Pembicaraan:Ulama Minangkabau


Komentar terbaru: 11 tahun yang lalu oleh Rahmatdenas pada topik Gambar

Subjudul Ulama Besar

Saya pikir bagaimana kalau subjudul tersebut kita tulis ulang, dengan pembagian per era, misalnya 1800-an s/d 1900-an, dan era kontemporer (abad 20 dst)? Jadinya nanti lebih berbentuk prosa daripada daftar, dan menghilangkan pengulangan yg sudah ditulis sebelumnya (misalnya Datuk ri Bandang & Syekh Burhanuddin Ulakan). Bagaimana pendapat yang lain? Salam, Naval Scene (bicara) 19 Juni 2013 06.13 (UTC)Balas

Setuju saja Dinda Naval Scene. Modifikasi sajalah sebaik-baiknya. Terima kasih, salam.  ~Jay rang Koto 19 Juni 2013 18.32 (UTC)Balas
Sudah diurutkan secara kronologis dan diubah menjadi berbentuk paragraf. Mungkin bahasanya masih perlu disunting lagi agar lebih menghindari kata-kata bersayap dan gaya bercerita naratif. Bagaimana pendapat yang lain? Salam, Naval Scene (bicara) 21 Juni 2013 13.39 (UTC)Balas
Bagaimana kalau 'reformis' diganti 'pengusung puritanisme'?  RahmatdenasMengecat   23 Juni 2013 03.46 (UTC)Balas
Saya rasa sebetulnya boleh-boleh saja. Hanya saja buku rujukan Djohan Effendi menyebut istilah "reformis" tsb 5x, sedangkan istilah puritanisme dia nisbatkan ke organisasi Persis dan al-Irsyad. Artikel ensiklopedia kan perlu merujuk pada suatu sumber, bukan interpretasi atas sumber. Nah, kalau Bung Rahmat ada rujukan tambahan lain yg mendukung, bisa saja ditambahkan dan dipakaikan istilah "puritanisme" tsb. Salam, Naval Scene (bicara) 24 Juni 2013 03.32 (UTC)Balas

Info tambahan?

Terpancing komentar Bung Rahmat di atas, bagaimana kalau kita tambahkan keterangan tentang konflik ulama kelompok "golongan muda" vs. "golongan tua"? Satu hal lagi yg terpikir, bagaimana dgn fenomena menarik di Minangkabau tentang "PKI lokal Islami" & "Haji Datuk Batuah"? Hmm.. tapi mungkin yg terakhir ini agak out-of-topic, ya? Bagaimana pendapat yang lain? Salam, Naval Scene (bicara) 24 Juni 2013 03.39 (UTC)Balas

Boleh saja, itu kan termasuk sejarah ulama Minangkabau yang patut ditambahkan juga. Justru itu dapat dijadikan keunikan tersendiri dari artikel ini karena mengupas sisi lain sejarah keulamaan di Ranah Minang. SpartacksCompatriot lapak stensil 24 Juni 2013 06.15 (UTC)Balas
Langsung eksekusi saja, pak. Kalau terkait PKI lokal, sumbernya masih terbatas. Oh ya, jangan lewatin pula, ada artikel Islam di Sumatera Barat.  RahmatdenasMengecat   24 Juni 2013 09.59 (UTC)Balas

Gambar

Aslmlkm Dinda Ichsan. Kelihatannya sudah makin lengkap saja isi artikelnya. Tapi gambar paling atas tampaknya kurang pas ya?!. Apa Dinda bisa ganti gambarnya sama gambar yang lebih mengena?. Begitu dulu pendapat dari saya, maaf kalau ada yang kurang. Terima kasih Dinda, salam sejahtera.  ~Jay rang Koto 30 Juni 2013 08.31 (UTC)Balas

Gambar seroman ini mungkin: http://hmasoed.files.wordpress.com/2012/01/group-ulama-national-businees.jpg?w=930&h=662 (sumber)?  RahmatdenasMengecat   30 Juni 2013 09.32 (UTC)Balas
Kembali ke halaman "Ulama Minangkabau".