Hideki Yukawa
{{Infobox scientist
| name = Hideki Yukawa 湯川 秀樹
| image = Yukawa.jpg|Hideki Yukawa
| image_size = 200px
| caption =
| birth_date = Tokyo, Japan
| death_date = 8 September 1981 (umur 74)
| death_place = Kyoto, Japan
| nationality = Japan
| field = Fisika Teoritis
| alma_mater = Universitas Imperial Kyoto
| work_institution = Universitas Imperial Osaka
Universitas Imperial Kyoto
[[ Osaka Imperial University
Kyoto Imperial University
Imperial University of Tokyo
Institute for Advanced Study
Universitas imperial Tokyo
Institut untuk Pelajaran Lanjutan
Universitas Columbia
| doctoral_advisor =
| doctoral_students =
|influences = Enrico Fermi
| known_for =
| prizes = Penghargaan Nobel dalam Fisika (1949)
| footnotes =
}}
Hideki Yukawa (湯川 秀樹; 1907-1981) ialah fisikawan asal Jepang dan merupakan orang Jepang pertama yang menerima Hadiah Nobel.
Dibesarkan di Kyoto, Jepang, dan belajar di universitas Kyoto di kota itu. Setelah menerima gelar doktor dari Osaka ia kembali ke Kyoto dan bekerja di sana.
Pada awal 1930 Yukawa menangani masalah yang menyebabkan inti atom tetap utuh meski ada gaya tolak-menolak proton yang membangun inti itu. Interaksinya harus cukup kuat namun jangkauannya terbatas, dan Yukawa mendapatkan bahwa hal itu dapat dijelaskan menurut pertukaran partikel (meson) antara nukleon, dengan massa partikel sekitar 200 kali massa elektron.
Pada 1936, tahun setelah ia mengajukan gagasannya, partikel dengan massa madya seperti itu didapatkan dalam sinar kosmik oleh Carl D. Anderson yang juga pernah menemukan positron. Namun, partikel ini-yang saat itu dinamai muon-berinteraksi lemah dengan inti seperti yang diharapkan. Misteri ini tak terungkap sampai 1947, saat fisikawan Inggris C.F. Powell menemukan pion yang bersifat seperti yang pernah diramalkan Yukawa, namun partikel ini meluruh cepat sekali menjadi muon yang memiliki umur lebih panjang (sehingga lebih mudah dideteksi).
Yukawa menerima Hadiah Nobel Fisika pada 1949. Pada tahun-tahun berikutnya ia menandatangani manifesto yang isinya menolak pengembangan senjata nuklir.