Danau Picung

danau di Indonesia

Danau Picung merupakan tempat Wisata Danau Alami, terletak disebelah Utara ibukota Muara Aman dengan jarak ± sekitar 5 Km. Danau Picung merupakan danau buatan yang telah ada sejak zaman penjajahan Kolonial Belanda. Danau Picung dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada waktu itu sebagai sumber air untuk memutar kincir pengolahan emas ditambang emas disekitar daerah Lebong Tambang.

Danau Picung awalnya dibangun oleh Belanda diareal seluas 500 Ha, namun seiring waktu, terjadilah penyusutan luas area danau Picung menjadi 200 Ha seperti saat ini.

Akses Transportasi

Danau Picung dapat diakses dari Ibukota Provinsi Bengkulu sekitar 4-5 jam perjalanan darat via Curup dan 3-4 jam perjalanan darat via Bengkulu Utara.

Sejarah

Danau picung ini adalah bekas galian-galian orang Belanda dan tempat memutar kincir pengolahan emas yang berada di lebong tambang, yang sekarang ini di kenal dengan tempat wisata lobang kaca mata. Dengan di tinggalnya bekas-bekas galian tersebut keluar lah mata air yang memenuhi seluruh galian-galian para orang Belanda yang sekarang dikenal sebagai objek wisata danau picung yang sangat indah pemandangannya dan masih sangat alami.

Danau Picung ini memiliki banyak menyimpan sejarah tentang awal mula kabupaten Lebong yang merupakan daerah tua yang memiliki banyak kekayaan alam terutama tambang emas. Pada masa revolusi, wilayah ini telah berkontribusi dalam pembangunan Monumen Nasional, atau yang dikenal dengan nama Monas di DKI Jakarta, pada puncaknya terdapat emas, dan menurut sejarah sebagian emas tersebut dari Lebong.

Potensi Wisata

Dikelilingi Perbukit Tinggi, Danau Picung Pun Membuat Segar Mata. Selain Cocok Untuk Tempat Rekreasi Keluarga Danau Picung Ini Juga Menjadi Tempat Yang Tepat Untuk Menyelenggarakan Out bond. Danau ini banyak dikunjungi ketika akhir pekan dan ramai pula ketika sore hari dimana banyak para muda-mudi berdatangan ke danau ini.

Fasilitas danau yang ditawarkan yaitu berupa keliling danau dengan perahu dengan harga murah mulai dari lima ribu rupiah sampai sepuluh ribu rupiah dan keliling danau dengan perahu cepat/klotok/ketek dengan harga mulai dari dua puluh ribu rupiah sampai dua puluh lima ribu rupiah. Selain itu, ada banyak warung-warung yang berada di pinggiran danau ini. Warung-warung itu umumnya menjual makanan setempat seperti nasi, lema, gorengan dan jagung bakar, namun ada pula pedagang makanan ringan.

Referensi