Soetjipto Soedjono
Ir. Soetjipto Soedjono (13 Agustus 1945 – 24 November 2011), merupakan tokoh teknik sipil dan politisi terkemuka di Indonesia. Sutjipto juga merupakan mantan calon Gubernur Jawa Timur dalam Pilkada Jatim 2008 yang diusung PDI Perjuangan yang berpasangan dengan Ridwan Hisjam.
Biografi
- Nama: Ir. H. Soetjipto Soedjono
- Lahir: Trenggalek, 13 Agustus 1945[1]
- Wafat: Surabaya, 24 November 2011[2]
- Jabatan: Sekretaris Jenderal PDI-P, Wakil Ketua MPR-RI
- Keahlian: Penemu Teknik Fondasi Sarang Laba-laba
- Pendidikan: S1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Penemu Pondasi Sarang Laba-Laba
Beliau berasal dari Trenggalek, Jawa Timur. Gelar Sarjana Teknik Sipil diraih di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Insinyur Soetjipto bersama Insinyur Ryantori menemukan teknik fondasi konstruksi sarang laba-laba dan sejak 2004 pemilik paten fondasi konstruksi sarang laba-laba adalah PT Katama Suryabumi, fondasi ini terbukti aman dari gempa dan telah terbukti pada gempa di NAD, Sumatera Barat, Bengkulu, Manokwari, dan daerah rawan gempa lainnya. Sehingga dalam jangka dua tahun (3 Desember 2007 hingga 1 Desember 2009) telah mendapat lima penghargaan salah satunya Penghargaan Upakarti dengan kategori Rintisan Teknologi sebagai Pondasi Ramah Gempa. Insinyur Sutjipto lebih populer sebagai politisi ketimbang bidang konstruksi keahliannya. Nama pria kelahiran Trenggalek ini mencuat kepermukaan saat terjadinya konflik dalam tubuh PDI Jawa Timur. Soetjipto memilih mendukung DPP PDI pimpinan Megawati Soekarnoputri. Pilihan ini mengantarkannya menjabat Sekjen PDI-P dan Wakil Ketua MPR.
Karier
Beliau memimpin kader dan simpatisian PDI di Jawa Timur melawan campur tangan pemerintah dalam tubuh PDI. Dia pun memindahkan markas PDI ke kantor CV. Bumi Raya, perusahaan jasa konstruksi miliknya. Sebab kantor lama masih dikuasai kubu Latief Pudjosakti. Sebuah bentuk perlawanan kepada pemerintah yang otoriter sekaligus sebagai wujud dukungan kepada kepemimpinan Megawati yang didukung oleh arus bawah.
Pilihannya membela dan menjunjung demokrasi itu, telah mengantarkan lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang kemudian menemukan teknik fondasi sarang laba-laba, ini menjadi seorang politisi kaliber nasional. Ahli konstruksi yang temuannya antara lain dipakai di Bandara Hang Nadim, Batam, ini akhir lebih mengalir bicara politik ketimbang bidang konstruksi yang juga digelutinya.
Memang, kehidupan politik (berorganisasi) bukan hal baru baginya. Sejak di SMA tahun 1964, ia sudah aktif di Gerakan Siswa Nasional Indonesia. Kemudian saat kuliah di ITS, ia aktif di Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, hingga menjabat menjabat wakil sekretariat GMNI Jawa Timur (1971). Pada tahun 1986, ia pun mulai aktif di PDI. Lalu, dua tahun kemudian terpilih sebagai bendahara PDI Jawa Timur.