiap benda mempunyai jenis kelamin. Bisa masculine / laki-laki, feminine / perempuan, atau neuter / netral).
Kalau dipersoalkan bahwa untuk 'Roh' digunakan kata benda berjenis kelamin netral, maka perlu diingat bahwa:
Dalam Yoh 4:24 dikatakan bahwa 'Allah adalah Roh', dan disinipun kata 'Roh' itu berjenis kelamin netral! Apakah ini menunjukkan bahwa Allah itu adalah 'sesuatu', bukan 'seseorang'?
Juga dalam Luk 23:46 Yesus berkata: 'Ya Bapa ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu'. Ini adalah terjemahan yang salah! NIV menterjemahkan: 'Father, into your hands I commit my spirit' (= Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan rohKu). Di sini kembali digunakan kata 'roh' (PNEUMA) yang berjenis kelamin netral. Apakah ini menunjukkan bahwa Yesus itu bukan seorang pribadi, atau bahwa Yesus itu bukan laki-laki tetapi wadam / banci?
Dalam Yoh 16:7 Roh Kudus disebut PARAKLETOS (= Penghibur). Kata ini mempunyai jenis kelamin masculine / laki-laki, sehingga lalu dalam ayat itu digunakan kata ganti orang AUTON (= him).
Jelaslah bahwa kata 'it' dalam Yoh 14:17 itu tidak bisa digunakan untuk mengatakan bahwa Roh Kudus adalah 'sesuatu' bukan 'seseorang'. Dalam hal ini saya setuju dengan bagian terakhir dari kutipan di atas yang berbunyi: "hal ini sesuai dengan peraturan tatabahasa, bukan menya-takan suatu doktrin".
Bukti-bukti kepribadian Roh Kudus:
1) Sebutan yang digunakan terhadap Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seorang pribadi.
Dalam Yoh 14:16, Yoh 14:26, Yoh 15:26, dan Yoh 16:7, Roh Kudus disebut sebagai 'Penolong / Penghibur'. Dalam bahasa Yunani, semua ayat ini menggunakan istilah yang sama yaitu PARAKLETOS.
Penggunaan istilah ini untuk Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seorang Pribadi.
Perlu juga diketahui bahwa istilah PARAKLETOS ini juga digunakan terhadap Yesus Kristus dalam 1Yoh 2:1 (Kitab Suci Indonesia menterje-mahkan 'Pengantara'). Lalu Yoh 14:16 menyebut Roh Kudus sebagai 'PARAKLETOS (= Penolong) yang lain'.
Ada 2 kata bahasa Yunani yang berarti 'yang lain (= another)', yaitu ALLOS dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya.
W.E. Vine dalam 'An Expository Dictionary of New Testament Words' mengatakan sebagai berikut:
"ALLOS ... denotes another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a different sort" (= ALLOS ... menunjuk pada 'yang lain' dari jenis yang sama; HETEROS ... menunjuk pada 'yang lain' dari jenis yang berbeda).
Illustrasi:
Saya mempunyai satu gelas Aqua. Kalau saya menginginkan satu gelas Aqua 'yang lain', yang sama dengan yang ada pada saya ini, maka saya akan menggunakan ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki minuman 'yang lain', misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan HETEROS, bukan ALLOS.
Kata Yunani yang diterjemahkan 'yang lain' dalam Yoh 14:16 bukanlah HETEROS, tetapi ALLOS. Andaikata yang digunakan adalah HETEROS, maka itu akan menunjukkan adanya perbedaan sifat antara Yesus dan Roh Kudus, sehingga bisa saja Yesus adalah Allah dan merupakan seorang yang berpribadi, sedangkan Roh Kudus bukan. Atau bahwa Yesus itu mahakuasa, sedangkan Roh Kudus tidak. Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah ALLOS, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekalipun adalah PARAKLETOS 'yang lain' dari pada Yesus, tetapi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus.
Karena itu dalam komentarnya tentang ayat ini William Hendriksen, seorang penafsir Reformed, mengatakan:
"He is another Helper, not a different Helper. The word another indicates one like myself, who will take my place, do my work. Hence, if Jesus is a person, the Holy Spirit must also be a person" (= Ia adalah Penolong yang lain, bukan Penolong yang berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang seperti aku sendiri, yang akan mengambil tempatku, melakukan pekerjaanku. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi).
William Hendriksen bahkan melanjutkan dengan berkata:
"For the same reason, if Jesus is divine, the Spirit, too, must be divine" (= dengan alasan yang sama, jika Yesus bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga harus bersifat ilahi / adalah Allah).
2) Roh Kudus mempunyai ciri-ciri seorang pribadi, yaitu adanya:
a) Pikiran.
Yoh 14:26 mengatakan bahwa fungsi Roh Kudus adalah mengajar dan mengingatkan orang percaya akan Firman Tuhan. Bahwa Ia bisa mengajar / mengingatkan, menunjukkan bahwa Ia mempunyai pikiran.
b) Perasaan.
Ef 4:30 mengatakan bahwa kita tidak boleh mendukakan Roh Kudus. Yes 63:10 juga berbicara tentang orang-orang yang mendukakan Roh Kudus. Ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai pera-saan.
c) Kehendak.
1Kor 12:11 mengatakan: "Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya".
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kehendak.
3) Kitab Suci juga menyatakan bahwa Roh Kudus melakukan hal-hal seperti:
mengajar (Luk 12:12 Yoh 14:26). mengingatkan (Yoh 14:26). bersaksi (Yoh 15:26 Ro 8:16). menginsafkan dunia (Yoh 16:8). berkata dan memerintah (Kis 8:29 Kis 13:2). memutuskan (Kis 15:28). membangkitkan Yesus, menghidupkan (Ro 8:11). menyelidiki, tahu apa yang ada dalam diri Allah (1Kor 2:10-11).
Hal-hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh 'seseorang yang berpribadi', bukan oleh 'sesuatu yang tidak berpribadi'!
C) Roh Kudus bukan Allah:
Bahwa orang Saksi Yehovah mempercayai Roh Kudus hanya sebagai kuasa / tenaga Allah yang tidak berpribadi, menunjukkan bahwa mereka tidak mempercayai Roh Kudus sebagai Allah / pribadi ketiga dari Allah Tritunggal.
Ini juga terlihat jelas dari buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', yang dalam hal 22 berkata:
"Berbagai sumber mengakui bahwa Alkitab tidak mendukung gagasan bahwa roh kudus adalah pribadi ketiga dari suatu Tritunggal" (hal 22).
Mereka juga memberikan beberapa kutipan yang mendukung pandangan mereka tersebut. Kutipan-kutipan itu mereka ambil dari:
The Catholic Encyclopedia.
Teolog Katolik Fortman.
New Catholic Encyclopedia.
A Catholic Dictionary.
Catatan:
Adalah sesuatu yang menarik bahwa semua kutipan itu diambil dari golongan Katolik! Salah satu cara yang sering digunakan oleh literatur Saksi Yehovah dalam meyakinkan orang lain adalah dengan memberikan banyak sekali kutipan dari orang / buku sesat yang mendukung pandangan mereka. Begitu banyaknya kutipan yang mereka gunakan sehingga: saudara bisa merasa aneh bahwa banyak orang / buku itu bisa salah / sesat semua. saudara bisa merasa diri tolol kalau saudara tidak menyetujui begitu banyak orang / buku itu.
Menghadapi hal seperti ini ingatlah bahwa kebenaran bukanlah persoalan demokrasi, seakan-akan yang banyak itu pasti benar!
Lalu dalam buku yang sama dalam hal 23 dikatakan:
"Roh kudus tidak setara dengan Allah tetapi selalu dipakai olehNya dan lebih rendah daripada Dia".
Bantahan:
Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah, dan hal ini bisa saudara lihat di bawah ini.
Bukti-bukti keilahian Roh Kudus:
1) Kitab Suci menggunakan sebutan Roh Kudus dan Allah / Tuhan (ADONAI) / TUHAN (Yahweh) secara interchangeable (= bisa dibolak-balik).
Contoh:
a) Bandingkan Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27:
Yes 6:8-10 - "Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: 'Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?'. Maka sahutku: 'Ini aku, utuslah aku!'. Kemudian firmanNya: 'Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh'".
Kis 28:25-27 - "Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: 'Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka'".
Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam Kis 28:25-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10. Tetapi dalam Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah 'suara Tuhan' kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kis 28:25-27 itu Paulus berkata bahwa 'firman itu disampaikan oleh Roh Kudus' dengan perantaraan nabi Yesaya. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri!
b) Bandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7:
Ibr 3:7-11 - "Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: 'Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan ber-kata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu'".
Karena kata-kata dalam Ibr 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata 'mencobai Aku' berarti 'mencobai Roh Kudus'.
Kalau sekarang kita melihat dalam Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr 3:7-11 tadi, maka bisa kita dapatkan dari Maz 95:8 bahwa itu adalah peristiwa yang terjadi di Masa dan Meriba. Dan peristiwa Masa dan Meriba itu diceritakan dalam Kel 17:1-7. Sekarang perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi:
"Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: 'Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?'".
Jadi disini dipakai istilah 'mencobai TUHAN (YAHWEH)', padahal tadi dalam Ibr 3:7-11 dikatakan bahwa mereka 'mencobai Roh Kudus'. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN (YAHWEH)!
c) Bandingkan Ibr 10:15-17 dengan Yer 31:33-34.
Ibr 10:15-17 - "Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: 'Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,' Ia berfirman pula: 'Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.'"
Yer 31:33-34 - "Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka".
Jelas terlihat bahwa Ibr 10:16-17 merupakan kutipan sebagian (tidak seluruhnya) dari Yer 31:33,34. Tetapi dalam Yer 31 dikatakan bahwa kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN / Yahweh (perhatikan kata-kata 'firman TUHAN' dalam Yer 31:31,32c,34b). Sedangkan dalam Ibr 10:15-17 dikatakan bahwa itu merupakan 'kesaksian / firman Roh Kudus' (Ibr 10:15b,16b).
Disamping itu, dalam Yer 31 itu, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh Taurat dalam batin umatNya, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN / Yahweh sendiri. Sedangkan dalam Ibr 10:15-17, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh hukum dalam hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa, adalah Roh Kudus.
Juga perlu diperhatikan bahwa Roh Kudus dikatakan 'tidak mengingat dosa'. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa.
Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN / Yahweh sendiri!
d) Sekarang mari kita melihat pada Kis 5:3-4,9 yang berbunyi sebagai berikut:
"Tetapi Petrus berkata: 'Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah. ... Kata Petrus: 'Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?'".
Perhatikan bahwa kalau dalam Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias 'mendustai Roh Kudus', maka dalam Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias 'mendustai Allah'. Lalu dalam Kis 5:9 Petrus berkata bahwa mereka 'mencobai Roh Tuhan'. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah!
e) Dalam 1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah 'bait Allah' (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata 'dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu'. Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah, maka itu seharusnya berarti bahwa Allahlah yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan Roh Allah (= Roh Kudus) yang tinggal di dalam kita.
Dan kalau kita melihat dalam 1Kor 6:19 maka di sana Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah 'bait Roh Kudus'.
Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah Allah!
f) Dengan cara yang sama, kalau kita membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14 maka bisa kita simpulkan bahwa 'Roh TUHAN' dalam Yes 40:13 itu adalah 'TUHAN' dalam Yes 40:14.
2) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah seperti:
a) Kekal (Ibr 9:14).
b) Mahaada (Maz 139:7-10).
c) Mahatahu (1Kor 2:10-11 Yes 40:13).
1Kor 2:10-11 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus itu maha-tahu!
d) Mahakuasa (Mat 12:28).
e) Suci.
Ini terlihat dari sebutan 'kudus', dan juga terlihat dari Ef 4:30 yang menunjukkan bahwa dosa kita mendukakan Roh Kudus.
3) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:
a) Penciptaan (Kej 1:2 Ayub 33:4).
b) Melahirbarukan (Yoh 3:5-6 Tit 3:5).
c) Membangkitkan Yesus (Ro 8:11).
4) Nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak, seperti dalam Mat 28:19 dan 2Kor 13:13.
Perlu saudara ingat bahwa dalam Mat 28:19 nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi dalam formula baptisan. Adalah aneh, bahkan tidak masuk akal, kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama Bapa (yang adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang bukan Allah, bahkan bukan pribadi).
Demikian juga dalam 2Kor 13:13 Paulus menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus.
Karena itu bisa disimpulkan bahwa dalam 2 ayat tersebut, penyejajaran Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan bahwa 3 pribadi itu setingkat! Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri!
-AMIN-
e-mail us at golgotha_ministry@yahoo.com
Lihat pula
Referensi dan pranala luar
- ^ Tertullian, Against Praxeas, chapter II
- ^ The Oxford Dictionary of the Christian Church (Oxford University Press, 2005 ISBN 978-0-19-280290-3), article Trinity, doctrine of the
- ^ Lewis and Short: trinitas
- ^ Lewis and Short: trinus
- ^ Liddell & Scott, A Greek-English Lexicon. entry for Τριάς, retrieved December 19, 2006
- ^ Theophilus of Antioch, To Autolycus, II.XV (retrieved on December 19, 2006).
- ^ W.Fulton in the "Encyclopedia of Religion and Ethics"
- ^ Theandros, an online Journal of Orthodox Christian Theology and Philosophy, vol. 3, Fall 2005. http://www.theandros.com/htrinity.html "In like manner also the three days which were before the luminaries, are types of the Trinity Τριάδος, of God, and His Word, and His wisdom. And the fourth is the type of man, who needs light, that so there may be God, the Word, wisdom, man."
- ^ Against Praxeas, chapter 3
- ^ Against Praxeas, bab 2 and in other chapters
- ^ History of the Doctrine of the Trinity.
- ^ a b c (Indonesia)Yohanes Calvin. 1980. Institutio. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia.
- ^ Lukas 3:22
- ^ Yohanes 14:10
- ^ Yohanes 5:31
- ^ Yohanes 8:17
- ^ 2 Korintus 13:1
Umum
- Doctrine of the Trinity Overview of history, doctrinal statements and critics of the doctrine of the Trinity.
- Pengantar Bahasa Ibrani oleh DR.D.L Baker, DR.S.M.Siahaan,Dr.A.A.Sitompul (ISBN 978-979-415-328-4)
- Kamus Singkat Ibrani - Indonesia oleh D.L.Baker dan A.A.Sitompul (ISBN 978-979-415-978-1)
Tritunggal
- The Trinity — Historic Christian Essays by Jonathan Edwards, John Owen, Athanasius, Augustine and more. Extensive resource arguing for the doctrine's biblical nature from a conservative Calvinist POV.
- [1] Andrei Rublev's icon of the Trinity, with discussion of the history of the Trinity in iconography.
- Jesus Christ our Creator: A Biblical Defence of the Trinity
- Catechism of the Catholic Church, chapter on the Creed.
- The Trinity, the Definition of Chalcedon, and Oneness Theology (defending the Trinity against Modalism)
- Jesus: God's Wisdom
- The Divine Claims of Jesus
- What does the Bible say about the Trinity?
- Comprehending God — Part 1 mp3 sermon/study from Hope Video Ministries
- Comprehending God — Part 2 mp3 sermon/study from Hope Video Ministries
- Amazing Facts Questions Answers about trinity
- One God in three Persons
Anti-Tritunggal
- "The Oneness of God" by David K. Bernard (Series in Pentecostal Theology, Volume 1)
- Christology Series of articles and essays on a Christadelphian discussion forum.
- Should you believe in the Trinity? — pandangan Saksi Yehovah.
- Comparing scripture with the Trinity doctrine — Includes a forum.
- "Trinity" in the Forerunner Commentary — Scriptural evidence against the Trinity belief.
- Is the Trinity a biblical doctrine? from Iglesia ni Cristo