Bab dan ayat dalam Alkitab

Revisi sejak 29 Juni 2013 17.18 oleh ArdBot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-[[Category: +[[Kategori:))

Pasal dan ayat dalam Alkitab adalah penomoran bagian-bagian dalam Kitab Suci Kristen. Alkitab merupakan kumpulan sejumlah kitab dari zaman berbeda dan kemudian disatukan dalam susunan kanon. Semua kitab kecuali yang pendek-pendek, telah dibagi atas sejumlah "pasal-pasal", biasanya kira-kira sepanjang satu halaman, sejak awal abad ke-13 M. Sejak pertengahan abad ke-16, tiap pasal dibagi lagi atas "ayat-ayat" yang terdiri dari beberapa baris atau kalimat pendek. Kadangkala satu kalimat dibagi atas beberapa ayat seperti Efesus 2:8–9, dan kadangkala terdapat lebih dari satu kalimat dalam satu ayat, seperti Kejadian 1:2. Pembagian pasal dan ayat bukanlah bagian dari teks asli, karena itu mereka menjadi bagian paratext Alkitab.

Pembagian pasal dan ayat dalam Alkitab Ibrani (Tanakh) yang dilakukan oleh orang Yahudi mempunyai perbedaan di sejumlah tempat dibandingkan dengan pembagian yang dipakai oleh orang Kristen pada bagian Perjanjian Lama, tetapi di antara kelompok Kristen ada yang memakai pembagian yang dipakai orang Yahudi. Versi Terjemahan Baru Alkitab bahasa Indonesia, misalnya, cenderung mengikuti penomoran Alkitab Ibrani, sehingga berbeda dengan versi bahasa Inggris. Misalnya dalam tradisi Yahudi, keterangan di awal banyak mazmur dianggap ayat tersendiri, tetapi dalam Alkitab bahasa Inggris, tidak dihitung, sehingga terdapat perbedaan 116 ayat lebih banyak di Alkitab Ibrani dan Alkitab bahasa Indonesia. Beberapa perbedaan pembagian pasal juga terdapat dalam sejumlah tempat misalnya 1 Tawarikh 5:27–41 di Alkitab Ibrani diberi nomor 1 Tawarikh 6:1-15 di Alkitab bahasa Inggris.

Sejarah

Pembagian pasal

Naskah-naskah asli tidak mengandung penomoran pasal dan ayat seperti yang sekarang terbiasa digunakan oleh pembaca modern. Pada zaman dahulu, naskah-naskah bahasa Ibrani dibagi atas paragraf-paragraf (parashot) yang diidentikasi dengan dua huruf abjad Ibrani. Huruf Pe menandai paragraf "terbuka" yang mulai dengan baris baru, sedangkan huruf Samekh menandai paragraf "tertutup" yang dimulai pada baris yang sama setelah sebuah spasi jeda.[1] Salinan tertua Kitab Yesaya yang ditemukan di antara Gulungan Laut Mati menggunakan kedua huruf Ibrani ini untuk membagi paragraf, meskipun agak berbeda pembagiannya dengan Teks Masoret.[2] Cara pembagian ini berbeda dengan penggunaan huruf-huruf berurutan abjad untuk membuat komposisi sajak tertentu, disebut akrostik, misalnya pada sejumlah mazmur dalam Kitab Mazmur dan sebagian besar pasal dalam Kitab Ratapan.

Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama) juga dibagi dalam sejumlah bagian lebih besar. Orang Israel membagi seluruh Taurat Musa, yang merupakan kumpulan lima kitab, menjadi 154 bagian, sehingga dapat dibacakan dalam ibadah mingguan selama tiga tahun. Di Babel, Taurat dibagi menjadi 53 atau 54 bagian (Parashat ha-Shavua) sehingga dapat dibaca lengkap setiap minggu (dan hari-hati raya tertentu) dalam satu tahun.[2]

Perjanjian Baru juga pernah dibagi atas bagian topik yang dikenal dengan nama kephalaia sampai abad ke-4 M. Eusebius dari Kaisarea membagi keempat kitab Injil menjadi bagian-bagian yang ditulisnya dalam sejumlah tabel atau canon. Sistem-sistem pembagian tersebut berbeda dengan pembagian pasal modern.[3]

Archbishop Stephen Langton dan Cardinal Hugo de Sancto Caro mengembangkan suatu skema pembagian sistematik Alkitab di awal abad ke-13. Sistem yang dibuat oleh Archbishop Langton ini mendasari pembagian pasal Alkitab pada zaman modern.[4][5]

Meskipun pembagian pasal telah menjadi universal, ada edisi-edisi Alkitab yang diterbitkan tanpa pembagian tersebut. Biasanya edisi-edisi tersebut menggunakan kriteria tematik atau literatur untuk membuat pembagian kitab-kitab Alkitab. Contohnya adalah karya John Locke Paraphrase and Notes on the Epistles of St. Paul (1707),[6] Alexander Campbell The Sacred Writings (1826),[7] Richard Moulton The Modern Reader's Bible (1907),[8] Ernest Sutherland Bates The Bible Designed to Be Read as Living Literature (1936),[9] dan The Books of the Bible (2007) terbitan International Bible Society (Biblica).

Pembagian ayat

Selama paling sedikit 1000 tahun Tanakh memuat suatu sistem yang ekstensif dalam menandai pemisahan bertingkat untuk bagian, alinea dan frasa, yang diindikasikan dengan penandaan vokalisasi dan kantilasi pada Teks Masoret. Satu tanda yang paling sering digunakan adalah tanda baca khusus, sof passuq, simbol untuk "tanda titik" untuk stop penuh atau ganti kalimat, mirip dengan "tanda titik dua" (colon, ":") dalam ortografi huruf Latin. Bersamaan dengan permulaan percetakan dan penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lain, pembagian ayat (versification) Perjanjian Lama dilakukan umumnya bersesuaian dengan tanda titik yang sudah ada pada naskah Ibrani, dengan sedikit perkecualian terpisah. Banyak yang menyebutkan pembagian ini merupakan jasa Rabbi Isaac Nathan ben Kalonymus yang membuat konkordansi Alkitab pertama pada sekitar tahun 1440.[5]

Orang pertama yang membagi pasal-pasal Perjanjian Baru atas ayat-ayat adalah pakar Alkitab dari ordo Dominikan asal Italia Santi Pagnini (1470–1541), tetapi sistemnya tidak pernah dipakai luas.[10] Robert Estienne membuat penomoran ayat dalam karyanya, Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani edisi tahun 1551,[11] yang juga diterapkan dalam publikasi Alkitab bahasa Perancis olehnya pada tahun 1553. Sistem yang dibuat Estienne ini diterima luas, dan sekarang digunakan dalam hampir semua Alkitab modern.

Statistik Alkitab Kristen

Jumlah kata-kata bervariasi tergantung dari apakah aksara-aksara abjad Ibrani pada Mazmur 119, keterangan di awal sejumlah mazmur dan tambahan keterangan di akhir surat-surat Paulus, turut dihitung atau tidak.

Statistik berikut ini berdasarkan Alkitab dalam bentuk modern yang terdiri dari 66 kitab, termasuk Perjanjian Baru, tetapi tidak menyertakan kitab-kitab Deuterokanonika.

Pasal
  • Terdapat 929 pasal dalam Perjanjian Lama dan 260 pasal dalam Perjanjian Baru. Dengan demikian seluruhnya terdapat 1.189 pasal (rata-rata , 18 pasal tiap kitab).
  • Mazmur 117 merupakan pasal tengah dalam Alkitab, yaitu pasal ke-595.[12]
  • Mazmur 117 juga merupakan pasal terpendek dalam Alkitab, hanya terdiri dari 2 ayat.
  • Mazmur 119 merupakan pasal terpanjang dalam Alkitab.
  • Lima kitab hanya terdiri dari 1 pasal: Kitab Obaja, Surat Filemon, Surat 2 Yohanes, Surat 3 Yohanes dan Surat Yudas. Dalam banyak edisi cetak, nomor pasal untuk kitab-kitab ini tidak disebutkan dan hanya ditulis nomor ayat saja (misalnya Filemon 3, yang sama dengan Filemon 1:3).
Ayat

Lihat pula


Referensi

  1. ^ Ernst Würthwein, The Text of the Old Testament (Grand Rapids: Eerdmans, 1998), p. 20.
  2. ^ a b Würthwein, The Text of the Old Testament, n. 28.
  3. ^ Kurt and Barbara Aland, The Text of the New Testament (Grand Rapids: Eerdmans and Leiden: E.J. Brill, 1989), pp. 252 ff.
  4. ^ Hebrew Bible article in the Catholic Encyclopedia.
  5. ^ a b Moore, G.F. The Vulgate Chapters and Numbered Verses in the Hebrew Bible at JSTOR.
  6. ^ London: Awnsham and John Churchill, 1707
  7. ^ 1826; repr. Nashville: Gospel Advocate Restoration Reprints, 2001
  8. ^ New York: Macmillan, 1907
  9. ^ New York: Simon and Schuster, 1936)
  10. ^ Miller, Stephen M., Huber, Robert V. (2004). The Bible: A History. Good Books. hlm. 173. ISBN 1-56148-414-8. 
  11. ^ "Chapters and Verses: Who Needs Them?," Christopher R. Smith, Bible Study Magazine (July-Aug 2009): 46-47.
  12. ^ The Center of the Bible at BreakTheChain.org
  13. ^ Number of chapters and verses in each book at BlueLetterBible.org
  14. ^ King James Bible Statistics at BibleBelievers.com

Pranala luar