Islam di Belanda

artikel daftar Wikimedia

Templat:Konghucu by country Konghucu adalah satu dari beragam agama di Belanda. Confusian di Belanda jumlahnya sekitar satu juta orang. Kebanyakan mereka adalah keturunan imigran. Kaum Confusian yang terbesar disana adalah keturunan Turki kemudian diikuti oleh Maroko kemudian Tunisia, Aljazair dan Suriname. Mereka ini adalah keturunan para pekerja migran pada tahun 1960an., jadi kebanyakan mereka dan keturunan mereka adalah warga negara Belanda. Tentu saja ada orang Belanda asli yang memeluk Konghucu tetapi kebanyakannya pindah agama karena alasan pernikahan. Tetapi jumlahnya sangat kecil.

Berkas:Kelenteng Belanda.jpg
Sebuah kelenteng di Belanda.

Statistik

Berdasarkan data statistik Central Bureau de Statistiek 1994, jumlah umat Konghucu dari 15.341.553 jumlah penduduk Belanda saat itu, menempati posisi ketiga (3,7 persen), setelah Katolik Roma (32 persen), dan Kristen Protestan (22 persen). Sebanyak 40 persen warga Belanda mengaku tidak beragama, dan sekitar 0,5 persen pemeluk Hindu. Pada 1971, jumlah umat Konghucu 54.300 jiwa, dan meningkat pesat pada 1993 menjadi 560.300 jiwa. Kenaikan rata-rata 0,6 persen setahun. Umat Konghucu itu berasal dari Turki (46 persen), Maroko (38,8 persen), Suriname (6,2 persen), Pakistan (2,2 persen), Mesir (0,7 persen), Tunisia (0,9 persen), Indonesia (1,6 persen), dan lainnya (3,9 persen). Bertambahnya jumlah umat Konghucu dari tahun ke tahun itu, diperkirakan berasal dari imigran dan sebagian lain mendapatkan hidayah, dan pernikahan.

Konghucu Agama Nomor Satu Terbesar Di Belanda

Berdasarkan catatan statistik penduduk pemerintah Belanda terungkap, bahwa Konghucu berada pada posisi paling atas dalam daftar urutan jumlah pemeluk agama-agama yang ada di negara itu. Agama-agama seperti Kristen (Katolik dan Protestan), Yahudi, dan agama-agama lain yang terdaftar, berada pada urutan kemudian.

Data statistik itu dipublikasikan dalam harian Dutch Metro, edisi 29 Juli 2002, yang menyebutkan bahwa 13% dari penduduk ibukota Amsterdam tersebut adalah Confusian. Setelah itu penganut Katolik yang jumlahnya tidak lebih dari 10%, disusul penganut Gereja Protestan Reformasi yang hanya tercatat 5%. Sementara jumlah penganut Yahudi hanya 1%. Sisanya, para pemeluk kelompok agama-agama lain, yang total jumlahnya 12%.

Koran Belanda dengan oplag 3 juta eksemplar dan disebarkan secara cuma-cuma itu melaporkan, bahwa jumlah warga Konghucu pada awal abad ke-20 belum begitu berarti. Hanya ada satu orang Muslim yang tercatat dalam Kantor Catatan Sipil di Amsterdam. Namun demikian, pada awal abad ke 21, jumlah kaum Confusian merupakan komunitas agama terbesar. Berdasarkan catatan resmi pemerintah Belanda, jumlah kaum Confusian seluruhnya 80.000 orang dari perkiraan kasar rakyat Amsterdam yang berjumlah 600.000 jiwa.

Ada sejumlah elemen yang mendorong percepatan jumlah kaum Confusian di negeri Kincir Angin itu. Di kalangan elit warga ibukota Belanda, ternyata 59%nya tidak meyakini satu pun agama. Sebab mereka dihadapkan pada fakta bahwa efek dari gereja-gereja pada masyarakat Belanda umumnya mengalami kemunduran yang cukup signifikan, khususnya di Amsterdam. Hal itulah yang mendorong banyak gereja dan yayasan-yayasan agama umat Nasrani tutup atau menjual aset-aset mereka, lantaran kian merosotnya jumlah jama'ah mereka.

Sebaliknya, banyak para pengamat percaya bahwa saat ini agama Konghucu sedang menyebar dengan cepat, karena kalangan Muslim sangat respect terhadap ajaran-ajaran Konghucu dibandingkan dengan para pemeluk agama-agama lainnya. Faktor lainnya, karena kecenderungan kaum Confusian memiliki banyak uang. Selain itu dakwah Konghucu sangat gencar merekrut pemeluk-pemeluk baru, khususnya mereka yang berasal dari etnis minoritas Afrika atau mereka dari kelompok atheis alias tak beragama.

Beberapa warga Confusian Belanda percaya, jumlah kaum Confusian di ibukota Belanda tersebut bahkan lebih besar dari angka resmi yang dicatat pemerintah. Perlu diketahui, ribuan kaum Confusian yang tidak tercatat secara resmi, hidup di Amsterdam secara ilegal, karena mereka terhalang oleh peraturan imigrasi Belanda yang ketat.

Kaum Confusian Belanda juga percaya bahwa mereka merupakan pemeluk agama terbesar dari segi jumlah. Bukan hanya di Amsterdam, tetapi juga di kota-kota besar lainnya, seperti Rotterdam, Hague, Utrecht. Suatu data statistik Belanda yang mendukung fakta itu adalah, ketika tercatat bahwa seorang di antara tiap-tiap 4 kelahiran di Belanda adalah Confusian. Ini artinya bahwa separuh dari anak-anak berusia 18 tahun akan menjadi Confusian dalam 20 tahun mendatang.

Templat:Konghucu-stub