Tawon pemangsa tarantula

tawon yang memburu dan memangsa tarantula (laba-laba) sebagai makanan untuk larvanya
Tawon Pemangsa Tarantula
Tawon Pemangsa Tarantula (Pepsis formosa)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Superfamili:
Famili:
Subfamili:
Tribus:
Pepsini
Genera

Pepsis
Hemipepsis

Tawon pemangsa tarantula adalah tawon pemangsa (predator) yang memburu dan memangsa laba-laba kelompok tarantula untuk dijadikan makanan bagi larvanya. Sebagai bangsa serangga yang memiliki sengat, tawon ini termasuk yang terbesar dengan panjang mencapai 5 cm.[1] [2] Ciri ciri badannya adalah warna metalik biru kehitam-hitaman, sayap berwarna oranye kecoklatan (spesies lainnya biasanya memiliki sayap hitam kebiru-biruan, merah, atau kecoklatan).[3] Warna pada sayap ini adalah sebagai peringatan untuk pemangsa lain bahwa mereka berbahaya (aposematisme).[2] Kaki kaki mereka yang panjang memiliki cakar kait untuk bergulat dan menjepit korbannya. Sengat pada tawon pemangsa tarantula betina panjangnya bisa mencapai 7 mm, dan sengatannya masuk pada kategori sengatan serangga yang paling menyakitkan di dunia.[3]

Perilaku

Tawon pemangsa tarantula mendapatkan namanya dari mangsanya.[2] Tawon betina dapat berburu hingga masuk ke lubang laba-laba tarantula, menangkapnya, menyengat, dan melumpuhkan laba-laba tersebut.[2] Setelah lumpuh, tawon ini kemudian menyeret korbannya kembali ke sarangnya atau memindahkannya ke sarang khusus yang sudah disiapkan sebelumnya.[2] Kemudian ia menaruh sebutir telur larvanya ke dalam perut laba-laba[1], dan seluruh proses ini dilakukan saat sang laba-laba masih dalam keadaan hidup.[2] Kemudian tawon menutup jalan masuknya, hingga saat telur menetas. Larva yang telah menetas pada awalnya tersambung pada laba laba pada ujung ekornya, lalu ia melengkungkan badannya, menempelkan kepalanya dan mulai menghisap.[2] Kemudian hisapannya akan melubangi perut laba-laba inangnya dan mulai memakan organ organ dalam laba-laba tersebut dengan ganas dan menghindari organ-organ yang vital sehingga laba-laba tersebut tetap hidup.[1] Karena selama laba-laba tersebut masih hidup, mereka masih bisa makan. Setelah beberapa minggu akhirnya larva ini menjadi dewasa dan keluar dari perut laba-laba untuk melanjutkan siklus hidupnya. Tarantula bukan satu satunya jenis laba-laba yang mereka mangsa, namun yang paling umum, sebagai jenis serangga pemangsa laba-laba, tawon ini juga dapat memangsa laba-laba besar jenis lainnya.

Sementara tawon janton tidak berburu, mereka mengkonsumsi sari bunga yang diproduksi oleh tanaman dan beberapa jenis pohon, tawon dewasa betina juga melakukan hal ini karena serangga ini tergolong hewan nectarivorous (pengkonsumsi gula yang diproduksi oleh sari bunga), terkadang mereka juga mengkonsumsi gula yang diproduksi oleh buah yang sudah terfermentasi dan ini sedikit beracun (memabukkan) untuk mereka sehingga mereka sulit untuk terbang.[2] Walaupun memiliki kecenderungan untuk aktif pada siang hari di bulan-bulan musim panas, mereka menghindari temperatur yang terlalu panas. Sementara untuk perilaku seksual tawon jantan terkenal senang duduk diatas tumbuhan/ tanaman yang tinggi-tinggi dan memperhatikan tawon-tawon betina yang berlalu lalang saat ia siap untuk bereproduksi.

Walaupun begitu tawon pemangsa tarantula bukan tergolong hewan ganas dan tidak suka menyerang karena utamanya mereka mengkonsumsi nektar.[1] Mereka hanya akan menjadi ganas apabila membutuhkan inang untuk larvanya dan mulai berburu laba-laba tarantula saat laba-laba ini sedang mencari pasangan di atas tanah atau masuk ke dalam lubang sarang laba-laba di bawah tanah. [1]

Sengat

Pemangsa

Hewan pemangsa tawon ini sangat sedikit, salah satu yang diketahui adalah burung pelari.

Habitat

Rujukan

  1. ^ a b c d e (Inggris)Partial fulfillment of Entomology assignment 2007, University of Texas at El Paso Website by Noami Marquez, Erik Balderrama, and Jessica Westin diakses 13 April 2013
  2. ^ a b c d e f g h (Inggris) Desert USA.com: Tarantula Hawks by David B Williams diakses pada 13 April 2013
  3. ^ a b (Inggris) New York Times: Oh, Sting, Where Is Thy Death? Oleh Richard Conniff August 10, 2009, 9:55 pm diakses 13 April 2013