Garuda Indonesia
Garuda Indonesia (IDX: GIAA) (PT Garuda Indonesa (Persero) Tbk) adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Sejak Juni 2007, maskapai ini, bersama dengan maskapai Indonesia lainnya, dilarang menerbangi rute Eropa karena alasan keselamatan, namun, larangan ini dicabut dua tahun kemudian, tahun 2009[1], Setahun sebelumnya, maskapai ini telah menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA, yang berarti bahwa Garuda telah seluruhnya memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional[2]. Garuda masuk dalam daftar maskapai bintang empat dari Skytrax, yang berarti memiliki kinerja dan pelayanan yang bagus[3].
Berkas:Garuda Indonesia Logo.svg.png | |||||||
| |||||||
Didirikan | 26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Penghubung | |||||||
Penghubung sekunder | |||||||
Kota fokus | Padang, Palembang, Yogyakarta, Semarang, Manado | ||||||
Program penumpang setia | Garuda Frequent Flyer | ||||||
Lounge bandara | Garuda Executive Lounge | ||||||
Aliansi | SkyTeam (tahun 2014) | ||||||
Anak perusahaan |
| ||||||
Armada | 87 (+40 pesanan)(Januari 2011) | ||||||
Tujuan | 51 | ||||||
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia | ||||||
Tokoh utama | Emirsyah Satar (CEO) | ||||||
Situs web | http://www.garuda-indonesia.com |
Tahun 2014 Garuda akan bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam[4].Pada 2012, Garuda Indonesia mendapat penghargaan Best International Airline di antara maskapai-maskapai kelas dunia lainnya dengan 91 persen penumpang menyatakan sangat puas dengan pelayanan maskapai ini.[5] Garuda juga merupakan sponsor SEA Games 2011 dan telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Liverpool FC Inggris.
Kode data
Asal nama Garuda Indonesia
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu")
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran - Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
Sejarah
1940an-1950an: Masa awal
Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.
Pada tanggal 26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi Garuda Indonesia. Pada saat itu nama maskapai adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 Dollar Malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij, perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda pada awalnya adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda, Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada tahun 1953 ke pemerintah Indonesia.
Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan sebuah pesawat DC-3 kepada Pemerintah Burma. Pada mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pionir lainnya di Asia.
Pada tahun 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat. Tahun 1956 mereka mengangkut jamaah haji dan membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.
1960an: Tumbuh dan Berkembang
Tahun 1960-an adalah era kemajuan pesat Garuda. Pada tahun 1960, Garuda mendatangkan tiga pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra. Ketiga pesawat baru itu masuk dinas aktif pada bulan Januari 1961 serta diberi nama "Pulau Bali", "Candi Borobudur" dan "Danau Toba", tiga tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal dunia luar. Di tahun yang sama, Garuda membuka rute penerbangan menuju Hong Kong. Garuda memasuki era jet di tahun 1964 dengan datangnya tiga pesawat baru Convair 990A yang diberi nama "Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya", nama-nama kerajaan kuno di Indonesia, dan menjadi maskapai pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan pesawat jet subsonik. Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan pesawat berteknologi canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat lain yang sejenis, seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8[6]. Dengan pesawat ini pula Garuda kemudian membuka penerbangan antarbenua dari Jakarta ke Amsterdam melewati Kolombo, Bombay, Roma, dan Praha. Di tahun 1966, Garuda kembali memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8. Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah pesawat turboprop baru, Fokker F27. Pesawat ini datang secara bertahap mulai tahun 1969 hingga 1970 dan dioperasikan untuk penerbangan domestik.
Tahun 1970an-1980an: "New Branding"
Pada tahun 1970-an Garuda Indonesia membeli beberapa jenis narrow-body jet yaitu McDonnell-Douglas DC-9 dan Fokker F28 serta pesawat jenis turboprop Fokker F27 (sebagai sarana transisi para pilot dan kru pendukung ke F28 yang bermesin turbojet) untuk penerbangan domestik. Pada 1973, maskapai ini mulai membeli pesawat badan lebar McDonnell Douglas DC-10-30 untuk penerbangan internasional jarak jauh, seperti ke Eropa, sementara Douglas DC-8 digunakan untuk penerbangan ke Asia dan Australia, dan akhirnya dipensiunkan sekitar akhir 1970-an. Sementara pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300 dan mulai membeli Boeing 747-2U3B untuk menambah penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat. Garuda merupakan operator terbesar Fokker 28, sekitar 63 unit pernah dioperasikan. Garuda juga merupakan konsumen perdana (launch customer) dari Airbus A300B4-220FFCC (varian A300 perdana dengan kru kokpit 2 orang)
1990an: Konsolidasi dan masa sulit
Dalam tahun 1990-an, Garuda membeli 9 unit McDonnell-Douglas MD-11 (1991), Boeing 737 seri -300 , -400, dan -500 (tahun 1992, untuk menggantikan DC-9), serta Boeing 747-400 (tahun 1994, 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 disewa, bekas Varig) dan Airbus A330-300 (1996). Tetapi, pada masa ini Garuda mengalami dua musibah, yang pertama, di Fukuoka, Jepang, dan yang terburuk , dan yang juga merupakan tragedi terburuk dalam sejarah penerbangan Indonesia, adalah pada tahun 1997, dimana sebuah A300 jatuh di Sibolangit, Sumatera Utara. menewaskan seluruh penumpangnya. Maskapai ini pun mengalami periode ekonomi sulit, karena, pada tahun yang sama Indonesia terkena Krisis Finansial Asia, yang terjadi pada tahun yang sama. Setelah itu, Garuda sama sekali tidak terbang ke Eropa maupun Amerika (meskipun beberapa rute seperti Frankfurt, London dan Amsterdam sempat dibuka kembali, namun akhirnya kembali ditutup. Rute Amsterdam ditutup tahun 2004). Tetapi, dalam pertengahan tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus[7].
2000-sekarang: Penurunan reputasi, pelarangan Uni Eropa, dan awal kebangkitan
Memasuki tahun 2000an, maskapai ini membentuk anak perusahaan bernama Citilink, yang menyediakan penerbangan biaya murah dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia. Namun, Garuda masih saja bermasalah, selain menghadapi masalah keuangan (Pada awal hingga pertengahan 2000an, maskapai ini selalu mengalami kerugian), Beberapa peristiwa internasional (juga di Indonesia) juga memperburuk kinerja Garuda, seperti Serangan 11 September 2001, Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Selain itu, Garuda juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama setelah jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta ketika akan mendarat. Hal ini mengakibatkan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim pimpinan Frederico Grandini[8].yaitu rute Jakarta - Amsterdam. Rute Eropa lain seperti Paris, London, dan Frankfurt juga dipertimbangkan untuk dibuka kembali, tergentung keadaan perekonomian Indonesia kelak.
Garuda memasuki bursa saham
Pada tanggal 11 Februari 2011. Garuda memulai IPO sebagai langkah awal menuju bursa saham[9]. Pemerintah menyatakan bahwa harga saham Garuda adalah Rp.750 per saham dan mengurangi penawaran saham dari 9.362 lembar ke 6.3 lembar saham[10]. Garuda Indonesia memutuskan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia.
Pada 27 April 2012, CT Corp melalui PT Trans Airways membeli 10.9% saham Garuda Indonesia di harga Rp620 per lembar dengan total sebesar Rp 1,53 triliun. Harga ini lebih tinggi dari harga terendah yaitu Rp395 per lembar, tapi masih dibawah harga IPO sebesar Rp750 per lembar.[11]
Profil Perusahaan
Anak Perusahaan
Garuda Indonesia memiliki beberapa anak perusahaan untuk mendukung operasinya, yaitu:
- PT Citilink Indonesia (Citilink)[12], maskapai penerbangan berbiaya murah
- PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AeroAsia)[13], fasilitas perawatan pesawat
- PT Aero Wisata (AeroWisata)[13]
- PT Abacus Distribution Systems Indonesia (Abacus)[13]
- PT Aero Systems Indonesia (asyst)[13][14]
Unit Bisnis Strategis
Lompatan Quantum
Mengikuti pencabutan larangan terbang Uni Eropa Terhadap Garuda Indonesia dan 3 maskapai penerbangan Indonesia lainnya, Garuda Indonesia pada Juli 2009 mengumumkan meluncurkan sebuah rencana ekspansi 5 tahun yang agresif yang bernama Quantum Leap. rencana ini juga termasuk meng-overhaul tampilan maskapai seperti mengubah livery maskapai, seragam staf dan logo[16][17]. dalam waktu 5 tahun, Garuda Indonesia akan menggandakan armadanya dari 62 menjadi 116 pesawat. Quantum Leap juga berencana untuk menaikkan jumlah penumpang per tahun menjadi 27.6 juta dalam periode yang sama, bertambah sebanyak 10.1 juta dari sewaktu program pertama kali dijalankan melalui pertambahan tujuan domestik maupun internasional dari 41 menjadi 62. Rute ekspansi mencakup Amsterdam, dengan transit di Dubai, pada tahun 2010. Penerbangan non-stop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER direncanakan akan dimulai pada tahun 2011. Rute lain ke Hub-hub dunia seperti London, Frankfurt, Paris, Roma, Madrid, Los Angeles, serta kota lainnya dipertimbangkan untuk dibuka kembali.
Sebuah Inisiatif akan lambang baru, dikembangkan oleh konsultan merek Landor Associates, berputar pada sebuah ide baru seputar "sayap alam". Logo lama Garuda telah diganti, menegaskan simbol burung ikonik yang dirancang oleh Landor juga 27 tahun sebelumnya. Tampilan baru ini diharapkan untuk dapat "menangkap semangat keramahan Indonesia dan profesionalisme".
Pada 10 Juni 2009, Garuda Indonesia mengungkapkan sebuah skema warna baru pada sebuah Airbus A330-243 baru setelah memakai desain yang sama selama 22 tahun. Ekor yang di-overhaul terdiri dari nuansa warna biru yang berbeda beda dengan tulisan Garuda Indonesia di tengah dari masing masing sisi lambung pesawat. Garuda Indonesia mempertahankan simbol garuda yang didesain Landor di lambung pesawat dan terus menggunakannya sebagai identitas perusahaan.
pada 28 Mei 2010, Garuda Indonesia Secara resmi meluncurkan seragam baru bagi pramugari/pramugaranya. seragam pramugari terinspirasi dari kebaya tradisional dengan batik motif lereng dilengkapi dengan kebaya berwarna biru gaya Kartini di bagian atas. kostum tambahan bagi pramugari termasuk sebuah batik motif lereng berwarna jingga dengan kebaya berwarna jingga. laki laki memakai jas abu abu, kemeja biru dan dasi bermerek. seragam ini didesain oleh Josephine Komara.
Konsep pelayanan baru Garuda Indonesia disebut "Garuda Indonesia Experience", termasuk berbagai aspek dari kebudayaan, masakan, dan keramahan Indonesia. Mini Nasi Tumpeng Nusantara, dan jus martebe(markisa dan terong belanda), telah menjadi tanda masakan Garuda Indonesia yang baru. Tahun 2011 ini, tepatnya bulan Februari, maskapai ini berencana memperkenalkan tempe dalam menu masakannya, diawali dengan penerbangan ke Tokyo, Jepang, (ini disebabkan tempe yang disajikan dibuat oleh seorang perajin Indonesia di Jepang, apalagi, orang Jepang mudah menerima rasa tempe, apalagi setelah penelitian yang membuktikan manfaatnya bagi kesehatan)[18].
Pelayanan
Pada 2009 yang lalu[19], Garuda mulai berusaha mensejajarkan diri dengan maskapai-maskapai internasional kelas dunia seperti KLM, Air France dan Singapore Airlines, dengan memperkenalkan sistem hiburan AVOD terbaru (Audio Video on Demand) dengan televisi di setiap kursi, terutama dalam armada jarak jauh. Garuda juga memperkenalkan kursi kelas bisnis yang dapat diubah menjadi tempat tidur pada penerbangan jarak jauh.
Kelas Eksekutif
Pesawat A330 (seri -200 dan -300) memiliki produk kelas eksekutif baru dengan Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan hingga 180 derajat. Kursi ini memiliki sandaran tangan 11 inci,layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi, colokan laptop pribadi, dan lampu baca pribadi.
Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan kursi eksekutif lama. Boeing 747–400 memiliki ruang kaki 46"-48" dengan panjang kursi 16". Sementara di Boeing 737 , termasuk seri -300, -400, -500, dan seri -800 yang lebih tua memiliki ruang kaki 41" to 44" dengan panjang 19". Di beberapa pesawat, tersedia TV di setiap kursi.
Kelas Ekonomi
Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 aircraft dan Boeing 737-800 yang lebih baru memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan AVOD.
Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Anggur dan bir juga ditawarkan dalam penerbangan internasional.
Nomor penerbangan
Berikut nomor-nomor penerbangan maskapai Garuda Indonesia.[butuh rujukan]
- GA 001 = Penerbangan kepresidenan (Penerbangan kepresidenan jarak jauh dilaksanakan dengan pesawat Airbus A330-300, sementara untuk jarak dekat digunakan Boeing 737-800. Pada era Soeharto, penerbangan kepresidenan dilaksanakan dengan pesawat McDonnell Douglas DC-10)
- GA 010-079 = Citilink, Citilink sekarang menggunakan kode QG setelah mendapat AOC dari Kementerian Perhubungan
- GA 086-089 = Eropa
- GA 100-199 = Indonesia (Sumatera)
- GA 200-299 = Indonesia (Jawa Tengah dan Malang)
- GA 300-399 = Indonesia (Surabaya)
- GA 400-499 = Indonesia (Nusa Tenggara)
- GA 500-599 = Indonesia (Kalimantan)
- GA 600-699 = Indonesia (Sulawesi,Maluku,Papua)
- GA 700-799 = Australia
- GA 800-899 = Asia (Kecuali Indonesia dan Timur Tengah)
- GA 900-999 = Timur Tengah
Armada
Terhitung Desember 2012, armada Garuda Indonesia adalah sebagai berikut:[20][21][22][23]
Jenis Pesawat | Beroperasi | Dalam Pesanan | Kelas Penumpang | Catatan | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
F | C | Y | Total | ||||||
Airbus A330-200 | 8 | 3 | — | 36 | 186 | 222 | |||
Airbus A330-300 | 6 | 24 | — | 42 | 215 | 257 | |||
Boeing 737-300 | 5 | — | — | 16 | 94 | 110 | |||
Boeing 737-500 | 5 | — | — | 12 | 84 | 96 | |||
Boeing 737-800 | 55 | 3 | — | 12 | 144 | 156 | |||
Boeing 747-400 | 2 | — | — | 45 | 385 | 430 | Pesawat ketiga, PK-GSI, telah dikembalikan ke penyewa dan sekarang berdinas di Orient Thai Airlines | ||
Boeing 777-300ER | — | 10 | 10 | 50 | 325 | 385 | Pengiriman pertama diperkirakan tiba pada tahun 2013[24] | ||
Bombardier CRJ1000 | 4 | 16 | — | 10 | 85 | 95 | Pengiriman pertama 12 Oktober 2012 | ||
Total | 83 | 57 |
Kota Tujuan
Garuda Indonesia menawarkan penerbangan ke 16 tujuan internasional melalui codeshare agreement dengan maskapai-maskapai berikut ini, tanda * merupakan anggota SkyTeam:
|
Insiden yang menimpa Garuda Indonesia
Beberapa Insiden yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:
- 6 Maret 1979 - Garuda Indonesia Penerbangan 553 menabrak lereng Gunung Bromo di ketinggian 6.200 kaki menewaskan keempat awaknya.
- 11 Juli 1979 - Fokker F-28 Garuda Indonesia menabrak lereng Gunung Pertektekan menewaskan 57 penumpang beserta 4 orang awaknya.
- 20 Maret 1982 - Fokker F-28 Garuda Indonesia terperosok setelah mendarat di Bandara Branti, Lampung menewaskan 23 penumpang beserta 4 orang awaknya.
- 17 Juni 1996 -McDonnell Douglas DC-10 Garuda Indonesia Penerbangan 865, pesawat terbakar setelah overrun akibat aborting take off oleh penerbangnya di Bandar Udara Fukuoka, Jepang saat akan take off menuju Jakarta, Indonesia.Kejadian ini disebabkan kerusakan yang terjadi pada satu mesinnya sehingga pilot harus membatalkan lepas landas. 3 dari 275 penumpang tewas.
- 26 September 1997 - Garuda Indonesia Penerbangan 152 jatuh di Desa Buah Nabar, kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 222 penumpang dan 12 awak pesawat. Kecelakaan ini merupakan yang terburuk di sejarah penerbangan Indonesia.
- 17 Januari 2002 - Garuda Indonesia Penerbangan 421 mendarat darurat di Bengawan Solo menewaskan 1 awak pesawat.
- 22 November 2004 - Sri Hardono, kapten Garuda Indonesia Penerbangan 501, sebuah Boeing 737-500 mendadak sakit tak lama setelah lepas landas dari Bandar Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Ia lalu meminta izin kepada pengawas lalu lintas udara {ATC) untuk kembali mendarat di Supadio, Hardono meninggal tak lama setelah mendarat ketika masih di kokpit. Penyebab kematiannya adalah serangan jantung. Karena insiden ini, bandara ditutup selama 40 menit, Namun, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini[26].
- 7 Maret 2007 - Garuda Indonesia Penerbangan 200 meluncur keluar landasan (overrun),terbakar dan meledak sesaat setelah mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Sedikitnya 22 orang meninggal dunia. Pesawat tersebut membawa penumpang sebanyak 133 orang dan 7 awak. Kecelakaan ini disebabkan oleh kesalahan pilot.[27]
Masalah Sistem IOCS Garuda Indonesia
Pada bulan November 2010, Garuda Indonesia menerapkan sistem baru yang disebut dengan sistem kendali operasi terpadu (Integrated Operational Control System/IOCS). Sistem terpadu ini menggabungkan sistem untuk memantau pergerakan pesawat, awak kabin, dan manajemen penumpang yang sebelumnya merupakan aplikasi terpisah. Tentang IOCS milik Garuda Indonesia tersebut:
- Sistem ini merupakan gabungan sistem yang memantau pergerakan pesawat, penjadwalan awak kabin, dan manajemen penumpang
- Sistem IOCS ini berharga US$ 1.5 juta (update: sebelumnya tertulis US$15 juta)
- Sistem IOCS ini menangani 81 pesawat, 580 pilot, 2000 awak kabin and 2000 penerbangan per minggu
- Pada tanggal 19 November 2010, selama 4 jam sistem tidak bisa diakses
Kondisi selama sistem IOCS tersebut gagal berjalan karena:
- Jadwal kru pesawat yang kacau, jadwal pilot yang bertabrakan, sampai-sampai ada pilot yang sedang sakit mendapat jadwal menerbangkan pesawat
- Pada tanggal 21 November 2010, terjadi delay masal penerbangan Garuda
- Pada tanggal 22 November 2010, penerbangan ke Medan, Batam, Pangkal Pinang and Padang dibatalkan
- Pada tanggal 23 November 2010, sejumlah 13 jadwal penerbangan dibatalkan
- Pemesanan tiket ditutup dari tanggal 22-24 November 2010
- 5000 jemaah haji terlantar di Arab Saudi. Menurut Direktur Operasi Garuda, keterlambatan disebabkan terbatasnya pintu keberangkatan di bandara
Kemudian pada tanggal 25 November 2010, penerbangan kembali normal.
Kerjasama dengan Liverpool FC
Pada bulan Juli 2012, Garuda Indonesia menandatangani perjanjian sponsorship selama 3 tahun dengan klub Liga InggrisLiverpool FC. Persetujuan tersebut memberi Garuda hak sebagai Official Partner Liverpool Football Club (Partner Resmi Liverpool FC) dan Official Global Airline Partner of Liverpool Football Club (Partner Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC). Tambahannya, selama musim kompetisi 2012-2013, setiap pertandingan kandang Liverpool di Anfield, akan diputar video iklan Garuda berdurasi 6 menit.Kerjasama dengan Liverpool ini akan memberikan Garuda Indonesia media exposure untuk meningkatkan brand awareness di pasar internasional secara lebih efektif dengan benefit yang lebih maksimal, mengingat brand Garuda Indonesia akan mendapatkan frekuensi penayangan yang lebih tinggi dengan durasi tayang lebih lama. Rencananya, Liverpool akan melakukan tour Asia tahun depan, dan salah satu negara tujuannya adalah Indonesia. Melalui kunjungan tour ke Indonesia tersebut, Garuda Indonesia mengharapkan kunjungan ini akan semakin meningkatkan semangat persepakbolaan di Indonesia.[28][29][30]
Majalah Garuda
Garuda Indonesia telah melayani kepulauan Indonesia dan di luar selama 60 tahun. Untuk jaringan rute domestik dan internasional menghubungkan Indonesia ke Australia, Asia Tenggara, Cina, Korea, Jepang dan Timur Tengah. Garuda Indonesia melayani 44 tujuan dengan lebih dari 1800 penerbangan mingguan.
Garuda In-Flight Magazine memiliki oplah 60.000 eksemplar dan didistribusikan pada seluruh penerbangan Garuda Indonesia. Hal ini diterbitkan sebagai media on-board eksklusif dengan cerita perjalanan menarik di tujuan di seluruh nusantara, fitur, wawancara dengan orang Indonesia terkenal dan artikel gaya hidup pada anggur dan fine dining, belanja, fashion dan keindahan, budaya dan seni.
Garuda In-Flight Magazine memiliki lebih dari 900.000 pembaca per bulan, termasuk A dan A + pengusaha / wanita, profesi, pengusaha, dan wisatawan kelas atas.
Garuda pesawat terbang Majalah ini diterbitkan di bawah lisensi untuk Garuda Indonesia oleh PT Indo Multi Media
Sirkulasi dan Distribusi Sebanyak 60.000 eksemplar Garuda In-Flight Magazine - Inggris / Versi Indonesia dan 30.000 eksemplar Garuda In-Flight Magazine Versi Jepang dan Mawaddah (Arab) didistribusikan gratis pada setiap bulan, sebagai berikut:
1.Semua penerbangan Garuda Indonesia ke 44 tujuan (internasional dan domestik)
2.Garuda Indonesia Executive Lounge di Bandara seluruh Indonesia
3.Semua pemegang Kartu Platinum Garuda Frequent Flyer Program
Didirikan pada tahun 1992, Indo Multi Media (IMM) adalah salah satu penerbitan terkemuka bahasa Inggris di Indonesia dan grup media pemasaran dioperasikan dengan saran dari penasehat teknis asing yang berpengalaman dan konsultan.
Tujuan IMM adalah untuk menjadi penyedia terkemuka kualitas pelayanan media komunikasi cetak & penerbitan elektronik, jasa kreatif dan branding, konsultasi dan pelaksanaan melalui acara, promosi & pameran.
Struktur kelompok adalah sebagai berikut:
- Indo Manca Media menerbitkan Jakarta JAVA KINI serta Jakarta Java Dining, Jakarta Expat Directory dan Seri Peta Jakarta, Banten, Bandung & Jawa Barat; Yogyakarta & Jawa Tengah; Surabaya & Jawa Timur; Peta Golf, Peta Hiburan Jakarta dan lainnya terkait majalah Jakarta & Java.
- Media Wisata Dewata yang mempublikasikan lengan IMM di Bali dan menerbitkan Hello Bali, Bali Dining, Bali Tourism Board's Map Series dan lainnya yang terkait Bali.
Galeri
-
Garuda dengan livery baru di Bandara Adisucipto, Yogyakarta
-
Garuda saat baru terbang dari Bandar Udara Haluoleo, Kendari
-
Model A300 Durand milik Garuda
-
Sebuah armada Douglas DC-3 milik Garuda, saat ini telah dipensiunkan
-
Model Fokker F28-1000
-
Sebuah armada baru milik Garuda Indonesia, Bombardier CRJ1000NextGen
-
Logo Garuda di Boeing 737-800 NG
Rujukan
- ^ "List of airlines banned within the EU". European Commission's "Transport" website. Diakses tanggal 2009-06-21.
- ^ http://www.flightblight.com/2010/11 Retrived at January 7, 2011
- ^ GARUDA INDONESIA : official 4-Star Ranking of Product and Service Quality 2010
- ^ "Garuda Indonesia Joins SkyTeam". SkyTeam. 23/11/10. Diakses tanggal 7 December 2010.
- ^ "March 6, 2012 - Garuda named "best airline in the world"".
- ^ http://www.garuda-indonesia.com/gi_id/About+Us/about.page
- ^ Garuda Indonesia – Company History. Fundinguniverse.com. Retrieved on 2010-11-25.
- ^ The European Airline Banlist: Garuda to apply for Amsterdam flights
- ^ UPDATE 1-Garuda $500 mln IPO kicks off busy yr in Indonesia http://www.reuters.com/article/idUSTOE70302X20110104
- ^ UPDATE 1-Garuda Indonesia IPO to raise $526 mln, retail may lift debut http://www.reuters.com/article/idUSL3E7CQ07L20110126
- ^ Artikel: CT beli 10% saham Garuda Indonesia
- ^ Citilink About-us
- ^ a b c d Garuda Indonesia Subsidiaries
- ^ Tentang asyst
- ^ a b c Garuda Indonesia SBU
- ^ ""Quantum Leap" planned for post-EU ban Garuda". eTurbo News. 23/7/09. Diakses tanggal 9 December 2010.
- ^ Primastuti Handayani (6/03/2010). "Garuda says Schipol first step to 'Quantum Leap'". The Jakarta Post. Diakses tanggal 9 December 2010.
- ^ http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/01/31/PT/mbm.20110131.PT135804.id.html
- ^ Garuda Indonesia news
- ^ "Garuda Indonesia Fleet structure" (PDF).
- ^ http://www.airbus.com/fileadmin/backstage/orders_deliveries_table/Airbus_June_2012_orders_and_deliveries.xls
- ^ http://www.planespotters.net/Airline/Garuda-Indonesia
- ^ http://www.airfleets.net/flottecie/Garuda.htm
- ^ http://www.aviationweek.com/Article.aspx?id=/article-xml/avd_01_26_2012_p05-01-417946.xml
- ^ http://www.garuda-indonesia.com/gi_id/Berita/Garuda+Indonesia+Etihad+Airways+Tandatangani+Kerjasama+Codeshare.page?
- ^ Tempo Interaktif Pilot Garuda Diduga Meninggal Karena Serangan Jantung
- ^ "Hatta: Identifikasi Korban Tewas Garuda Juga Gunakan Tes DNA", Detikcom, 7 Maret 2007
- ^ "Garuda forms partnership with Liverpool FC". July 11, 2012.
- ^ http://www.liverpoolfc.com/news/latest-news/garuda-indonesia-signs-with-lfc
- ^ http://www.garuda-indonesia.com/gi_id/liverpoolfc/liverpoolfc.page?
Pranala luar
- (Inggris) Situs resmi Garuda Indonesia
- (Inggris) Detail armada Garuda Indonesia
- (Indonesia) PT. Garuda Indonesia B2B cabang Surabaya