Methodios I dari Konstantinopel

Revisi sejak 5 Februari 2013 10.22 oleh Danu Widjajanto (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'St. '''Methodios I''' atau '''Methodius I''' ({{lang-el|Μεθόδιος Α΄}}), (788/800 – 14 Juni 847) adalah Patriark Konstantinopel dari 4 Maret 843 hin...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

St. Methodios I atau Methodius I (bahasa Yunani: Μεθόδιος Α΄), (788/800 – 14 Juni 847) adalah Patriark Konstantinopel dari 4 Maret 843 hingga 14 Juni 847. Ia lahir di Syracuse dan meninggal di Konstantinopel. Hari perayaannya jatuh pada tanggal 14 Juni.

Kehidupan

Ia lahir di keluarga kaya dan sewaktu muda dikirim ke Konstantinopel untuk melanjutkan pendidikannya. Namun, ia malah masuk biara di Bithynia dan pada akhirnya menjadi kepala biara.

Di bawah kekuasaan Kaisar Leo V (813-820), ikonoklasme pecah untuk kedua kalinya. Pada tahun 815, Methodios pergi ke Roma, kemungkinan sebagai utusan Patriark Nikephoros yang telah dijatuhkan. Sekembalinya pada tahun 821, ia ditangkap dan dibuang karena dituduh sebagai ikonodul oleh rezim ikonoklas Michael II. Ironisnya, Methodios dilepaskan pada tahun 829 dan mendapat posisi penting di istana Kaisar Theophilos yang juga merupakan seorang ikonoklas.

 
"Kemenangan Ortodoks", Methodius digambarkan di kanan atas, di sebelah Theodora dan bayinya.

Segera setelah kematian sang kaisar pada tahun 843, menteri Theoktistos meyakinkan Maharani Theodora, wali untuk anaknya Michael III, agar memulihkan ikon. Ia lalu menjatuhkan Patriark Yohanes VII yang merupakan seorang ikonoklas dan menjadikan Methodios sebagai penggantinya, sehingga mengakhiri kontroversi ikonoklasme. Satu minggu setelah menjadi patriark, bersama dengan Theodora, Michael, dan Theoktistos, Methodios melakukan prosesi kemenangan dari Gereja Blachernae ke Hagia Sophia pada 11 Maret 843 dan memulihkan ikon di gereja. Ini dianggap sebagai restorasi Ortodoks, dan menjadi hari libur di Gereja Ortodoks Timur, dirayakan setiap tahun pada hari Minggu Pertama Puasa Agung, dan dikenal dengan sebutan "Kemenangan Ortodoks".

Selama menjadi patriark, Methodios mencoba mengakomodasi orang yang sebelumnya merupakan ikonoklas. Kebijakan ini ditolak oleh para ekstremis, terutama pendeta dari biara Stoudios, yang meminta agar ikonoklas dihukum seberat hukuman untuk bidaah. Untuk mengendalikan para ekstremis, Methodios terpaksa mengekskomunikasi dan menangkap beberapa pendeta.

Referensi